Analisis

Menengok Masa Depan Garuda di Bawah Simon McMenemy

Hari ini timnas Indonesia akan memulai pemusatan latihan tahap pertama di bawah kepemimpinan Simon McMenemy di Perth, Australia hingga 17 Maret. Tahap kedua akan dilanjutkan di Bali hingga 21 Maret sebelum bertolak ke Myanmar dan melawan White Angels empat hari kemudian. Bagaimana masa depan Garuda di bawah pelatih asal Skotlandia ini?

Simon telah mengumumkan 27 nama untuk kedua tahap pemusatan latihan, namun hanya 25 nama yang bergabung di tahap pertama karena kapten timnas saat ini, Hansamu Yama Pranata, baru saja menikah sedangkan Rudolof Yanto Basna masih berkompetisi bersama Sukhothai FC di Thai League 1.

Di antara beberapa nama familiar seperti kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa, kapten sekaligus bek Madura United, Fachruddin Aryanto serta playmaker Bali United, Stefano Lilipaly, Simon juga memboyong tiga wajah baru yang uniknya merupakan mantan anak asuhnya semasa di Bhayangkara FC.

Mereka adalah Alsan Sanda, Wahyu Subo Seto, dan Otavia Dutra. Nama terakhir pernah menjadi andalan Simon kala The Guardians menjuarai Liga 1 2017 lalu, ia pun telah merampung proses naturalisasi setelah tinggal di Indonesia selama sembilan tahun. Sejak berkarier di Persebaya pada 2010 dan kembali ke klub tersebut per musim lalu.

Berikut 27 nama lengkap yang dipanggil Simon McMenemy dalam dua fase pemusatan latihan, termasuk pergantian terakhir yakni Febri Hariyadi yang masuk menggantikan Riko Simanjuntak atas permintaan kubu Persija Jakarta yang sangat membutuhkan tenaganya di Piala AFC.

Baca juga: Roda Berputar Sangat Cepat untuk Riko Simanjuntak

Kiper:

Andritany Ardhiyasa (Persija Jakarta), Muhammad Ridho (Madura United), Teja Paku Alam (Semen Padang).

Bek:

Johan Ahmat Alfarizi (Arema FC), Novri Setiawan (Persija Jakarta), Ruben Sanadi (Persebaya Surabaya), Otavio Dutra (Persebaya Surabaya), Hansamu Yama (Persebaya Surabaya), Yustinus Pae (Persipura Jayapura), Alsan Sanda (Bhayangkara FC), Ricky Fajrin (Bali United), Fachruddin Aryanto (Madura United), Manahati Lestusen (PS TIRA-Persikabo), Yanto Basna (Sukhotai FC).

Gelandang:

Evan Dimas Darmono (Barito Putera), Zulfiandi (Madura United), Andik Vermansah (Madura United), Greg Nwokolo (Madura United), Arthur Bonai (PSIS Semarang), Rizky Pellu (PSM Makassar), Muhammad Rahmat (PSM Makassar), Wahyu Subo Seto (Bhayangkara FC), Stefano Lilipaly (Bali United), Febri Hariyadi (Persib Bandung)

Penyerang:

Dedik Setiawan (Arema FC), Ilija Spasojevic (Bali United), Samsul Arif (Barito Putera)

Kritik untuk daftar pemain yang dipanggil

Dari daftar yang kita lihat, Madura United menjadi tim yang akan paling menderita selama pemusatan latihan yang dilakukan timnas karena mereka mengirim lima pemain, jumlah terbanyak diantara klub-klub lainnya. Persebaya Surabaya juga akan mengalami kesulitan akibat bsennya tiga bek mereka.

Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman, bahkan sempat menyatakan kekecewaannya kepada media sesaat daftar nama tersebut dirilis. “Situasi ini tidak baik (untuk Persebaya) karena ada tiga dari empat bek utama kami yang dipanggil. Tetapi kami tak ingin menghalangi mereka untuk ikut pelatnas karena ini merupakan sebuah kebanggan.”

Sementara timnas senior dan U-22 terpisah tahun ini, Simon tak dapat memilih para pemain yang tampil bagus dan punya kualitas serta caps di timnas senior seperti Awan Setho, Bagas Adi, Hanif Sjahbandi, atau Saddil Ramdani.

Baca juga: Insiden Saddil Ramdani dan Pentingnya Mengatur Emosi

Pun di luar 27 nama tersebut ada beberapa pemain yang masih punya kualitas seperti para eks penggawa timnas di Piala AFF 2018 seperti duo Barito Putera, Gavin Kwan dan Rizky Pora, Septian David Maulana, atau Beto Goncalves. Tapi fokus kritik saya kali ini tertuju pada posisi bek tengah.

Pemanggilan Dutra cukup kontroversial mempertimbangkan dirinya yang kini berusia 35 tahun. Pun jika Simon masih ingin mengisi pos tersebut dengan pemain naturalisasi, dia mungkin dapat memilih di antara Victor Igbonefo (PTT Rayong/33 tahun), atau Mohammadou Al Hadji (terakhir bermain bersama Sriwijaya FC di Liga 1 2018/32 tahun).

Igbonefo yang sudah mengoleksi 10 caps bersama timnas sejak 2013 punya pengalaman dan reputasi baik tak hanya di dalam negeri tetapi juga di Thailand. Dia dapat membangun chemistry yang baik dengan sesama perantau, Yanto Basna. Sementara itu Al Hadji yang sempat membela Barito Putera juga bisa jadi tandem Hansamu Yama.

Dua nama lain yang dapat menjadi pertimbangan Simon di posisi bek tengah adalah Arif Satria (Persela Lamongan/23 tahun), dan Donny Monim (Barito Putera/25 tahun). Musim lalu Arif membuat 110 intersep sementara Donny membuat 106 tekel. Angka tersebut menjadi yang tertinggi di liga musim lalu untuk kategori intersep dan tekel terbanyak.

Komposisi lini tengah dan depan terlihat sudah baik. Simon punya semua pemain yang ia inginkan mulai dari breaker seperti Rizky Pellu atau Zulfiandi, serta maestro lini tengah pada diri Evan Dimas dan Stefano Lilipaly. Sisanya tentu mengisi posisi sayap, tinggal bagaimana formasi yang akan digunakan eks pelatih timnas Filipina ini.

Formasi ideal Simon McMenemy

Sebelumnya di Bhayangkara FC, Simon tak menggunakan formasi 4-3-3 seperti yang digunakan di timnas era Luis Milla ataupun Bima Sakti. Ia menggunakan formasi apapun yang mengandalkan penyerang tunggal seperti 4-5-1 atau 4-4-1-1.

Di antara ketiga kiper, Andritany tentu akan menjadi pilihan utama di bawah mistar dan melanjutkan warisan Kurnia Meiga setelah Piala AFF 2016. Jujur mungkin untuk saat ini belum ada kiper di Indonesia yang selevel dengan Andritany, kecuali ‘tetangganya sendiri’ yakni Meiga yang absen dari sepak bola nasional sejak 2017 lalu.

Di depannya Hansamu dan Basna tentu menjadi pilihan pertama, namun selama absennya dua sosok sentral di Piala AFF 2016 itu, giliran Dutra dan Fachruddin yang mungkin disiapkan Simon dalam laga uji coba kontra Perth Glory.

Kemudian di sisi sayap ada nama Ruben Sanadi dan Ricky Fajrin dengan segala pengalaman yang mereka miliki. Fajrin merupakan sosok pemain versatile yang dapat bermain sebagai bek tengah juga. Jika ia nantinya dipasangkan bersama Dutra atau Fachruddin maka Alsan Sanda punya kesempatan mengisi pos yang ditinggalkan di kiri.

Menarik melihat mengapa Simon tak memanggil Hargianto ke tim nasional, padahal ia tahu pengalaman Hargi di timnas dan keduanya pernah bekerja sama di Bhayangkara FC. Namun kali ini alih-alih Hargi, Simon akan mempercayakan posisi breaker kepada Zulfiandi yang menunjukkan performa sangat baik di Asian Games 2018 Piala AFF 2018.

Plus ditunjang Evan Dimas dan Stefano Lilipaly di depannya yang akan menjadi konduktor permainan dan distribusi bola ke trisula Greg Nwokolo, Ilija Spasojevic, dan Andik Vermansyah.

Simon tahu betul karakter Spaso saat keduanya berada di Bhayangkara. Ia tahu betul seperti apa pemain-pemain yang perlu ada di sekitarnya. Ini yang tak Spaso dapatkan saat bermain di bawah Luis Milla. Semoga saja eks striker timnas Montenegro U-21 ini dapat menunjukkan ketajamannya lagi.

Inilah hari-hari baru bagi timnas Indonesia. Pelatih baru membawa filosofi dan taktik baru, wajah-wajah baru dan banyak kemungkinan akan menyusul talenta-talenta kainnya yang akan dipersiapkan sepanjang FIFA matchday dan kualifikasi Piala Dunia sebelum mencapai ultimate goal-nya menjuarai Piala AFF 2020!