Cerita

Menyaksikan Langsung Pesta Juara Ajax

Kamu sudah melihat pidato sensasional Mathijs de Ligt di hadapan para suporter Ajax, setelah sang kapten dan timnya berhasil membawa pulang trofi Eredivisie ke kota Amsterdam? Football Tribe Indonesia melalui Mahir Pradana beruntung bisa menyaksikan langsung momen bersejarah ketika klub raksasa Belanda ini mengakhiri dominasi rival mereka, PSV Eindhoven, di liga domestik.

Football Tribe Indonesia berkesempatan meliput langsung laga kandang terakhir AFC Ajax di Eredivisie 2018/2019. Sebelum laga menjamu Utrecht itu, roller-coaster emosi dirasakan oleh de Ligt dan kawan-kawan serta segenap fans Ajax. Mereka berhasil merebut KNVB Cup (trofi Liga Belanda), tapi secara tragis tumbang di semi-final Liga Champions 2018/2019 di tangan Tottenham Hotspur.

Tragis adalah kata yang tepat karena saat itu Ajax tinggal sedetik lagi melangkah ke final Liga Champions. Ini merupakan final yang mereka idam-idamkan setelah terakhir kali berlaga di sana pada tahun 1996 lalu.

Bayangkan, bukan semenit melainkan sedetik! Gol Lucas Moura di detik-detik akhir laga membenamkan mimpi Ajax ke final. Tragedi ini justru terjadi di rumah mereka sendiri, Johan Cruijff Arena.

Baca juga: Estadi Johan Cruyff: Bukti Harumnya Nama Sang Legenda Belanda di Barcelona

Nah pada hari Minggu, 12 Mei 2019 lalu, Ajax kembali ke Johan Cruiff Arena untuk menuntaskan satu misi lain: merebut kembali trofi liga domestik yang pada lima tahun terakhir dikuasai rival-rival mereka, PSV Eindhoven dan Feyenoord. Seorang pendukung Ajax yang saya ajak ngobrol di luar stadion, Chris, berkata bahwa dia sudah tak melihat tim idolanya juara sejak dia duduk di bangku SMP.

Jika mereka menang di hari itu dan PSV kalah di kandang AZ Alkmaar pada saat bersamaan, Ajax akan berhak keluar sebagai juara lagi setelah terakhir kali merengkuh trofi itu pada tahun 2014 lalu.

Maka, Ajax tampil full team di laga melawan Utrecht, meski tentu saja kelelahan dan kekecewaan di laga melawan Tottenham masih terasa. Pelatih Erik ten Hag hanya membuat satu perubahan, yaitu memasang striker veteran Klaas Jan Huntelaar sebagai ujung tombak, mendampingi duet penyerang sayap Dusan Tadic dan Hakim Ziyech.

Sekitar 50 ribu penonton yang memenuhi Arena sempat tersentak ketika Utrecht mencetak gol cepat kala laga baru berjalan satu detik. Namun, Huntelaar menunjukkan kematangannya dengan mencetak gol balasan beberapa menit kemudian. Itulah yang memotivasi teman-temannya untuk mencetak gol.

Baca juga: Klaas-Jan Huntelaar dan Karier yang Tak Sesuai Harapan

Pada sekitar menit ke-60, mendadak para suporter bersorak. Ternyata mereka mendengar kabar bahwa PSV tertinggal dari tuan rumah AZ dengan skor 0-1. Jika skor di kedua laga tetap sama, maka gelar yang diidam-idamkan warga Amsterdam selama setengah dekade itu pun semakin dekat!

Setelah peluit panjang ditiupkan wasit, laga di Amsterdam berakhir dengan skor 4-1 untuk kemenangan Ajax. Namun, laga di Alkmaar belum berakhir. Layar besar di atas tribun Arena pun mengganti channel, menunjukkan laga AZ melawan PSV.

Setelah sekitar dua menit waktu tambahan di Alkmaar selesai, skor tetap 1-0 untuk tuan rumah AZ. Dengan kegagalan PSV meraih poin, Ajax pun dipastikan menjadi juara karena poin dan selisih gol mereka sudah tak mungkin terkejar.

Para suporter Ajax pun berpesta di luar stadion Arena. Mereka terlihat sudah move on dari sesaknya kekalahan atas Tottenham beberapa hari lalu. setelah keluar dari ruang ganti, de Ligt, sang kapten muda yang baru berusia 19 tahun, keluar untuk menyambut para suporter.

Baca juga: Ketika Nama Matthijs De Ligt Bergaung di Seantero Eropa

“Kami membuat bangga Big Guy di atas sana!” kata de Ligt. “Kami menunjukkan pada dunia ciri khas Ajax, yaitu sepak bola atraktif!”

Big Guy yang dimaksudnya bukanlah Tuhan, dewa, atau entitas spiritual lainnya. Di kota Amsterdam, khususnya bagi Ajax, hanya ada satu sosok spiritual. Dia adalah Johan Cruijff, sang legenda sepak bola Belanda yang namanya diabadikan menjadi nama stadion dan foto besarnya menghiasi bagian depan stadion.

Ajax membuat mendiang Cruijff bangga!