Suara Pembaca

Rekap Kualifikasi Piala Eropa 2020: Matchday 1-2

Tehitung sejak tanggal 21 Maret 2019, timnas dari seluruh penjuru Eropa memulai perjuangannya untuk merebutkan tiket demi tampil di ajang bergengsi empat tahunan yang diseleggarakan oleh konfederasi Eropa yakni Piala Eropa 2020.

Sebanyak 55 tim nasional sebagai peserta yang dibagi menjadi ke dalam 10 grup (A-J), di mana setiap grup berisikan 5-6 tim di dalamnya.

Terdapat sedikit perubahan dalam kualifikasi Piala Eropa 2020, seperti halnya pembagian grup dan jatah play-off, imbas adanya kompetisi UEFA Nations League. Untuk pembagian grup diambil dari ranking keseluruhan selama tim nasional mengikuti kompetisi tersebut.

Untuk play-off, sebelum bertanding mengikuti kualifikasi beberapa tim yang menjuarai masing-masing liga di UEFA Nations League mendapat jatah untuk mengikuti play-off. Apabila tim yang mendapatkan jatah play-off lolos maka jatah play off akan diberikan pada tim nasional yang memiliki ranking keseluruhan lebih baik di liganya.

Baca juga: Empat Talenta Muda Inggris yang Luput dari Panggilan Tim Senior

Awal mulus para tim unggulan

Dalam matchday 1-2 kualifikasi Piala Eropa 2020, tidak ada kejutan yang diberikan timnas unggulan juara berupa kekalahan. Mereka semua sukses mengalakan musuhnya bahkan dua di antaranya mencatatkan skor lebih dari tiga gol seperti Inggris dan Prancis yang menang telak melawan musuhnya. Inggris 5-0 Rep.Ceko, Montenegro 1-5 Inggris, Moldova 1-4 Prancis, Prancis 4-0 Islandia.

Begitu juga dengan timnas raksasa lainnya sepeti Belgia, Italia, dan Spanyol juga sukses mengalakan lawan-lawannya. Belgia 3-1 Rusia, Siprus 0-2 Belgia, Italia 2-0 Finlandia, Italia 6-0 Liechtenstein, Spanyol 2-1 Norwegia, Malta 0-2 Spanyol.

Sementara itu Jerman yang menjadi tim unggulan satu-satunya di pot 2 mau tidak mau harus bentrok dengan timnas unggulan lain yang berada di pot 1 dalam pengundian. Tergabung dalam Grup C, Jerman baru memulai pertandigan pertamanya di matchday 2 dengan langsung berhadapan timnas unggulan lainnya, Belanda, mengingat Grup A-E hanya berisikan lima tim. Pertarungan sengit tersaji antara dua tim yang pada akhirnya Jerman memenangkan pertandingan dengan skor dramatis 3-2.

Sementara itu juara bertahan Piala Eropa 2016, Portugal, menjadi satu-satunya tim unggulan yang terseok-terseok dalam babak kualifikasi. Selama 2 pertandingan Portugal gagal memanfaatkan status sebagai tuan rumah dan hanya mampu berimain imbang. Portugal 0-0 Ukraina, Portuga 1-1 Serbia.

Baca juga: 10 Juli 2016: Eder, Pahlawan Portugal yang Terlewatkan

Waspada kuda hitam

Hal yang perlu diwaspadai bagi para tim unggulan adalah tim yang sering mendapat julukan kuda hitam. Sering kali keberadaannya merusak skenario menjegal mimpi para tim unggulan untuk tampil di Piala Eropa. Beberapa tim kuda hitam yang menunjukkan performa apiknya dalam dua pertandingan awal adalah Polandia dan Turki.

Polandia menjadi salah tim yang gawangnya belum kemasukan gol atau nirbobol selama dua pertandingan awal dan meraih dua kemenangan, sehingga berhak memuncaki group G. Kemudian timnas Turki juga tidak kalah mengerikan, dengan mencatatkan dua kali nirbobol dalam dua pertandingan.

Tidak hanya itu, timnas Turki juga memiliki produktifitas gol yang luar biasa dalam dua pertandingan sudah mencatatkan perbedaan gol 6, hanya selisih 1 gol dengan Prancis yang membuat Turki berada di posisi kedua Grup H.

Baca juga: Prancis: Dahulu Pecundang, Kini (Calon) Pemenang

Panggung pemain muda

Kualifikasi EURO 2020 juga menjadi panggung beberapa pemain muda berbakat di Eropa. Tercatat ada beberapa pemuda yang memberikan kontribusi besar dalam membantu timnya di dua pertandingan awal kualifikasi. Contohnya Eljif Elmas (Makedonia) pemain yang saat ini membela klub Fenerbahce tersebut mampu mencetak brace dalam laga pembuka.

Di Inggris ada dua pemain muda bertalenta yang menarik perhatian dunia, Jadon Sancho dan Hudson-Odoi. Jadon Sancho yang mendapatkan kesempatan menjadi starter menggantikan Rashford yang mengalami cedera engkel di laga pembuka tidak membuang kesempatan emasnya. Meskipun tidak berhasil menyetak gol, Sancho menjadi penyumbang asis bagi gol Sterling.

Rekan setimnya, Hudson-Odoi, juga berkesempatan tampil di starting XI menggantikan Sancho. Sama halnya dengan Sancho, Hudson-Odoi juga berhasil mencatatkan asis di pertandingan kedua melawan Montenegro.

Di Italia juga tak ketinggalan. Moise Kean pemain yang saat ini bermain di Juventus menunjukkan permainan konsistennya bersama TIMNAS Italia. Dalam dua laga Moise Kean rajin mencetak gol ke gawang lawan-lawannya yakni saat melawan Finlandia dan Liechtenstein. Tidak hanya itu Kean juga mencatatkan statistik lain yang menarik dengan 80% sukses menggiring bola dan tembakan per laga sebayak 2.5.

 

*Penulis dapat dijumpai di akun Twitter @anggaa1996