Suara Pembaca

Egy Maulana, Antara Timnas dan Karier di Eropa

Egy Maulana Vikri, pemain muda harapan sepak bola Indonesia kembali dipanggil Indra Sjafri, pelatih Timnas U-22 Indonesia, untuk persiapan menghadapi Piala AFF U-22 di Kamboja.

Di Piala AFF U-22 yang akan berlangsung dari 17 Februari – 2 Maret mendatang, Indonesia akan tergabung di grup B bersama Malaysia, Myanmar, Kamboja, dan Singapura. Kalau melihat calon lawan-lawan Indonesia nanti, hampir semua negara berpotensi mengalahkan pasukan asuhan pelatih Indra Sjafri ini.

Selain Malaysia dan Myanmar yang memang selalu menyulitkan kita, Kamboja yang bertindak sebagai tuan rumah, juga berpeluang untuk membuat kejutan.

Untuk itulah diperlukan persiapan yang matang dari coach Indra, supaya Timnas U-22 Indonesia jangan sampai mengikuti hasil buruk seniornya yang tersingkir di babak penyisihan grup di Piala AFF 2018 kemarin. Salah satu strategi Indra Sjafri untuk membentuk tim yang cepat kompak adalah dengan memanggil sebagian besar pemain-pemain mantan Timnas U-19, yang dulu diasuhnya.

Egy Maulana Vikri, M. Riyandi, Nurhidayat, Rachmat Irianto, Witan Sulaiman, Todd Rivaldo, dan beberapa nama mantan pemain Timnas U-19 lainnya, yang kembali dipercaya Indra Sjafri untuk mengikuti pemusatan latihan Timnas U-22.

Baca juga: Persoalan Pelik Indonesia Jelang Piala AFF U-22 2019

Sebagai seorang pesepak bola, pemanggilan untuk memperkuat timnas tentunya suatu kebanggaan tersendiri bagi Egy. Kewajiban untuk membela negara di ajang internasional, akan selalu menjadi hal yang paling penting bagi pemain asal Medan ini.

Namun yang menjadi masalah adalah Egy Maulana Vikri sedang berjuang untuk mendapatkan tempat di tim utama Lechia Gdansk, di Liga Polandia. Egy bahkan baru saja melakoni debutnya saat Lechia Gdansk melawan Gornik Zabrze (22/12/18) sebagai pemain pengganti. Walaupun baru diberikan kesempatan bermain sekitar 8 menit, tetapi pelatih Lechia Gdansk, Piotr Stokowiec, sudah mulai memberikan kepercayaan kepada pemain berusia 18 tahun ini.

Untuk tetap mendapatkan kepercayaan dari pelatih, tentu saja Egy harus tetap memperlihatkan perkembangan permainannya. Walaupun hanya dilatihkan, tetapi Egy harus menampilkan kesiapannya, untuk selalu siap diturunkan kapanpun dibutuhkan pelatih.

Piala AFF U-22 yang akan berlangsung selama dua Minggu, tentu saja membuat Egy harus meninggalkan Lechia Gdansk minimal 20 hari. Itupun dengan catatan Egy tidak harus mengikuti seleksi di pemusatan latihan Timnas U-22 yang sudah dimulai 7 Januari kemarin.

Baca juga: Suporter Lech Poznan Sindir Egy Maulana

Absennya Egy Maulana minimal selama 20 hari (dengan catatan Timnas Indonesia U-22 lolos sampai babak final) tentunya nama Egy akan menghilang dalam skuat Lechia Gdansk, walaupun hanya sebagai pemain pengganti. Bisa saja nama Egy akan digantikan pemain muda Lechia Gdansk lainnya. Kalau hal ini terjadi, dan Egy terlempar lagi ke tim Lechia Gdansk B, akan menjadi kabar buruk bagi pemain harapan sepak bola Indonesia ini.

Memang suatu pilihan sulit bagi Egy, antara tetap bertahan di Polandia untuk berjuang mendapatkan tempat utama di Lechia Gdansk, atau pulang ke Indonesia untuk memperkuat timnas Indonesia. Diperlukan kebijakan yang sangat tepat dari pelatih Indra Sjafri, supaya Egy tetap bisa berjuang meniti kariernya di Eropa, dan tetap mempunyai kesempatan untuk memperkuat timnas.

Mungkin komunikasi antara tim kepelatihan Lechia Gdansk dengan tim kepelatihan timnas U-22 sangat diperlukan, supaya di saat Egy memperkuat timnas, perkembangannya tetap bisa dipantau oleh tim kepelatihan Lechia Gdansk.

Kita sebagai pendukung sepak bola Indonesia, tentunya berharap Egy Maulana Vikri bisa berkembang karier sepak bolanya di Eropa, sambil tetap bisa berjuang mengangkat nama Indonesia di percaturan sepak bola internasional.