Suara Pembaca

Hari Nur Yulianto: Lokal dan Tajam Layaknya Samsul Arif

Berbicara tentang striker lokal di Indonesia, nama Samsul Arif menjadi pemain lokal yang paling banyak mencatatkan gol ke gawang lawan selama pagelaran Go-Jek Liga 1 2018. Selain nama Samsul Arif, saat liga musim lalu di tim promosi PSIS Semarang terdapat sosok striker lokal yang juga tajam dalam hal membobol gawang lawan. Sosok tersebut bernama Hari Nur Yulianto, pria kelahiran Kendal, Jawa Tengah.

Pemain yang akrab disapa Mukri ini mengawali karier bersama PSCS Cilacap dan kemudian pada tahun 2012 mengantarkan kontingen provinsi Jawa Tengah meraih perunggu cabang sepak bola pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau. Penampilan apiknya di PON membuat manajemen PSIS Semarang tertarik mendatangkannya setahun berikutnya.

Mengawali karier di PSIS Semarang tahun 2013, Hari Nur gagal mengantarkan Mahesa Jenar promosi ke kasta tertinggi sepak bola nasional. Pada musim pertamanya ia dapat mencetak 5 gol dan mengantarkan PSIS  lolos babak 16 besar divisi utama. Pada tahun kedua memperkuat PSIS Semarang, Hari Nur sebenarnya memiliki kans untuk mengantarkan PSIS lolos ke kasta tertinggi.

Sayangnya, insiden sepak bola gajah antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang di babak 8 besar mengubur mimpinya tersebut. Pencapaian luar biasa ditorehkan oleh Mukri kala itu, Hari Nur menjadi pencetak gol terbanyak PSIS dengan koleksi 14 gol. Di daftar pencetak gol terbanyak kompetisi divisi utama, nama Hari Nur hanya kalah dengan legiun asing seperti Abblode Yao Rudy, Brima Pepito dan Fernando Soler.

Baca juga: Fernando Soler dan Kebugaran Fisik Pemain Persib Bandung: Misteri yang Aneh

Setelah tidak ada kompetisi penuh di tahun 2015, Hari Nur tetap setia dengan PSIS Semarang di tahun 2016. Pada turnamen TSC  B (kompetisi setingkat divisi utama), Hari Nur mengantarkan PSIS Semarang lolos ke 16 besar. Pada kompetisi tersebut, Hari Nur yang didapuk menjadi second striker mampu menyokong Johan Yoga yang merupakan target man PSIS.

Mukri mampu mencetak 5 gol pada kompetisi yang akhirnya dimenangkan oleh PSCS Cilacap tersebut. Setelah TSC selesai, PSSI kembali menggelar kompetisi resmi di tahun 2017. Performa Hari Nur makin menjadi dan puncaknya mengantarkan PSIS Semarang promosi ke liga 1 tahun 2018.

“King Harry”, julukan yang disematkan oleh suporter PSIS Semarang kepadanya, mampu menjadi pahlawan PSIS Semarang di pertandingan penentu melawan Martapura FC. Bahkan kala itu Mukri mampu mencetak hat-trick dan membawa PSIS unggul dengan skor 6-4.

Performa yang terus stabil dan kesetiannya pada Laskar Mahesa Jenar, Hari Nur kemudian menjadi salah satu pemain yang dipertahankan oleh manajemen PSIS Semarang untuk mengarungi kerasnya kasta tertinggi sepak bola nasional.

Baca juga: Hari Jumat dan Tabloid Sepak Bola yang Keramat

Permainan stabil Hari Nur berlanjut ketika ia memperkuat PSIS di kasta tertinggi Liga Indonesia. Selama kompetisi Go-Jek Liga 1 2018 Hari Nur mampu mencatatkan 12 gol bersama PSIS  dan hanya kalah 2 gol dengan pencetak gol terbanyak pemain lokal, Samsul Arif.

Hari Nur sendiri merupakan pemain yang dapat berposisi di second striker, center forward dan right/left wing forward. Dengan banyaknya kemampuan yang ia miliki, mempermudah pelatih PSIS, Vicenco Alberto Annese dan Jafri Sastra, untuk menempatkannya di berbagai posisi.

Pada saat legiun asing PSIS asal Brasil, Bruno Silva absen, Hari Nur sering ditempatkan menjadi center forward untuk solusi lini depan Mahesa Jenar. Banyaknya posisi yang bisa ia mainkan juga pernah teruji ketika ia di dapuk menjadi second striker pada saat kompetisi TSC B tahun 2016 yang kemudian menyokong duetnya saat itu Johan Yoga Utama menjadi top skor kompetisi.

Kemampuan yang Hari Nur miliki seperti layaknya Samsul Arif. Gol-gol yang mereka cetak lebih ke kemampuan mereka mencari ruang kosong pertahanan lawan. Tipikal pemain seperti Hari Nur dan Samsul Arif memang bukan predator lini depan asli layaknya Cristian Gonzales ataupun Bambang Pamungkas, karena keduanya lebih bebas memilih ruang berkat kemampuan akselerasi dari sayap maupun tengah pada saat membantu tim mereka menyerang pertahanan lawan.

Kecepatan yang mempuni dan stamina yang selalu terjaga selama 90 menit pertandingan membuat mereka terus memborbardir pertahanan lawan selama pertandingan berlangsung. Hari Nur merupakan pemain yang memiliki keistimewaan dapat menempatkan dirinya pada posisi blind side, yang memiliki arti bergerak tanpa bola tanpa pantauan pemain belakang lawan.

Jika melihat gol-gol Hari Nur pada media instagram resmi operator liga @liga1match, Hari Nur mampu menciptakan gol dengan posisi di belakang pemain lawan pada saat menerima umpan lalu menceploskan bola ke gawang.

Dalam diskusi kupas tuntas buku The Inside Wings beberapa waktu lalu di Yogyakarta, mantan asisten pelatih Timnas U-19, Guntur Cahyo Utomo, mengatakan bahwa di Indonesia striker yang mampu memposisikan diri secara blind side hanyalah Samsul Arif. Namun tampaknya Hari Nur juga mampu untuk melakukannya kemudian mencuri peluang dan mencetak gol layaknya Samsul Arif.

Baca juga: Karier Nomaden Samsul Arif Munip

Dikarenakan beberapa kemampuan yang hampir persis di antara keduanya, nama Hari Nur memang pantas disandingkan dengan Samsul Arif yang telah kenyang pengalaman di Liga Indonesia. Namun, Hari Nur harus tetap bekerja keras untuk setara dengan Samsul Arif yang telah memiliki caps bersama timnas Indonesia.

Jika Hari Nur tetap stabil di Liga 1 2019, kesempatan untuk bersaing di tabel klasemen pencetak gol musim depan dengan Samsul Arif sangat terbuka mengingat Hari Nur merupakan pemain yang selalu mengisi starting eleven Mahesa Jenar selama 34 pertandingan musim lalu, tanpa sekalipun absen dalam sebuah pertandingan.

Melihat catatan apik kedua pemain ini, bukan tidak mungkin dapat menjawab keresahan PT. LIB beberapa waktu lalu dan segenap pencinta sepak bola Indonesia bahwa negara ini sedang mengalami krisis pemain ciamik untuk mengisi slot lini depan timnas ke depannya.

Bila performa dan konsistensi permainan tetap dijaga keduanya, semoga mampu membuktikkan ke PT. LIB bahwa striker lokal tetap dapat dipandang dengan ciri khas mereka masing-masing dan dapat disandingkan dengan striker naturalisasi yang dimiliki Indonesia.