Pada 2016 lalu salah satu perusahan terbesar asal Cina, Suning Holdings Group, mengakuisisi saham mayoritas Internazionale Milano dari tangan pengusaha Indonesia, Erick Thohir. Kisah sama juga terulang di sisi lain kota Milan kala Yonghong Li sempat mengakusisi saham AC Milan sebelum dibeli Elliott Management.
Lantas apa sebenarnya terjadi di balik investasi para pengusaha Cina di tanah Italia?
Oktober lalu Inter mengangkat presiden baru, sosok pengusaha muda berusia 28 tahun, Stephen Zhang, kini menduduki tampuk kepemimpinan Il Biscione setelah lama di bawah kendali seorang Massimo Morratti dan sempat dipegang Erick Thohir. Di bawah kepemimpinan Zhang, beberapa sponsor dari Negeri Tirai Bambu menjalin kerja sama dengan Inter, salah satunya perusahaan e-commerce Ali Baba.
Namun tentu ada banyak pertanyaan mengapa para ‘pemain besar’ asal Cina ini lebih memilih Serie A ketimbang membeli klub-klub top Liga Primer Inggris atau LaLiga?
Italia adalah salah satu negara paling ikonik di Eropa. Bersama Yunani keduanya menjadi saksi sisa-sisa kejayaan Kekaisaran Romawi yang masih tertinggal, salah satunya Colosseum di Roma. Sejak dulu wilayah semenanjung Italia juga dikenal sebagai wilayah penting karena dinilai strategis untuk hubungan diplomatik maupun ekonomi.
Banyak tokoh yang ingin menguasai Italia, salah satunya Napoleon Bonaparte. Banyak anggapan bahwa menguasai Italia, pada masa itu sama saja dengan menguasai Eropa. Belum lagi pusat Kekristenan Barat yang terletak di Roma.
Secara sepintas hubungan antara Cina dan Italia dapat menjadi lambang hubungan baik antara dua benua yang sebenarnya tak terpisahkan karena adanya dataran luas Rusia di utara ini.
Mungkin kerja sama yang terlihat tak hanya di dalam ranah olahraga (dari pembelian duo Milan), tetapi juga dilakukan oleh presiden Cina, Xi Jinping, yang baru-baru ini datang ke Negeri Pizza.
Baca juga: Lelucon Bernama Dalian Yifang
Kedatangan Xi disambut presiden Italia, Sergio Mattarella, pada akhir Maret lalu. Italia menjadi negara G7 pertama yang dikunjungi Xi. Yang dimaksud negara G7 atau Groups of Seven adalah negara yang dinilai memiliki lebih dari 64% kekayaan bersih global menurut IMF. Selain Italia ada Prancis, Inggris dan Jerman di Eropa, Jepang sebagai satu-satunya wakil Asia dan Amerika Serikat serta Kanada.
Kedatangan Xi ternyata demi mewujudkan terciptanya proyek Jalur Sutera Baru, baik melalui darat maupun lautan. Proyek ini tentu tak hanya menguntungkan Cina dan Uni Eropa, terlebih Italia, tetapi juga negara-negara di sekitar mereka seperti Turki.
Kembali ke sepak bola, bukan kali pertama Xi Jinping melakukan manuver diplomasi dengan sepak bola. Beberapa waktu lalu ia sempat mengunjungi Inggris dan menyempatkan diri datang ke akademi Manchester City. Bukan tidak mungkin melalui dua ‘pemain besar’ dari Cina seperti Yonghong Li dan Suning Group rencana mulus proyek tersebut dapat digenggam.
Kenapa Inter dan AC Milan dan bukan sang raja Italia, Juventus, atau salah satu klub dari kota Roma? Jawabannya jelas karena Milan merupakan salah satu kota terbesar di Italia Utara. Milan merupakan kota terbesar kedua di Italia setelah Roma, namun memiliki keunggulan karena berdekatan langsung dengan negara-negara seperti Prancis dan Swiss.
Milan dijadikan kota percontohan, berhasilkah diplomasi bisnis sepak bola ini di antara Italia dan Tiongkok? Apalagi Xi dan Mattarella telah menandatangani MoU ekonomi. Maka dipastikan akan banyak investor dari Negeri Tirai Bambu yang datang ke Italia. Imbas yang baik bagi Serie A sebenarnya yang tengah me-rebranding wajah sepak bola Italia.
Para penikmat Lega Calcio di seluruh dunia tak boleh menutup mata, beberapa tahun terakhir Serie A tengah lesu. Kompetisi tak seketat di era 90-an dulu ketika masih The Magnificent Seven masih berjaya. Sebelum kedatangan Cristiano Ronaldo pun tak banyak bintang yang menghiasi Serie A.
Serie A lebih dikenal sebagai kampusnya sepak bola bagi para pemain untuk mematangkan diri mereka. Sebut saja winger Liverpool, Mohamed Salah, sebagai salah satu alumni Serie A yang sukses menggegerkan jagad sepak bola.
Belum lagi masalah keuangan yang kerap melanda klub-klub Serie A. Berapa banyak kasus klub yang dinyatakan pailit oleh otoritas hukum Negeri Pizza? Teranyar mungkin menimpa salah satu klub mantan anggota The Magnificent Seven, Parma. Kucuran dana dari para ‘pemain besar’ asal Cina ini bisa jadi angin segar.
Menarik menanti akankah Inter meraih kesuksesannya di bawah kepemimpinan Stephen Zhang. Jika ya, tentu akan banyak klub-klub Serie A yang menarik minat investor asal Negeri Tirai Bambu.
Pemain-pemain top berdatangan, kompetisi kembali sengit dan boleh jadi Serie A akan menggeser Liga Primer Inggris sebagai liga terbaik di Eropa.
*Tulisan ini dari kolom Han Ryu-il dari Football Tribe Korea. Diterjemahkan dan disunting untuk diterbitkan di Football Tribe Indonesia.