“Aku berposisi sebagai gelandang sampai berusia sembilan atau sepuluh tahun. Tetapi pada sebuah pertandingan, kiper dari klub kampung halamanku tidak datang, dan aku kemudian mencoba bermain di bawah mistar. Ternyata aku bermain baik. Sejak saat itu aku tidak pernah ingin meninggalkan gawang!” demikian kutipan wawancara Bernd Leno, di situsweb resmi Arsenal pada Juni 2018 lalu.
Siapa menyangka, bahwa pemain kelahiran kota Bietigheim-Bissingen, Distrik Ludwisburg, provinsi Baden-Württemberg, Jerman bagian selatan, ini ternyata di masa kanak-kanaknya dulu berposisi sebagai gelandang. Padahal saat ini ia dikenal sebagai salah satu dari lima kiper terbaik Liga Primer Inggris musim 2018/2019.
Total 105 penyelamatan dibukukan Leno di musim pertamanya di EPL, termasuk beberapa penyelamatan krusial. Di antaranya penyelamatan ganda pada pertandingan melawan Tottenham dan Leicester City, juga 9 penyelamatan saat menghadapi Manchester City di Etihad Stadium (termasuk menyelamatkan muka Arsenal untuk tidak kebobolan lebih dari 3 gol).
Baca juga: Burnley dan Koleksi Kiper Timnas
Leno didatangkan dari salah satu tim raksasa Jerman, Bayer Leverkusen, dengan mahar sekitar 20 juta paun. Kiprahnya di Jerman membuat para pendukung Arsenal berekspektasi cukup tinggi, apalagi kiper utama tim, Petr Cech, dianggap semakin menurun performanya (membuat 6 kesalahan berujung gol di musim 2017/2018).
Namun, Leno malah memulai kiprah di klub barunya dari bangku cadangan. Ia dianggap masih gugup dan belum terlalu meyakinkan, sehingga hanya diberikan kesempatan turun di Liga Europa.
Tetapi hal ini cukup lumrah, di mana penjaga gawang yang baru pindah ke Liga Primer Inggris benar-benar berjuang meningkatkan kekuatan fisik mereka untuk beradaptasi liga itu sendiri. Kita telah menyaksikan kiper-kiper sekelas David de Gea dan Hugo Lloris yang datang ke Inggris dengan reputasi besar, tetapi pada awalnya tetap berjuang keras mendapat posisi inti.
Banyak yang menyebut dan memprediksi bahwa Leno tidak akan dapat merebut posisi kiper utama Arsenal musim 2018/2019. Awan kelabu membayangi Leno. Sampai akhirnya, di pengujung September 2018, pekan ketujuh EPL, Cech harus keluar lapangan lebih awal ketika Arsenal menghadapi Watford di Emirates.
Baca juga: Kiper dan Takdir sebagai Sumber Kesalahan
Leno masuk menggantikan seniornya tersebut, dan berhasil menjaga gawangnya dari kebobolan serta menciptakan tiga penyelamatan. Sejak itu, jersey nomor 19 milik Leno seolah terlihat nomor 1 di mata para fans, sebab Leno acap menyajikan penyelamatan luar biasa.
Kelebihan utama Leno ada pada refleksnya. Antisipasi dan kemampuan Leno untuk melakukan refleks telah menonjol sejak bermain reguler di Bundesliga. Kemampuannya menghadapi tembakan tepat sasaran (terutama dari jarak dekat) juga menjadi kunci performanya.
Menurut salah satu pundit Liga Primer Inggris, Adrian Clarke (yang juga merupakan mantan pemain Arsenal), tidak ada kiper paling sibuk di antara tim Big Six selain Leno. Ia berhasil menghentikan 2,13 tendangan di dalam kotak penalti per 90 menit.
Angka tertinggi di antara tim 10 besar klasemen Liga Primer Inggris 2018/2019. Pria setinggi 190 sentimeter ini juga memiliki rasio penyelamatan sebesar 71,2 persen. Jadi, tak salah apabila menjulukinya sebagai Der Retter, atau “Sang Penyelamat” dalam bahasa Jerman.
Masih menurut Clarke, kualitas kecepatan Leno pada jarak 5-10 sangatlah istimewa, sehingga abilitas ini membantu kesigapannya dalam mempersempit ruang ketika menyambut para pemain lawan di muka gawang, ataupun menyapu bola-bola liar yang mendekati kotak penalti. Suatu kemampuan yang mungkin sudah dia dapatkan ketika berposisi sebagai gelandang di masa kanak-kanak.
Leno memberikan atletisme di bawah mistar sejak terakhir The Gunners memiliki Wojciech Szsceszny. Lompatan tinggi, dan cekatan melakukan penyelamatan rendah untuk menghalau serangan lawan menjadi santapan rutin para fans ketika menonton pemain berambut pirang ini.
Leno juga mengubah kemampuan Arsenal untuk bermain dari belakang. Tidak seperti Cech yang sangat kagok memainkan bola di kakiknya, Leno adalah salah satu kiper modern dengan ketenangan tinggi saat bola berada di kakinya. Distribusinya yang akurat, dengan tingkat keberhasilan operan 69,2 persen, cukup tinggi untuk ukuran kiper.
Beberapa pertandingan pertama musim ini merupakan masa-masa sulit bagi filosofi Unai Emery untuk bermain dari belakang dan memanfaatkan kiper sebagai pembangun serangan pertama. Dampak Leno dalam aspek ini tidak dapat diabaikan.
Kenyamanannya pada bola, sangat luar biasa. Leno menjadi adalah pilihan yang jauh lebih baik daripada Cech dalam mengimplementasikan filosofi Emery.
Strategi membangun serangan dari bawah Arsenal adalah dimulai dari kiper, dengan bek tengah bergeser ke tepi kotak penalti untuk menciptakan opsi umpan. Ketenangan Leno memungkinkannya untuk memainkan bola terlebih dahulu sebelum mencari celah umpan yang menguntungkan.
Dengan pensiunnya Cech musim depan, menjadi hal yang jelas bahwa Leno akan menjadi pemain nomor satu Arsenal, dan mungkin selama beberapa tahun mendatang. Lalu apabila Arsenal benar-benar memperkuat lini belakangnya, maka dampak terhadap peningkatan kemampuan Leno juga pasti akan dirasakan.
*Penulis bisa dijumpai di akun Twitter @TakimNC