Setelah era Lampung FC di Divisi Utama LPIS 2013, praktis tidak ada lagi klub sepak bola asal Lampung yang dapat berbicara banyak di kancah sepakbola nasional. Kala itu Lampung FC berhasil membangkitkan animo sepak bola di Lampung.
Dinakhodai oleh pelatih kepala M. Nasir, tim berjuluk Gajah Beringas tersebut lolos hingga babak final Divisi Utama LPIS 2013 sebelum dikalahkan oleh PSS Sleman dengan cukup kontroversial (tapi tidak viral) dalam babak final yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Menjadi runner-up tidak membuat Lampung FC promosi dikarenakan konflik sepak bola nasional pada era itu, hingga terjadi dualisme liga dan membuat regulasi promosi-degradasi menjadi tidak jelas. Singkat cerita, Lampung FC pun bubar setelah tahun 2013.
Pada tahun 2017, Lampung kembali memiliki klub sepak bola secara ‘instan’ setelah Persires Rengat diakuisisi oleh PT. Great Giant Pinneaple dan berubah nama menjadi Lampung Sakti. Klub ini langsung bermain di Liga 2 di tahun 2017, yang sedikit menimbulkan konflik di sepak bola Lampung.
Sebab, ada beberapa kelompok supporter yang tidak suka dengan kehadiran Lampung Sakti yang dianggap instan, dan mereka lebih memilih untuk mendukung klub lokal yang didirikan secara swadaya oleh supporter sepak bola Lampung bernama SS Lampung FC yang bermain di Liga 3.
Gerak cepat dilakukan oleh manajemen Lampung Sakti, dengan merekrut nama-nama tenar seperti Nova Arianto sebagai pelatih kepala, dan Tema Mursadat sebagai pelatih kiper. Dengan finansial yang kuat maka tak heran pencinta sepak bola Lampung menaruh harapan tinggi pada Lampung Sakti.
Sayangnya musim pertama tidak berjalan baik bagi Lampung Sakti. Target untuk bertahan di Liga 2 tidak tercapai, dan klub yang berkandang di Stadion Sumpah Pemuda ini gagal lolos dari jurang degradasi. Lampung Sakti pun turun kasta ke Liga 3 2018.
Bermain di Liga 3 2018, Lampung Sakti menjadi klub yang sangat sehat dengan finansial dan manajemen yang baik. Dilihat dari sekolah sepak bola untuk usia dininya yang berjalan dengan baik, sponsor yang cukup banyak jika dibanding kontestan Liga 3 lainnya, penjualan merchandise yang terkelola dengan baik, baik itu daring maupun luring. Coach Nova Arianto mempersiapkan tim ini dengan sangat baik. Scouting dilakukan ke pelosok-pelosok Lampung demi mencari bibit-bibit lokal terbaik yang siap diorbitkan melalui Lampung Sakti
Lampung Sakti memulai kompetisi dari Putaran Nasional Pendahuluan 1. Tergabung di grup 2 bersama Bogor FC, PSGC Ciamis, dan Persikabo Bogor. Target lolos ke Liga 2 adalah wajib bagi Lampung Sakti, Ferry Rotinsulu masuk jajaran tim pelatih menggantikan Tema Mursadat sebagai pelatih kiper, kemudian di pertengahan musim M. Nasir kembali dipanggil untuk menjadi pelatih kepala.
Pelatih yang membawa Lampung FC menjadi runner-up Divisi Utama 2013 ini diharapkan bisa langsung nyetel dengan Lampung Sakti dan bisa membawa tim promosi ke Liga 2, sementara posisi Nova Arianto bergeser menjadi Direktur Teknik.
Babak Pendahuluan 1 berjalan dengan baik bagi Lampung Sakti, mereka tak terkalahkan di kandang, dan lolos ke babak 32 besar sebagai runner-up Grup 2. Di babak 32 besar, Lampung Sakti tergabung di Grup D dengan Perssu Sumenep, PS Badung, dan Persedikab Kediri.
Untuk babak 32 besar sendiri, sebenarnya Lampung Sakti mengajukan diri sebagai tuan rumah dengan Stadion Sumpah Pemuda dan Stadion Pahoman menjadi stadion yang diajukan untuk Grup D. Namun yang terpilih menjadi tuan rumah adalah PS Badung, sehingga menyebabkan tim yang baru dua tahun berdiri ini harus bertandang ke Bali untuk melakoni babak 32 besar.
Di pertandingan pertama, Lampung Sakti berhadapan dengan Perssu Sumenep, dan berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 1-0. Enam hari berselang, Lampung Sakti kembali bermain di matchday kedua berhadapan dengan Persedikab Kediri dan menghasilkan skor imbang 1-1.
Di laga pamungkas, Lampung Sakti hanya membutuhkan hasil imbang melawan PS Badung untuk memastikan diri lolos ke 16 besar. Hasilnya klub dengan simbol gajah di logonya ini berhasil menang 2-1 atas PS Badung dan berhak lolos ke babak 16 besar dengan status juara grup.
Semua masih berjalan baik bagi Lampung Sakti, mereka pun masih lolos di Piala Indonesia hingga babak 64 besar setelah sebelumnya menang atas Perserang Serang pada bulan Juni lalu di babak 128 besar. Petaka lalu datang di babak 16 besar Liga 3 2018, ketika mereka harus kembali berhadapan dengan tim mewah Liga 3 lainnya, yaitu Bogor FC.
Coach M. Nasir sebenarnya sudah mengantongi kekuatan dan kelemahan dari Bogor FC, mengingat kedua tim tergabung dalam grup yang sama pada Putaran Nasional Pendahuluan 1. Pada saat itu Lampung Sakti dan Bogor FC dua kali bermain imbang saat pertandingan digelar di Lampung maupun Bogor.
Laga 16 besar pun kembali digelar di Bali, di Stadion Samudera Kuta. Para penggawa kebanggaan Lampung tetap tinggal di Bali setelah babak 32 besar demi menjaga kebugaran fisik. Laga 16 besar merupakan partai hidup mati karena dimainkan dengan sistem gugur.
Pemenang akan maju ke babak 8 besar dan akan sedikit mendapat ‘nyawa’ tambahan, karena babak 8 besar akan dimainkan dalam sistem grup. Sementara yang kalah langsung gugur, kembali menunggu Liga 3 2019 dengan format dan waktu pelaksanaan yang belum jelas adanya.
Baca juga: Dua Jawara Lawas di Final Liga 3 2018
Pertandingan 16 besar dimulai. Kapten Ari Wibowo memimpin pasukan Gajah Sakti masuk ke lapangan dengan optimisme yang tinggi, tapi sayang beribu sayang, gol tunggal dari Muhammad Iqbal di babak pertama membuat anak asuh Jan Saragih menggagalkan asa Ahmad Ihwan dan kolega untuk lolos ke Liga 2 2019.
Lampung Sakti kalah. Perjuangan di liga untuk musim ini selesai dan mereka harus kembali berlaga di Liga 3 2019, yang sekali lagi format dan waktu pelaksanaannya masih belum jelas.
Namun 2018 saat itu belum berakhir bagi Lampung Sakti. Mereka masih memiliki satu pertandingan tersisa di Piala Indonesia, tepatnya di babak 64 besar melawan Persita Tangerang. Pertandingan digelar di Stadion Sumpah Pemuda pada tanggal 22 Desember 2018.
Para pemain segera melupakan kekalahan pahit atas Bogor FC dan segera fokus untuk Persita Tangerang. Lawan yang tidak mudah karena notabene Persita merupakan tim kuat di Liga 2 dan hampir lolos ke Liga 1 2019 sebelum dikalahkan Kalteng Putra di perebutan Juara 3 Liga 2 2018.
Pertandingan tampak berimbang di babak pertama, bahkan Lampung Sakti memiliki beberapa peluang emas yang belum dapat dimaksimalkan oleh barisan penyerang Lampung Sakti. Skor kacamata pun menghiasi paruh pertama pertandingan ini.
Di babak kedua pun jual beli serangan masih terjadi. Pertandingan sempat terasa akan memasuki babak tambahan 2 x 15 menit, sebelum nasib nahas datang pada menit ke-8 saat wasit menunjuk titik putih dan memberikan penalti untuk Persita Tangerang.
Aldi Al Achya yang ditunjuk menjadi eksekutor berhasil menjalankan tugas dengan baik. Hukuman penalti yang sangat menyakitkan bagi anak asuh coach Nasir mengingat kurang dari 3 menit lagi waktu normal akan segera berakhir. Lampung Sakti kembali kandas, gagal di Liga 3, gagal pula di Piala Indonesia.
Berakhir sudah kiprah Lampung Sakti ditahun 2018. Sang Direktur Teknik, Nova Arianto, tidak diperpanjang kontraknya, dengan demikian pelatih pertama Lampung Sakti tersebut sudah selesai tugasnya di klub berjuluk Gajah Sakti ini.
Walau demikian, harapan untuk tampil lebih baik akan tetap ada. Gajah Sakti asal Lampung akan kembali di tahun 2019, dengan racikan baru dan materi pemain baru. Tetap semangat Lampung Sakti!