Angka 10 merupakan nomor punggung keramat di kompetisi sepak bola. Pemakai nomor punggung 10 tentunya bukan pesepak bola sembarangan. Nomor 10 juga identik dengan posisi khas dalam taktik penyerangan ala sepak bola Italia, di mana terdapat seorang kreator serangan yang berperan menyokong penyerang di depannya.
Posisi atau peran tersebut dikenal dengan istilah trequartista. Pemain yang mengenakan nomor 10 harus identik dengan fantasi, kreativitas, kelincahan, dan sumber inspirasi bagi tim, di atas rata-rata para pemain lainnya.
Nomor punggung 10 selalu menjadi prioritas para pemain terbaik klub untuk dijadikan rebutan. Beberapa dari mereka berhasil mengharumkan nomor punggung 10 dengan segudang prestasi dan kontribusi besarnya pada klub.
Mungkin para penggemar Serie A tahun 90-an kenal betul bagaimana permainan para trequartista di lapangan. Tengoklah nama-nama seperti Roberto Baggio, Rui Costa, Zinedine Zidane, Francesco Totti, dan Alessandro Del Piero. Nama-nama barusan menjadi idola bagi yang mengikuti sepak bola Italia pada tahun 90-an dan awal 2000-an.
Seorang trequartista adalah seorang “seniman” yang tahu di mana dan bagaimana lolos dari penjagaan, di mana bola berada, dan di mana rekan-rekannya dan lawannya berada, serta harus kemana bergerak. Dia memiliki pandangan 360 derajat dan ketika dia menguasai bola, ia bisa menciptakan sesuatu yang baru.
Bermain di belakang dua striker atau striker tunggal tidak mematikan peran seorang trequartista. Kemampuan para trequartista tidak hanya mengontrol permainan atau sekadar melakukan operan kunci, tetapi mereka juga diberkahi insting tajam mencetak gol.
Begitu keramatnya nomor punggung 10 bagi sepak bola Italia, sehingga beberapa klub memutuskan untuk mempensiunkan nomor tersebut, seperti nomor punggung 10 milik Roberto Baggio dari klub Brescia. Musim 2000 hingga 2004 menjadi masa terindah Brescia saat menggunakan jasa Baggio. Menjadi sangat superior dengan kehadiran Baggio, membuat Brescia mempensiunkan nomor 10 milik Baggio, demi penghormatan kepada sang pemain.
Nomor punggung 10 milik Diego Maradona selama membela Napoli di musim 1984 hingga 1991 hingga saat ini juga dipensiunkan. Selain keramat, peran Maradona membawa Napoli begitu digdaya di masa itu. Menjadikan Napoli tak ingin melihat nomor 10 berlarian di lapangan tanpa memberi efek terbaik bagi tim. Kehebatan Maradona bersama Napoli hingga saat ini tetap menjadi bagian sejarah dunia lapangan hijau yang tak akan hilang dimakan zaman.
Baca juga: Para Meriam Tua di Serie A
Di LaLiga ada seorang Juan Carlos Valeron yg berhasil membawa Deportivo La Coruna menjuarai LaLiga dengan permainannya yang identik dengan trequartista. Valeron bagaikan pelayan setia untuk striker haus gol Super Depor, Diego Tristan, yang berhasil menyabet gelar top skor di musim yang sama.
Di sepak bola dunia bermunculan pemain dengan gaya permainan seperti ini. Sebut saja Juan Roman Riquelme sang no 10 sejati Argentina yang berhasil membawa tim medioker Villarreal ke semi-final Liga Champions, atau Wesley Sneijder dengan treble winners-nya bersama Internazionale.
Mereka adalah barisan para trequartista legendaris, yang sempat menghiasi lapangan hijau dengan visi bermainnya, umpan-umpan terukurnya, dan kemampuan olah bola menawan. Meskipun kini lirikan dunia telah beraloh ke yang lebih muda dan segar, tapi nama-nama mereka takkan lekang oleh waktu.