Suara Pembaca

Sisi Kanan Arsenal yang “Sedikit” Mengkhawatirkan

Ketika Hector Bellerin harus menepi dengan waktu yang cukup panjang, Arsenal seperti kebingungan untuk mencari pengganti yang pas.

Stephan Lichtsteiner yang didapatkan cuma-cuma dari Juventus juga tak memberikan dampak yang signifikan bagi pertahanan Arsenal. Kemudian ada anak muda yang dipaksa bermain tidak sesuai dengan posisinya. Ainsley-Maitland Niles namanya.

Ketika masih bermain untuk Arsenal Youth, posisinya adalah gelandang tengah atau central-midfield lebih tepatnya. Juga masih ada Carl Jenkinson, sosok Gooner yang tak pernah dirindukan oleh fans Arsenal yang jarang mendapat kesempatan bermain.

Mari kita ulas satu persatu bek kanan yang ada di Arsenal saat ini.

Hector Bellerin

Sudah 4 musim ini Hector Bellerin mengisi pos bek kanan Arsenal sebagai pemain utama. Dari Mathieu Debuchy hingga Calum Chambers tak mampu menggoyahkan posisi inti Bellerin.

Kekuatan: Pemain kelahiran Badalona ini memiliki keunggulan dalam kecepatan. Sprint atau lari jarak pendek Bellerin tak bisa dianggap remeh. Mantan rekan Bellerin, Theo Walcott yang juga memiliki keunggulan dalam lari jarak pendek, juga mengakui bahwa jika dalam latihan pesaingnya dalam melakukan sprint adalah Bellerin.

Passing juga salah satu kelebihan Bellerin. Rataan operan suksesnya per pertandingan mencapai 41,32 operan. Ini juga menunjukkan bahwa Bellerin juga rajin mendapat bola dan ikut andil dalam membentuk serangan ke lini depan.

Baca juga: Luka Milivojevic, Pembidik Maut dan Primadona FPL

Lalu yang tak kalah pentingnya adalah umpan kunci dari Bellerin yang sering menciptakan big chances created. Musim ini Bellerin hanya tampil 19x di Liga Primer Inggris, dan menciptakan 4 big chances created.

Tekel juga menjadi salah satu senjata ampuhnya untuk menghentikan lawan. Tekel sukses Bellerin musim ini mencapai 80% dari 15 percobaanya.

Kelemahan: Umpan silang menjadi salah satu hal penting untuk menjadi seorang fullback/wingback. Umpan silang juga menjadi salah satu masalah besar pria bertubuh 178 sentimeter ini.

Memang Bellerin menyadari kekuranganya ini. Bellerin menutupi kekuranganya ini dengan jarang memberikan umpan silang jika memang benar-benar dirasa harus melakukan umpan silang.

Terbukti Bellerin lebih sering melakukan umpan-umpan tarik atau cut-back. Akurasi umpan silang pemain beraksen British ini bahkan hanya mencapai angka 23%.

Kelemahan lain Bellerin adalah dia kurang jago berduel di udara, mengingat postur tubuh Bellerin yang tidak terlalu tinggi. Dari 45x percobaan, 21 duel udara yang berhasil dimenangkan.

Stephan Lichtsteiner

Stephan didatangkan dari Juventus memang diproyeksikan untuk menjadi pelapis Bellerin. Tetapi selama dia bermain untuk Arsenal, belum ada penampilanya yang berhasil memikat fans Arsenal, kecuali ketika dia sedang berduel dengan Ashley Barnes di laga penutup Liga Primer Inggris.

Kekuatan: Tak perlu dibantah, pengalamanya bersama Juventus dalam menjuarai dan menguasai Serie A sangat luar biasa. Sosok kharismatik dari Lichsteiner memang dikagumi banyak rekannya di Juventus. Itu juga yang dilontarkan rekan satu tim nasionalnya, Granit Xhaka, bahwa Lichsteiner adalah sosok yang dewasa dan melindungi teman-temanya.

Passing juga menjadi salah satu kelebihannya. 480 umpan suskses selama dia bermain di Liga Primer Inggris sudah berhasil dia torehkan. Ia juga memenangkan 22 duel udara dalam 42x percobaannya. Total sapuan Lichsteiner mencapai 23, yang artinya dia sering berada di saat yang tepat jika Arsenal sedang dalam posisi diserang.

Kelemahan: Lagi-lagi umpan silang menjadi persoalan Arsenal. 3% adalah prosentase umpan silang Lichsteiner dari 30 umpan silangyang sudah dilayangkan. Eks kapten Swiss ini juga tercatat melakukan sekali blunder yang berbuah gol untuk Arsenal

Usianya sudah 35 tahun, Stephan sudah tidak sekuat dan segesit 7-8 tahun lalu, tenaganya juga sudah tidak bisa dipaksakan untuk selalu bermain 90 menit.

Baca juga: Callum Paterson, Bakat Tersembunyi di Kota Cardiff

Ainsley Maitland-Niles

Digadang-gadang menjadi pemain muda sukses di Arsenal, sepertinya Ainsley harus rela menjadi percobaan setiap pelatih yang menangani The Gunners. Ketika di era Arsene Wenger, Niles pernah dipaksa bermain sebagai bek kiri. Dan kini di era Emery, Niles hanya bergeser ke kanan. Padahal dia adalah seorang central-midfield.

Kekuatan: Niles adalah seorang pemain yang memiliki label versatile. Dia bisa bermain di berbagai posisi. Namun belakangan ini ia lebih sering bermain di posisi bek kanan

Dribel menjadi kelebihan Niles dalam setiap kali membantu serangan Arsenal. Niles berani melakukan tusukan-tusukan ke dalam kotak penalti lawan. Setiap pertandingan rata-rata ia melakukan 2x dribel sukses.

Baca juga: Ancaman Itu Bernama Ainsley Maitland-Niles

Tendangan jarak jauh Ainsley juga tidak terlalu buruk, Ini adalah hal baik yang dimiliki Niles di mana ketika dia juga berposisi sebagai bek, tetap berani melakukan tendangan jarak jauh. Dari 5x total tendangan Niles musim ini, 3 di antaranya mengarah ke gawang.

Kelemahan: Lagi dan lagi, umpan silang menajdi sebuah masalah yang belum bisa ditemukan solusinya oleh Arsenal. Dari 18x umpan silang Niles, hanya 6% prosentase keberhasilannya.

Disiplin adalah masalah terbesar Niles, di mana ketika Arsenal mendapat serangan balik, Niles sangat lambat kembali ke posisinya. Duel udara Niles juga sangat lemah, dia hanya menang 6x dari 18 duel udara.

Carl Jenkinson

Tak banyak penampilanya musim ini. Jenkinson bisa dibilang pemain yang “cukup” senior di Arsenal. Ketika masih muda, Jenkinson diperkirakan memiliki prospek yang cerah di Arsenal, di mana Jenkinson juga sukses berkompetisi dengan Bacary Sagna di posisi bek kanan.

Tak banyak yang bisa saya uraikan mengenai Jenkinson, karena memang musim ini Jenko sangat minim mendapat kesempatan bermain. Mungkin ini adalah musim terakhir Jenko berseragam The Gunners, klub favoritnya sejak masih anak-anak.

Permainan terbaik Jenko adalah ketika Arsenal bertandang ke Allianz Arena, markas Bayern Muenchen, dan Meriam London berhasil menang 0-2. Jenko terpilih sebagai man of the match.

Mungkin Jenko akan menemukan kesuksesanya di luar Arsenal, sudah cukup pembuktianmu selama ini kepada para Gooners. Saya yakin Jenko memiliki tempat tersendiri di hati para Gooners.

Harapan

Semoga dalam waktu dekat Arsenal bisa segera menemukan bek kanan untuk menjadi pesaing Bellerin. Kepulangan Chambers mungkin memang akan menambah kualitas lini belakang Arsenal. Tetapi Chambers sekarang lebih bergeser sebagai centre-back dan bahkan bisa menjadi gelandang bertahan.

Mungkin Arsenal bisa merekrut minimal 1 bek kanan baru, sembari menunggu Bellerin pulih.

Aaron Wan-Bissaka, 21 tahun (Crystal Palace) bisa menjadi opsi jika The Gunners membutuhkan pemain muda, tetapi Crytal Palace sudah mematok harga yang sangat tinggi, yaitu sekitar 60 juta euro. Mengingat Wan-Bissaka adalah pemain homegrown.

Matt Doherty, 27 tahun (Wolves) Tipe dan gaya bermain Doherty sangat mirip dengan Bellerin, dan Doherty juga bisa bermain di posisi bek kiri. Akan tetapi Doherty baru saja mengikat janji setia bersama Wolves hingga 2023. Biaya untuk menebus klausul Doherty pasti sangat tinggi.

Baca juga: Matt Doherty Layak Dinanti

Matteo Darmian, 29 tahun (Manchester United) Jika ingin mengamankan bujet transfer, Darmian menjadi target masuk akal. Karena status Darmian setelah bulan Juni habis adalah bebas transfer, yang jika Arsenal ingin merekrut Darmian hanya tinggal membayar gaji Darmian saja. Darmian juga bisa bermain di posisi bek kanan dan kiri.

 

*Penulis dapat dijumpai di akun Twitter @bullseyeeeeeee