Turun Minum Serba-Serbi

Aksi Pesepak Bola Keturunan Indonesia yang Bermain di Liga Top Eropa

Prestasi sepak bola Indonesia yang mandek selama beberapa tahun terakhir membuat PSSI gemar menaturalisasi para pesepak bola keturunan Indonesia untuk membela timnas dalam beberapa tahun terakhir.

Di awali dengan menaturalisasi Cristian Gonzales pada 2010 guna mempersiapkan diri tampil di Piala AFF 2010. Pemain kelahiran Uruguay tersebut menjadi andalan tim Garuda sehingga mampu maju ke partai final. Walau tak juara, langkah naturalisasi terhadap Gonzales dinilai berhasil karena mampu mendongkrak performa timnas.

Manuver PSSI untuk menaturalisasi para pesepak bola keturunan Indonesia atau pemain asing yang telah lama berkiprah di sepak bola nasional semakin gencar dilakukan. Seolah menjadi pembuka jalan, selepas Gonzales muncul deretan pemain naturalisasi lainnya. Sebut saja Diego Michiels, Raphael Maitimo, hingga Stefano Lilipaly yang dikategorikan sebagai pesepak bola keturunan Indonesia dan Belanda.

Sudah jadi rahasia umum apabila banyak pemain Belanda yang memiliki darah Indonesia. Beberapa nama beken diantaranya adalah tiga legenda hidup timnas Belanda yakni Giovanni van Bronckhorst, Robin van Persie, dan Nigel de Jong.

Di beberapa musim ke belakang, terdapat pula sejumlah pesepak bola keturunan Indonesia yang mentas bersama klub-klub top Eropa. Walau kecil peluang mereka untuk bermain reguler atau menembus tim besar, namun tak ada salahnya kita melihat aksi pesepak bola keturunan Indonesia yang bermain di liga top Eropa.

Berikut kami sajikan lima nama pesepak bola keturunan Indonesia yang aksinya cukup menjanjikan di liga top Eropa bersama klubnya masing-masing.

BACA JUGA: 5 Pemain Keturunan Indonesia di Asia Tenggara

BACA JUGA: Tujuh Pemain Sepak Bola Eropa Keturunan Asia Tenggara

Benjamin van Leer (Sparta Rotterdam)

Belum pernah memperkuat timnas Belanda membuat pemain 28 tahun ini masih berkemungkinan untuk memperkuat timnas Indonesia. Dibatalkannya Eredivisie 2019/2020 membawa berkah tersendiri karena ia kembali tampil di kasta tertinggi usai direkrut Sparta Rotterdam untuk musim 2020/2021 walau tak disebutkan biaya transfernya. Sebelumnya ia sempat dipinjamkan ke NAC Breda yang bermain di kasta kedua.

Foto: Medium

Kenny Tete (Olympique Lyon)

Bintang Lyon ini memiliki darah Indonesia dari sang Ibu dan sejak 2015 ia telah bermain sebanyak 13 kali untuk Timnas Belanda sekaligus menutup peluang baginya untuk berbaju merah putih. Musim lalu bersama Les Gones Tete telah bermain dalam 25 pertandingan di semua ajang termasuk Liga Champions dan membuat satu asis. Pemain berusia 24 tahun yang memiliki nilai pasar 5,5 juta euro itu sendiri sebenarnya sudah mengemas 9 asis dari total 76 pertandingan di semua ajang sejak didatangkan di musim 2017/18.

Foto: The Transfer Tavern

Radja Nainggolan (Cagliari/Inter)

Meski tak memiliki hubungan yang baik dengan sang ayah, Radja Nainggolan tetap menghargainya dengan selalu menggunakan marga Nainggolan di setiap jersi tim yang ia bela. Pemain yang sempat berkunjung ke Jakarta pada 2013 lalu ini telah memperkuat timnas Belgia sebanyak 30 kali dan menjadi bagian penting Belgia di EURO 2016 lalu. Musim 2019/2020 lalu dalam masa peminjamannya di Cagliari, Radja berhasil mencetak 6 gol dan 7 asis dalam 29 laga di semua ajang. Karakteristik permainan keras membuatnya diganjar total 4 kartu kuning di musim ini.

Foto: SempreInter.com

Emil Audero Mulyadi (Sampdoria)

Lahir di Mataram, NTB 23 tahun silam, penjaga gawang yang kini memperkuat tim Serie A, Sampdoria, ini memulai karier bersama tim muda Juventus pada 2008. Ia juga beberapa kali menjadi pilihan utama timnas Italia diberbagai kelompok umur dan tinggal menunggu waktu tampil bersama tim senior. Musim 2019/2020 lalu ia bermain dalam 38 laga di semua ajang di mana 95% diantaranya bermain sejak menit pertama. Ia juga berhasil mencatatkan 9 kali nirbobol.

Foto: Zimbio

Jairo Riedewald (Crystal Palace)

Menembus skuad senior Ajax pada tahun 2013, pemain 24 tahun itu menghabiskan 4 tahun di sana sebelum ditebus Crystal Palace pada 2017 dengan mahar 9 juta euro. Bermain di Liga Inggris yang terkenal intens tentu membutuhkan kerja yang lebih keras, Riedewald pun belum mampu menembus sebelas pertama pilihan Roy Hodgson. Musim 2019/2020 lalu ia hanya bermain 19 kali di semua ajang bersama The Eagles dan kurang dari 20% tampil sebagai pemain inti.

Foto: YouTube Crystal Palace