“Alfin, Alfin, kamu tak kan, sendiri…”
Namanya menggema di Stadion Utama Gelora Bung Karno sesaat sebelum Timnas U-19 berlaga. Meski telah beberapa waktu berlalu, duka itu masih ada. Kepergian anak muda yang telah berjasa untuk sepak bola Indonesia terlalu cepat terasa.
Pemain kelahiran Tulehu, Maluku, 1 September 2003 itu baru saja mengantarkan timnas Indonesia U-16 menuju Piala Asia 2020. 22 September lalu di SUGBK ia masih bersorak bersama seluruh penghuni tribun usai menahan imbang Cina dan memastikan satu tiket putaran final Piala Asia.
Juga selama pertandingan penyisihan lainnya di Stadion Madya, ia terliat ceria. Tidak pernah berhenti berlari dengan semangat di sisi kanan kekuasaannya.
Sayangnya, tidak lama berselang bencana menimpa. Alfin Lestaluhu dan keluarga, juga warga Ambon lainnya merasakan guncangan gempa. Alfin yang telah merasakan sakit sebelumnya, semakin melemah. Di barak pengungsian, ditambah trauma yang mendalam, kondisinya semakin memburuk.
Beberapa hari dirawat di kampung halaman, akhirnya PSSI menerbangkan salah satu putra terbaiknya ke Jakarta untuk menjalani perawatan lebih intensif. Namun Tuhan tetap pada rencanaNya. Alfin Lestaluhu dipanggilNya pulang pada Kamis (31/10). Kemudian jenazah Alfin dibawa dan dimakamkan di kampung halamannya, Ternate, Ambon satu hari setelahnya.
Dokter mendiagnosa Alfin menderita sakit Encephalitis (peradangan pada otak), autoimune dengan hipoalbumin yang menjadi sebab meninggalnya.
“Diagnosa dokter penyebab kematian Alfin Farhan Lestaluhu karena Encephalitis, autoimune dengan hipoalbumin,” kata Direktur media PSSI, Gatot Widakdo melansir suara.com.
Meski Alfin telah tiada, dipastikan semua yang telah dilakukannya tidak akan terlupa. Termasuk gol terakhirnya ke gawang Filipina. Berawal dari serangan sporadis Timnas U-16, Alfin yang menyisir sektor kanan mendapatkan peluang untuk melepaskan tembakan. Alfin dengan berani melepaskan tembakan keras ke gawang Filipina untuk mencetak gol ketiga Timnas U-16 di Stadion Madya malam itu.
Baca juga: Aksi Boikot Suporter: Perlu atau Tidak?
Untuk mengenang sekaligus melepas kepergian Alfin Lestaluhu, La Grande Indonesia, penghuni tribun utara SUGBK membuat acara sederhana kala timnas Indonesia berjumpa Korea Utara dalam lanjutan penyisihan Piala Asia.
Sebelum pertandingan, di plaza utara doa bersama dilakukan. Saat langit mulai gelap, lilin-lilin dinyalakan dan bunga-bunga diletakkan di bawah banner besar yang menggambarkan wajah ceria Alfin.
Sesaat sebelum pertandingan dimulai, tribun berubah sunyi. Doa-doa paling tulus untuk bocah 15 tahun itu dipanjatkan sebelum yel-yel sakral dikumandangkan.
Mengawali babak kedua, pertandingan yang berakhir imbang dan memastikan timnas U-19 menyusul timnas U-16 bermain di Piala Asia, banner raksasa bertuliskan “Selamat Jalan Pahlawan, Kami Selalu Bersamamu” terbentang di depan tribun utara.
Terima kasih Alfin Lestaluhu, terima kasih pahlawan. Semua yang kamu lakukan pasti membuat keluargamu bangga.
Terima kasih telah mengantarkan Garuda Asia melaju hingga Piala Asia. Semoga kelak kamu, dan kita semua melihat Garuda terbang lebih tinggi. Beristirahatlah dengan tenang di sana.