Suara Pembaca

Ketika “Antagonis” Captain Tsubasa Berlabuh di Eropa

Membicarakan manga Captain Tsubasa memang tidak ada habisnya. Selalu ada tokoh antagonis dan Tsubasa-lah yang selalu menjadi protagonis.

Mulai dari zaman Sekolah Dasar, hingga Tsubasa kini berlabuh di Barcelona, satu demi satu lawan bermunculan. Mulai dari Kojiro Hyuga, Carlos Santana, hingga Natureza silih berganti menantang Tsubasa.

Anime memang hanya membahas sampai Junior Youth Tournament yang mempertemukan timnas Jepang melawan si pemilik tendangan api asal Jerman, Karl Heinz Schneider. Namun, dalam manga, Captain Tsubasa sudah menyentuh arc Rising Sun yang menceritakan perebutan medali emas dalam ajang Olimpiade Madrid.

Banyak perubahan, terutama lawan-lawan Tsubasa yang berbenah dan belajar dari kesalahannya. Mulai dari Stefan Levin yang hatinya tidak lagi membeku, hingga Natureza yang menjadi salah satu didikan cemerlang Roberto Hongo selain Tsubasa Ozora.

Inilah deretan tokoh antagonis dalam Captain Tsubasa beserta klub pilihannya di kancah Eropa.

BACA JUGA: Ketika Kawan-kawan Tsubasa Dipinang Klub J. League

Karl Heinz Schneider

Si pemilik tendangan api ini memiliki dendam kesumat pada Tsubasa. Ditambah, pemain berbakat asal Jerman ini memiliki hasrat menjuarai Liga Champions dan mengalahkan Barcelona di partai puncak. Dengan merekrut pemain-pemain muda berbakat di Bundesliga, Bayern Muenchen pun tak luput dengan satu nama, sang kaisar, Schneider.

Foto: Yoichi Takahashi/SHUEISHA

Stefan Levin

Sama dengan Schneider, Levin merupakan salah satu senjata Bayern Muenchen dalam membentuk tim terkuat di Jerman. Jika Schneider direkrut dari Hamburg SV, Levin direkrut dari FC. Köln. Terlebih, kapten sekaligus striker timnas Swedia ini memiliki hasrat yang sama dengan Schneider, yakni mengalahkan Tsubasa Ozora.

Foto: Yoichi Takahashi/SHUEISHA

Xiao Junguang

Masih dengan Bayern Muenchen yang sepertinya tidak pernah lelah merekrut pemain berdarah muda. Kali ini adalah striker andalan timnas Cina yang pernah dikalahkan timnas Jepang di Piala Asia. Dengan hadirnya Xiao, lengkap sudah kepingan puzzle untuk mewujudkan jurus Bayern's ultimate circulating shot yang berbahaya.

Foto: Yoichi Takahashi/SHUEISHA

Brian Cruyfford

Jagad universe Captain Tsubasa dibuat terkejut, kala salah satu gelandang menjanjikan asal Belanda memutuskan Manchester United sebagai pelabuhan karier barunya dari Ajax. Jantung total football timnas Belanda sekaligus pemilik dribel mematikan bernama Cruyff Turn ini patut disimak ketika berjibaku dengan gaya kick and rush ala Liga Inggris.

Foto: Yoichi Takahashi/SHUEISHA

Salvatore Gentile

Lahir untuk Italia, hidup untuk Juventus dan mati untuk keduanya! Begitulah Gentile sebagai pemain Juventus yang meniti karier sepak bolanya sejak di Juventus Primavera. Dengan julukan “Catenaccio Heaven-Sent”, Gentile tidak hanya menargetkan Serie A dengan Hyuga di Juventus dan Aoi di Inter sebagai rival, tapi juga Eropa dengan Tsubasa di Barcelona-nya.

Foto: Yoichi Takahashi/SHUEISHA

Zino Hernandez

Jika Gentile dijuluki “Catenaccio Heaven-Sent”, maka kiper kebangaan Italia dan Juventus ini adalah “Catenaccio Last Stand” dengan golden hand dan penahbisan kiper terbaik di Eropa.

Foto: Klab Games

Carlos Santana

Ketika ditanya siapa pemain terhebat di Spanyol, Santana menjawab Tsubasa, walau saat itu Tsubasa bermain untuk Barcelona B. Rivalitas mereka memang sudah dipupuk sejak Tsubasa membela Sao Paulo dan Santana untuk Flamengo. Tsubasa-lah yang menyadarkan dinginnya Santana ketika bermain bola hingga memiliki julukan cyborg.

Foto: Yoichi Takahashi/SHUEISHA

Michael

Bermain bersama tim lokal Catalan dan diajari bermain bola oleh seorang Uskup, melahirkan Michael seorang yang religius. Dipinang oleh Barcelona U-12 namun ia tolak. Suatu ketika, insiden besar terjadi, ia tidak ingin bermain sepak bola lagi. Hingga akhirnya dirinya melihat permainan Tsubasa dan memutuskan untuk bergabung dengan CD Numancia untuk menantangnya.

Foto: Yoichi Takahashi/SHUEISHA

Juan Diaz

Maradona versi Captain Tsubasa universe ini agaknya memang dibuat mirip dengan aslinya. Berlabuh ke Napoli, sang pemilik street dribble dan banana shot ini menambah daftar panjang invasi pemain latin yang hadir di Eropa.

Foto: Yoichi Takahashi/SHUEISHA

Ramon Victorino, Franz Schester dan Manfred Margus

Jika Bayern merekrut kapten di tiap negara dengan spesifikasi shoot yang mengerikan, maka Werder Bremen merekrut sesuai kebutuhan. Lini tengah tentu bertumpu kepada Schester, ada dua opsi; memberikan bola ke Victorino dengan tipikal striker yang memiliki dribel dan kecepatan di atas rata-rata, atau umpan lambung kepada Margus yang memiliki tinggi 190 cm.

Foto: Yoichi Takahashi/SHUEISHA

Elle Sid Pierre

Gelandang elegan asal Prancis yang satu ini tak bisa pindah ke lain hati selain Bordeaux. Anak bangsawan sekaligus partner in crime Taro Misaki ini sepertinya sedang menunggu keputusan Napoleon untuk menentukan pilihan ke tim raksasa Eropa mana ia berlabuh. Hal ini ia lakukan untuk menjaga kelestarian Eiffel Attack seperti yang sering mereka lakukan untuk timnas Prancis.

Foto: Klab Games

Natureza

Musuh utama Tsubasa saat ini bisa dikatakan adalah Natureza. Hal ini menambah semarak El Clasico lantaran Natureza bergabung dengan Real Madrid. Pemain bernomor punggung “0” ini hadir dari hutan hujan Amazon dan diendus bakatnya oleh orang yang sama dengan yang menemukan Tsubasa, yakni Roberto Hongo.

Foto: Yoichi Takahashi/SHUEISHA