Analisis

Rahmad Darmawan, Komandan Baru PS Tira

Awal tahun ini PS TIRA resmi mengumumkan komandan baru untuk mengarungi persaingan di Liga 1 2019. Setelah merelakan Nil Maizar pergi, kali ini Young Warriors resmi berada di bawah komando Rahmad Darmawan untuk semusim ke depan.

Nil Maizar yang ditunjuk menggantikan pelatih muda Rudy Eka Priyambada di tengah musim sebenarnya berhasil menyelamatkan PS TIRA untuk tetap berada di kasta tertinggi sepak bola. Namun pria kelahiran Kota Payakumbuh ini memutuskan untuk maju ke Pemilu Legislatif 2019 sebagai anggota DPR RI di daerah pemilihan Sumatera Barat.

Maka manajemen Young Warriors bergerak cepat untuk mengamankan jasa mantan caretaker tim nasional Indonesia di tahun 2013 ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Rahmad Darmawan adalah seorang purnawirawan TNI, dan bisa jadi ini adalah alasan kuat tim yang akan kembali bermarkas di Stadion Pakansari memilihnya.

Baca juga: PS TIRA dan Tugas Berat Musim Depan

Selain merupakan purnawirawan TNI, tak ada yang menyangsikan kemampuan pelatih yang akrab disapa RD ini untuk membentuk sebuah tim yang solid. Persipura Jayapura, Persija Jakarta, dan Sriwijaya FC pernah merasakan tangan dingin pria 52 tahun yang berpangkat terakhir Mayor Angkatan Laut ini.

“Ya kalau saya bilang, (diumumkan sebagai pelatih PS TIRA) ini kayak saya balik ke barak lah. Teman-teman di PS TIRA kebetulan juga memang teman lama ketika masih di Persikota. Semangat pertemanan lama yang memutuskan kembali ke PS TIRA,” ujar eks gelandang PS ABRI di era 1990-an ini kepada awak media dilansir dari viva.co.id.

Alasan kedekatan inilah yang menjadi kunci utama Rahmad Darmawan akan mampu memoles PS TIRA untuk bersaing di papan atas Liga 1 2019. Apalagi RD pernah bekerja sama dengan Manahati Lestusen di tim nasional U-23 dulu.

Namun untuk mewujudkan mimpi menjuarai liga seperti “saudara” mereka Bhayangkara FC tidaklah mudah. Pertama coach RD harus menyiapkan materi pemain yang berkualitas, tak hanya bermodalkan para calon tentara saja. Menjaga aset-aset penting seperti top skor Liga 1 2018, Aleksandar Rakic, bisa jadi langkah awal.

RD pun tak menampik bahwa dirinya ingin mendatangkan beberapa pemain yang kaya pengalaman untuk mendampingi mayoritas skuat Young Warriors yang masih ‘hijau.’ Salah satunya adalah mengincar beberapa anak buahnya di Mitra Kukar dulu.

Baca juga: 5 Pemain Mitra Kukar yang Masih Pantas Berlaga di Liga 1 2019

“Jujur, tim ini banyak pemain yang mayoritas pemain muda, jadi butuh juga figur senior untuk bisa jadi panutan. Kami harapkan perekrutan berjalan dengan lancar, dan baik, sehingga realisasi target lima sampai sepuluh besar,” imbuh pelatih kelahiran Metro Lampung tersebut sebagaimana dikutip dari goal.com.

Bermodalkan pemain-pemain muda seperti Pandi dan Abduh Lestaluhu, Fahri Albaar, atau Ahmad Nufiandani, rasanya RD akan mengoptimalkan kecepatan dan gaya bermain menyerang untuk PS TIRA. Coach RD pun langsung berfokus untuk mengumpulkan para pemain jelang laga di Piala Indonesia.

Terengganu FA dan T-Team

 

Penunjukkan RD: Nostalgia PS TIRA Dengan Pelatih Berlatar Militer

Pemilihan pelatih kepala dari kalangan militer dalam sejarah klub yang mengakuisisi Persiram Raja Ampat ini memang bukanlah yang pertama. Sebelum RD ada sosok Suharto AD yang pernah membesut klub ini pada 2015 dan 2016.

Di bawah polesan pelatih berkepala plontos yang berlatar dari Angkatan Darat tersebut, PS TIRA (dahulu masih bernama PS TNI) tampil mengejutkan di Piala Jenderal Sudirman 2015. Mereka berhasil lolos dari babak grup sebagai juara grup dengan memenangkan seluruh pertandingan di babak grup.

Tak tanggung-tanggung lawan yang dihadapi Manahati Lestusen dan kawan-kawan adalah Persib Bandung, Persela Lamongan, Borneo FC, dan Bhayangkara FC (dulu bernama Surabaya United).

Baca juga: Limbungnya PS TNI

Sayang kinerja PS TIRA semakin menurun seturut kepergian sosok Suharto AD usai menangani tim di Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016. PS TNI juga termasuk klub yang sering bergonta-ganti pelatih, tercatat hingga 2019 ini sudah tujuh nama yang memegang komando tim berkostum hijau ini.

Suharto AD sendiri sempat kembali membesut PSMS Medan, tim yang dulu pernah merger dengan PS TIRA, usai Ayam Kinantan berpisah dengan Peter Butler di akhir musim 2018. Suharto sendiri menjadi caretaker selama PSMS bersiap menghadapi Piala Indonesia.

Jadi akankah tahun ini di bawah komando Rahmad Darmawan PS TIRA kembali tersenyum seperti kala dibesut Suharto AD lalu?

Akankah para prajurit lapangan hijau ini membanggakan Ibu Pertiwi suatu hari nanti di “medan perang yang lebih besar”? Seperti kejuaraan antarklub se-Asia misalnya, yang belum (tentu) dicapai “saudara” mereka, Bhayangkara FC.