Ada yang baru dalam gelaran Ballon d’Or 2018 yang diselenggarakan di Grand Palais Paris, Prancis Selasa (4/12) dini hari WIB. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, penganugerahan pesepak bola terbaik di dunia yang diinisiasi majalah ternama France Football ini menampilkan dua kategori baru yakni pemain terbaik sepak bola perempuan dan pemain terbaik sepak bola laki-laki di bawah usia 21 tahun.
Gelandang Real Madrid dan timnas Kroasia, Luka Modric, menjadi bintang utama perhelatan ini. Modric yang memenangkan Ballon d’Or 2018 berhasil mematahkan dominasi dua mega bintang sepak bola, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, yang telah mendominasi penghargaan individu ini selama satu dekade ke belakang.
Eks gelandang Tottenham Hotspurs itu mengoleksi gelar individu keduanya tahun ini setelah sebelumnya mendapatkan gelar pesepak bola pria terbaik FIFA September lalu. Penampilan apik bersama Vatreni dan Real Madrid menjadi acuan kelayakan sang metronom menyandang gelar yang pernah diraih Alfredo di Stefano, Gerd Mueller dan Johan Cruyff itu.
Pengoleksi 118 penampilan bersama Vatreni ini menjadi pemain Kroasia pertama yang menyabet gelar Ballon d’Or sepanjang sejarah. Ia mengungguli Cristiano Ronaldo dan Antoine Griezmann di urutan kedua dan ketiga.
La première réaction du Ballon d'Or France Football 2018, Luka Modric #ballondor https://t.co/bjJGR2lh2D pic.twitter.com/muAayhMq55
— la chaine L'Équipe (@lachainelequipe) December 3, 2018
Sementara itu di kategori pesepak bola perempuan striker Olympique Lyon, Ada Hegerberg, berhasil menyabet gelar Ballon d’Or Feminine pertama dalam sejarah. Hasil ini sepadan dengan prestasi Ada bersama Lyon. Pemain asal Norwegia yang telah mencetak 107 gol bagi Les Lyonnaises ini telah merasakan tiga gelar Liga Champions Wanita berturut-turut bersama Lyon.
Kemenangan Ada sendiri menjadi sentilan bagi FIFA yang secara kontroversial memberikan gelar pesepak bola perempuan terbaik pada Marta yang tak tampil superior bersama Orlando Pride dan timnas perempuan Brasil semusim ke belakang.
Selain Modric dan Ada Hegerberg rona bahagia juga terpancar dari wajah Kylian Mbappe yang menyabet gelar Kopa Trophy 2018. Trofi yang diberi nama seperti nama legenda Prancis dan Real Madrid, Raymond Kopa, ini merupakan gelar pesepak bola pria terbaik di bawah usia 21 tahun.
Penampilan winger Paris-Saint Germain bersama timnas Prancis kala menyabet gelar Piala Dunia 2018 ini sangat impresif. Pun ia telah menjadi buah bibir dengan aksi dan talentanya selama beberapa musim ke belakang. Pemain berusia 19 tahun ini mengungguli Christian Pulisic dan Justin Kluivert, di peringkat kedua dan ketiga.
Terselip Momen Pelecehan Terhadap Ada Hegerberg
Namun sangat disayangkan bahwa dalam acara yang disiarkan secara langsung ke penjuru dunia ini harus terselip momen memalukan selepas Ada Hegerberg menerima trofi Ballon d’Or Feminine 2018 untuk pertama kali. DJ asal Prancis, Martin Solveig, secara tidak pantas meminta Hegerberg melakukan twerking di atas panggung sebagai bentuk selebrasi kemenangan.
Imagine winning the first EVER women's Ballon d'Or.
Then giving an unbelievable speech about how big this is for women's football.
Then asking little girls to believe in themselves.
THEN being asked to twerk. Fuck off dude. pic.twitter.com/MkbL5KZalD
— Frances Silva (@fasilva11) December 3, 2018
Striker yang telah mengemas 38 gol bersama timnas perempuan Norwegia ini dengan tegas menolaknya. Kejadian itu sontak dipandang menjadi bentuk seksisme di dalam olahraga, terlebih sebuah pelecehan verbal terhadap seorang atlet.
Tak hanya mendapat komentar dari dalam lapangan hijau, petenis asal Inggris, Andy Murray, bahkan sempat menuliskan pesan di media sosial yang berbunyi: “Apakah pertanyaan yang sama juga diajukan ke Modric dan Mbappe? Ada sesuatu yang salah dalam sepak bola. Dan jika kalian berpikir ini berlebihan dan itu hanya sebuah candaan, itu salah.”
Meski Solveig sendiri sudah meminta maaf di hadapan publik atas tindakan tidak terpujinya itu, tetap saja hal ini menodai wajah sepak bola dan anggapan maskulinitas yang masih menyelubunginya.