Cerita Nostalgia

Ketika Rp 25 Juta Jadikan Ansyari Lubis Gelandang Termahal Indonesia

Sebelum nama Evan Dimas mengemuka, sebelum Firman Utina dielu-elukan Indonesia, dan sebelum Egy Melgiansyah sempat dipuja, tersebutlah nama Ansyari Lubis.

Ia adalah gelandang termahal Indonesia pada zamannya, bahkan Evan Dimas disebut-sebut titisan dari Ansyari Lubis.

Posturnya tidak terlalu tinggi hanya 160 cm saja, tapi lelaki kelahiran Tebing Tinggi ini selalu tampil dominan setiap kali berlaga di lapangan.

Kiprahnya selalu diingat sebagai salah satu playmaker hebat yang pernah bermain di Tanah Air.

BACA JUGA: Belajar Mencintai Indonesia dari Papua dan Boaz Solossa

Perjalanan karier

Ia memulai karier di kesebelasan tempat kelahirannya, PSKTS Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

Permainannya kemudian memikat tim legendaries, Medan Jaya, yang kala itu sedang dalam masa-masa terbaiknya.

Di sana Ansyari merumput selama empat tahun. Meski tidak memberikan trofi bergengsi untuk tim berjuluk Kijang Sumatera tersebut, kemampuan hebat Ansyari Lubis sudah tersohor di seluruh negeri.

BACA JUGA: Rochy Putiray, Berlian Terbaik dari Maluku

Pelita Jaya yang juga pada era 1990-an berada di masa terbaik mereka, kemudian berusaha merekrut Ansyari. Hasrat Pelita sempat terhambat karena pemain yang akrab disapa Uwak ini kemudian bermain di Persis Solo dengan status pinjaman.

Setelah negosiasi yang sulit, akhirnya Ansyari Lubis mendarat di Pelita dengan harga yang ditebus sebesar Rp 25 juta jelang gelaran Galatama musim 1993/1994.

Angka itulah yang menjadikan Ansyari Lubis pemain termahal di Indonesia.

BACA JUGA: Firman Utina, Playmaker Terbaik Indonesia di Tengah Kepungan Bintang Asing

Previous
Page 1 / 2