Cerita Nostalgia

75 Tahun RI, Ini 3 Momen Terbaik Timnas Indonesia 17 Tahun Terakhir

Tepat hari ini, 17 Agustus 2020 Republik Indonesia merayakan hari jadi ke 75. Setelah dijajah oleh banyak negara selama lebih dari 300 tahun, Indonesia resmi menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.  Sejak peristiwa itu, Indonesia mulia berbenah di segala sektor agar terpenuhi tujuan sebagai negara yang makmur, tak terkecuali di sepak bola.

Sebenarnya, induk sepak bola Indonesia telah berdiri sejak 16 April 1930 atau 15 tahun lebih dahulu dari kemerdekaan Indonesia. Namun kala itu masih di bawah naungan pemerintah Hindia-Belanda. 

Barulah pada tahun 1952, PSSI menyatakan telah resmi bergabung dengan FIFA. Yang kemudian dua tahun setelahnya tepat pada tahun 1954 PSSI bergabung dengan AFC sebelum pada 1984 induk sepak bola Indonesia itu menyatakan keikutsertaannya pada AFF. 

Prestasi Timnas Indonesia sebenarnya memang cukup seret. Tak banyak gelar mayor yang mampu diraih skuat Garuda. Terakhir Timnas Indonesia mendapat prestasi adalah medali emas di SEA Games Filipina 1991.

Namun, jika kita menyingkirkan sedikit perihal trofi, terdapat momen-momen spesial yang dari Timnas Indonesia mulai dari sisi permainan yang cantik, mau pun daya juang yang luar biasa setidaknya dalam 17 tahun terakhir. 

 

Tampil Mengejutkan di Piala Asia 2007

Tampil sebagai tuan rumah nampaknya membakar semangat pemain Garuda berkali-kali lipat. Di pertandingan pertama, skuat asuhan Ivan Kolev itu mampu mengalahkan Bahrain 2-1. Kemenangan di hadapan 60 ribu suporter Timnas Indonesia itu disambut meriah oleh semua kalangan. Walau di dua pertandingan setelahnya Indonesia gagal meraih kemenangan karena takluk dari Arab Saudi dan Korea Selatan, perjalanan Timnas Indonesia di Piala Asia 2007 menjadi momen indah tersendiri untuk diingat. 

 

Antiklimaks Piala AFF 2010

Tampil menjadi tuan rumah Piala AFF 2010, harapan suporter kala itu skuat Garuda mampu meraih gelar juara untuk kali pertama. Tampil heroik di babak grup dengan melibas lawan-lawannya dengan skor telak. Praktis tim yang diasuh Alfred Riedl kala itu hanya menemui perlawanan sengit dari Thailand di pertandingan terakhir babak grup. 

Mampu lolos sebagai juara grup, Indonesia lolos ke partai final setelah menyingkirkan Filipina di babak sebelumnya. Bertemu dengan Malaysia yang berhasil dikalahkan di babak grup dengan skor telak 5-1, wajar apabila suporter Indonesia telah bersiap menyambut gelar juara. 

Sayang, di partai final yang diselenggarakan dua leg itu, Indonesia malah antiklimaks. Permainan apik nan impresif di babak sebelumnya seolah hilang seketika. Harimau Malaya seolah berubah menjadi kekuatan yang berbeda hingga mampu membekuk Indonesia 3-0 di Bukit Jalil dan memastikan juara di Senayan karena menang agregat dari Firman Utina dkk. lewat skor 4-2. 

 

Tampil heroik di Asian Games 2018

Indonesia memang mampu tampil hebat kala bermain di Jakarta. Begitu pula di Asian Games 2018 lalu yang mana Indonesia menjadii tuan rumah. Di bawah asuhan Luis Milla, Timnas Indonesia U-23 tampil luar biasa. 

Menjadi juara Grup A dengan koleksi 9 angka dari 4 pertandingan, skuat Garuda maju ke babak 16 besar. Di sini kemudian drama terjadi. Indonesia harus gigit jari usai tersingkir secara tragis dari Uni Emirat Arab melalui drama adu penalti. 

Tampil luar biasa sepanjang 120 menit, semangat juang Garuda Muda benar-benar mendapat pujian yang mana mereka menyerang habis-habisan hingga menit terakhir untuk menyamakan kedudukan karena tertinggal 2-1 dari tim Timur Tengah itu. 

Stefano Lilipaly mampu menyamakan skor di menit 90+4 yang membuat penonton loncat kegirangan. Sayang, momen luar biasa itu hangus berkat kekalahan di babak adu penalti. Pola permainan yang diterapkan Luis Milla kala itu mendapat pujian suporter karena bermain begitu rapi dan enak ditonton. Sayang, nasib baik tak berpihak di babak tos-tosan.