Turun Minum Serba-Serbi

Deretan Wonderkids Indonesia yang Berpeluang Mengikuti Jejak Egy Maulana Vikri

Keberhasilan Egy Maulana Vikri untuk bermain di Eropa tentu menjadi satu kebanggaan tersendiri bagi pencinta sepak bola Indonesia. Egy mampu menarik perhatian Lechia Gdansk, klub yang kini bermain di kasta tertinggi Liga Polandia. Tak tanggung-tanggung, pemuda berusia 18 tahun ini bahkan siap diplot untuk menjadi pemain utama Lechia.

Selain Egy, masih banyak pesepak bola muda di Indonesia yang begitu berbakat. Ada beberapa wonderkids, termasuk anggota Timnas U-16 yang menjuarai Turnamen Jenesys beberapa waktu lalu, yang berpeluang untuk mengikuti jejak Egy bermain di Eropa. Berikut ini adalah daftarnya:

Sutan Zico

Sutan Zico barangkali adalah pemain paling menarik di Timnas U-16 saat ini. Penyerang berusia 16 tahun ini tercatat sebagai top skor Turnamen Jenesys yang baru berakhir beberapa waktu lalu. Zico memang terkenal sebagai pencetak gol yang ulung, sebab berbekal kecepatan serta kemampuan finishing yang di atas rata-rata. Kans Zico untuk bermain di Eropa cukup besar mengingat ia sempat bergabung dengan akademi sepak bola Chelsea dan memiliki minat yang besar untuk bermain di luar negeri.

Rendy Juliansyah

Rendy adalah pahlawan yang memberi kemenangan bagi Timnas U-16 Indonesia di Turnamen Jenesys lalu. Ia mampu mencetak satu-satunya gol yang tercipta di laga final melawan Vietnam U-16, dan membawa Garuda Asia menjadi juara. Namun, bukti kehebatan Rendy lebih dari sekadar gol di laga final. Ia beberapa kali tercatat sebagai top skor di kompetisi junior. Modal Rendy untuk menyusul Egy cukup besar, mengingat kini ia bersekolah di sekolah sepak bola (SSB) Aomori Yamada, salah satu SSB terbaik di Jepang.

Foto: PSSI

David Maulana

Di era sepak bola modern ini, seorang gelandang seperti N’Golo Kante yang sigap dalam bertahan dan mampu menjadi jembatan ketika menyerang adalah komoditi yang sangat berharga. Tim Indonesia U-16 memiliki pemain seperti ini dalam diri David Maulana. David adalah seorang gelandang bertahan muda yang ulet dan sigap serta mampu menjembatani antara lini bertahan dan serang. Tak mengherankan karena ia mengidolai Hariono, salah satu gelandang petarung terbaik Indonesia. Di Turnamen Jenesys lalu, David dinobatkan sebagai Pemain Terbaik. Mengingat bagaimana berharga tipe pemain sepertinya, ia memiliki peluang besar untuk menjadi rebutan klub-klub di luar negeri.

Foto: PSSI

Amiruddin Bagas

Amiruddin Bagas adalah bek sayap Timnas U-16 di Turnamen Jenesys lalu. Lucunya, Bagas diplot untuk mengisi posisi bek sayap secara tidak sengaja. Pada awalnya, ia dan kembarannya, Amiruddin Bagus, dipanggil Fachri Husaini ke Timnas U-16. Bagas yang berposisi sebagai penyerang, tertukar posisinya dengan Bagus, yang bermain sebagai bek sayap. Namun, pada akhirnya, Bagas nyaman di posisi ini, dan bahkan mampu tampil lebih baik dari kembarannya. Berkat pengalamannya bermain sebagai penyerang, Bagas memiliki naluri menyerang yang baik sebagai bek sayap. Jebolan akademi Chelsea di Singapura ini tentu memiliki potensi untuk menyusul Egy.

Foto: Tribun Jogja

Witan Sulaiman

Nama berikutnya adalah rekan setim Egy di Timnas U-19. Witan tentunya memiliki peluang besar untuk menyusul sahabatnya untuk bermain di Eropa. Menurut kabar yang beredar, ia sempat diincar oleh beberapa klub di Spanyol, namun hingga kini belum ada tawaran yang nyata. Potensi Witan tentu besar. Bermain sebagai gelandang yang mampu beroperasi di tengah atau sayap, Witan memiliki visi yang dapat dikatakan sedikit lebih baik ketimbang Egy. Kepindahannya ke Eropa tampak tinggal menunggu waktu.

Syahrian Abimanyu

Syahrian Abimanyu saat ini terdaftar sebagai pemain di Sriwijaya FC, namun apabila ia mampu mempertahankan performanya, bukan tak mungkin masa baktinya di klub asal Palembang itu hanya sebentar. Syahrian yang juga merupakan rekan setim Egy di Timnas U-19 adalah gelandang yang komplet. Ia memiliki jangkauan umpan yang luar biasa, mampu mendribel bola, piawai dalam mengeksekusi tendangan bebas, serta cukup baik dalam bertahan. Tak mengagetkan karena ia sempat menempuh pendidikan sepak bola di Spanyol. Pastinya, Syahrian memiliki peluang untuk kembali ke Negeri Matador tersebut, tidak lagi sebagai pemain akademi, namun sebagai pesepak bola profesional.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket