Suara Pembaca

Mencintai PSIM dengan Kedewasaan Berpikir, Logika, dan Perasaan

Dalam sepak bola tentu saja ada banyak hal yang tidak masuk akal atau di luar nalar yang akan dilakukan oleh suporter atau pendukung kesebelasan. Entah itu tentang hal baik yang menimbulkan keuntungan untuk klub atau malah sebaliknya menimbulkan kerugian bagi klub tersebut.

Mulai dari wujud cinta seperti koreo, nyanyian yang membuat bulu kuduk berdiri di akhir pertandingan, hingga hal yang kurang baik seperti kekerasan, kerusuhan hingga yang mengakibatkan kerugian baik materil atau non materil.

Apa yang saya jelaskan di atas agaknya juga dialami oleh klub besar yang bisa disebut klub tradisi yang juga saya tresnani yaitu PSIM Yogyakarta. Seperti yang kita tahu PSIM Jogja adalah klub besar di Indonesia dan juga sarat akan sejarah, namun sayangnya PSIM di era modern ini hanya berkutat di kasta kedua liga Indonesia.

Ada banyak faktor yang menyebabkan PSIM seakan sulit untuk mengalami kemajuan, salah satu faktornya adalah ketidakdewasaan sebagian dari oknum pendukung yang menyebabkan kerugian bagi PSIM. Bagi para pendukung PSIM yang benar-benar mencintai dan menginginkan PSIM maju dan berprestasi sepertinya sangat mustahil melakukan hal-hal yang akan merugikan PSIM.

Baca juga: Momentum Kebangkitan Laskar Mataram

Sedih sebenarnya ketika mendengar kabar bahwa PSIM terkena sanksi borongan, mulai dari larangan bertanding tanpa supporter, laga kandang usiran, hingga mundur dan hilangnya para investor yang menyebabkan keuangan PSIM megap-megap. Kemudian setelah hal itu apa yang terjadi, pasti tentu saja PSIM akan mengalami kerugian bahkan hingga menunggak gaji pemain.

Kedewasan dari para pendukung dan fans sangatlah perlu mulai dari berpikir, logika, dan perasaan. Paling tidak sebelum kita melakukan sesuatu hal sebagai fans PSIM kita memikirkan terlebih dahulu apakah akan merugikan klub yang kita cintai ini.

Mencintai PSIM dengan sebaik-baiknya bisa kita mulai dengan hal-hal sederhana, mulai dari membaca berbagai arsip dan sejarah, mengenal seluk beluk klub, menulis tentang PSIM banyak yang bisa kita lakukan untuk klub yang kita cintai ini yang nantinya akan membawa perubahan baik dari hal yang terkecil untuk PSIM.

Sebab dengan kita mencintai klub dan memberikan sumbangsih yang positif, semoga para pengurus dan para pemain bisa lebih bersemangat dan lebih nggetih memperjuangkan PSIM. Setelah semuanya sehat dan membaik untuk PSIM, saya bisa menjamin prestasi akan datang dengan sendirinya.

Baca juga: Stadion Mandala Krida, Harapan dan Impian yang Kembali Baru

Kita tidak perlu “no hope” lagi seperti musim-musim sebelumnya.

Mencintai PSIM dengan sebaik-baiknya, saya jadi ingin mengambil contoh BAWAH SKOR (@BAWAHSKOR) jika saya boleh menyebut (koreksi jika saya salah) Bawah Skor adalah satu-satunya pengumpul arsip dan sejarah PSIM, mereka berkontribusi positif dengan merawat sejarah PSIM agar kelak nantinya di masa depan anak cucu kita bisa mengenal PSIM.

PSIM mulai memasuki sebuah era baru yang tentunya lebih baik. Ada banyak harapan, keyakinan dan optimisme, namun, sebuah era baik ini tak akan menjadi baik dan mungkin akan gagal lagi jika kita merugikan klub kecintaan kita ini dengan melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.

Maka dari itu proses menjadi lebih baik ini harus didukung oleh para fans dan supporter setianya dengan memberikan berbagai bentuk kontribusi positif. Karena itu mari berbenah menjadi yang lebih baik dan dewasa dengan mencintai PSIM sebaik-baiknya.

Baca juga: Ironi Daerah Istimewa Yogyakarta di Liga 1

 

*Penulis bisa dijumpai di akun Twitter @ahmadsyaifudd1n