Cerita

Pemandangan Stadion Madya Kala Persija Berlaga

Meski kecil nyatanya Stadion Madya di Komplek Olahraga Senayan tidak kalah dari stadion-stadion lain. Kualitas lapangan, kelayakan sistem penerangan, hingga tribun single seat dapat ditemui di stadion dengan kapasitas hanya belasan ribu penonton ini.

Dengan status stadion standar internasional, ternyata bukan hanya kualitas dan kelengkapan sarana yang dimiliki. Keindahan pemandangan sekitar stadion juga menjadi hal menarik lainnya.

Ketika memasuki lingkungan stadion, semua akan disambut pohon-pohon besar khas hutan kota komplek Senayan. Suasana yang tentu saja memberi kesan nyaman. Belum lagi pilar-pilar kotak tinggi dan pintu-pintu besi membuat stadion ini terlihat minimalis dan sangat modern.

Ketika memasuki stadion, dua tribun saling berhadapan dengan single seat tersusun rapi membuat seolah kita berada di stadion di negara lain. Warna putih bersih yang mendominasi, jarak tribun dengan lapangan yang tidak terlalu jauh, dan hanya dibatasi pagar tidak terlalu tinggi, menghadirkan suasana tribun yang berbeda.

Bila ditengok, keempat sisi stadion akan menghadirkan pemandangan indah yang berbeda. Di sisi barat hutan kota dengan pohon-pohon rimbun dapat terlihat. Di sisi selatan, gedung-gedung pencakar langit khas kota metropolitan mendominasi.

Baca juga: Mengenal Stadion Madya dan Beragam Fiturnya

Di sisi timur, stadion tetangga yang begitu megah, Stadion Utama Gelora Bung Karno, hadir. Kemudian di utara, sebuah pohon besar berdiri gagah.

Saat matahari mulai tergelincir, paduan lampu warna-warni dari gedung-gedung tinggi juga Stadion Utama Gelora Bung Karno menambah indah suasana.

Pemandangan lain dari Jak Mania

Di tribun yang tidak sebesar biasanya, pemandangan berbeda dihadirkan suporter setia Persija Jakarta saat Macan Kemayoran menghadapi tamunya, Kalteng Putra. Banner-banner asal daerah dan komunitas yang bisa memenuhi sekeliling tribun kali ini tidak terlihat. Berganti dengan kritikan dan tulisan-tulisan penyemangat.

Rasanya memang begitulah seharusnya. Dari daerah manapun suporter datang, apapun komunitasnya, fokusnya hanya satu, menyemangati dan membesarkan nama klub kebanggaan. Bukan sebaliknya. Bukan membesarkan daerah dan komunitas dari nama klub kebanggaan.

Baca juga: Permasalahan Kandang Klub Ibu Kota

Di pagar kawat Stadion Madya, kritikan pedas hadir sebagai pecutan terhadap Macan yang seolah sedang tertidur. Sudah 5 pertandingan anak asuh Julio Banuelos sulit menang. Bahkan dari 9 pertandingan Shopee Liga 1 2019, baru 1 kemenangan yang berhasil didapat. Hal yang tentu saja sulit diterima Jak Mania, julukan suporter mereka.

Tidak sebatas itu, satu chant khusus dipersiapkan untuk pertandingan kali ini. Chant yang menggambarkan pengorbanan dan harapan suporter agar Macan Kemayoran akan segera bangkit.

Kami rindu Persija yang dulu

Ditakuti semua musuh-musuh

Ayo macan bangkit lagi

Bikin lawan gigit jari

Selama 90 menit pertadingan, total 4.124 suporter yang hadir satu suara menyanyikannya. Tanpa henti, berganti dengan chant lainya, mereka terus memompa semangat ke kaki-kaki pemain di lapangan. Sesuatu yang juga jarang terjadi bila Persija Jakarta berlaga di kandang yang lebih besar.

Semua terbukti berhasil. Macan Kemayoran seolah bangkit bahkan mengamuk dengan kemenangan besar di pertandingan Selasa sore. Di Stadion Madya dengan segala pemandangan indahnya dan suasana yang dibangun Jak Mania, Persija Jakarta mengawali kebangkitan dengan kemenangan 3-0 atas Kalteng Putra.

Baca juga: Barito Putera dan Proyek Panjang yang Gagal Dieksekusi

Mungkin memang bukan seberapa besar kandang dan seberapa banyak suporter yang datang yang dibutuhkan, tapi seberapa besar dukungan dan seberapa banyak mereka yang setia dalam keterpurukan yang diharapkan. Setidaknya 4.124 suporter setia telah menjadi saksi kemenangan yang diharapkan jadi awal kebangkitan tim juara bertahan.

Satu-satunya pemandangan kurang menyenangkan di pertandingan itu mungkin sorakan yang diberikan kepada Patrich Wanggai. Namun perlu diingat, semua perihal sepak bola. Tidak ada kaitannya dengan isu rasisme seperti yang sedang marak terjadi. Sorakan diberikan lebih kepada perilaku kurang menyenangkan Wanggai di pertemuan terakhir menghadapi klub ibu kota.