Nasional

Gelora Dewata Kembali Bergelora

Lama tak terdengar gaungnya salah satu klub asal Bali, Gelora Dewata, yang sempat eksis di kompetisi Liga Sepak Bola Utama (Galatama) kembali bergelora.

Rencananya pada Sabtu (8/2) mendatang stadion Ngurah Rai di Denpasar akan menggelar pertandingan bertajuk reuni akbar eks pemain Gelora Dewata Bali.

Berdasarkan siaran pers yang diterima redaksi Football Tribe Indonesia pada Rabu (5/2), pertandingan tersebut mempertemukan eks pemain Gelora Dewata melawan jurnalis yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Bali dan komunitas Putra Renon (Ratutu TV).

Dua mantan penggawa Gelora Dewata, Kadek Swartama dan Ida Bagus Mahayasa, saat ditemui di sela-sela persiapan pertandingan mengatakan bahwa kegiatan ini didasari untuk reuni dan mempererat tali silaturahmi antara para pemain eks Gelora Dewata yang sudah tersebar di mana-mana dan juga para wartawan yang ada di Bali.

Keduanya selaku perwakilan panitia juga mengundang ibu Puti Guntur Soekarno Putra untuk membuka acara akhir pekan nanti.

BACA JUGA: Klub-Klub Jawa Timur: Pandawa Lima di Liga 1 2020

“Ibunda dari I.R. Soekarno lahir dan besar di Bali, sang proklamator juga merupakan sosok penting dalam sejarah persepak bolaan Indonesia. Kami selaku panitia pelaksanaan sangat berharap kehadiran ibu Puti untuk membuka acara dan semoga dapat menambah semangat bagi insan sepak bola Indonesia yang ada di Bali,” ujar Kadek Swartama yang mantan kapten Gelora Dewata di era 90-an.

Rencana reuni para penggawa Gelora Dewata juga sudah diterima oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster. Dalam siaran pers yang kami dapat, panitia kegiatan ini turut dibantu oleh Forum Pencinta Sepak Bola Indonesia (FPSI) yang berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak pemerintah provinsi, dan ternyata mendapat sambutan positif.

“Saya senang sekali mendengar rencana ini karena tim ini memiliki prestasi yang membanggakan untuk Bali. Jadi saya dukung penuh. Dulu, Gelora Dewata punya prestasi bagus dan menelurkan banyak pemain lokal Bali yang mampu menjadi pemain nasional. Semangat ini harus digali kembali,” ujar I Wayan Koster dikutip dari nusabali.com pada akhir Januari lalu.

Ia bahkan ingin membangkitkan kembali kompetisi sepak bola Piala Gubernur Bali yang sudah vakum selama 25 tahun lamanya.

BACA JUGA: AS Roma dan Penantian Juara yang Tak Kunjung Berakhir

Gelora Dewata si jagoan lama

Kegiatan ini bisa jadi semakin menggairahkan iklim sepak bola di pulau Dewata. Selain Bali United kita mungkin masih familiar dengan nama-nama seperti Bali Devata di era Liga Primer Indonesia atau Persegi Gianyar dan Perseden Denpasar.

Tapi, tak banyak yang tahu soal Gelora Dewata, pasalnya klub berjuluk Naga Hitam Putih ini terpaksa berpindah kandang ke Sidoarjo sejak 2001 dan kini lebih kita kenal sebaga Deltras Sidoarjo.

Kiprah Gelora Dewata yang bermarkas di Stadion Ngurah Rai Denpasar cukup baik. Berdiri pada 1989, mereka berhasil promosi ke Galatama setahun selang berlaga di Divisi Satu.

Puncaknya pada 1994 mereka berhasil menjuarai Piala Liga Indonesia dengan mengalahkan Mitra Surabaya 1-0, namun hanya menjadi runner-up Galatama 1994 karena kalah tipis 0-1 dari Pelita Jaya Jakarta di laga final.

Menariknya, Gelora Dewata menjadi tim asal Bali pertama yang berlaga di kompetisi kontinental, tepatnya Piala Winners Asia 1994/1995 berkat statusnya sebagai juara Piala Liga Indonesia.

Kadek Swartama dan kawan-kawan berhasil menang pada putaran pertama Piala Winners Asia yang saat itu menggunakan format home and away. Bertemu dengan wakil Malaysia, Kuala Lumpur FA, mereka mampu menang dengan agregat 3-2.

BACA JUGA: Tetap di Sini, Rumah Ini, Deltras Sidoarjo!

Sayangnya Naga Hitam Putih yang lolos menuju babak selanjutnya dan bersua wakil Thailand, Bangkok Bank, tak dapat melanjutkan laga akibat didiskualifikasi oleh pihak AFC, karena terbukti belum mendaftarkan tiga pemain asing mereka secara resmi ke konfederasi sepak bola Asia tersebut.

Padahal ketiga legiun asing itu merupakan bintang tim Gelora Dewata. Mereka adalah gelandang timnas Anggola, Alfonso Abel Campos, bek Mbog Jeremy asal Kamerun, dan penyerang flamboyan asal Anggola, Vata Matanu Garcia.

Singkat cerita nama Gelora Dewata pun meredup hingga “hilang ditelan bumi” usai Deltras Sidoarjo mulai menanggalkan identitas ‘Gelora’ di tim mereka sejak 2003.

Menarik dinanti akankah pertandingan reuni para eks penggawa Gelora Dewata ini akan menjadi bukti keseriusan mereka dan banyak pihak lainnya untuk menghidupkan kembali nama Gelora Dewata, sebagai salah satu kebanggan Bali. Meski sejarahnya sudah tak sepenuhnya bersemayam di Pulau Dewata.