Piala Dunia 2018

Luka Modric yang Sudah Pantas mendapatkan Ballon d’Or

Setelah satu dekade penuh Ballon d’Or dikuasai Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, besar kemungkinan tahun ini penghargaan tersebut akan jatuh ke nama baru. Playmaker Kroasia, Luka Modric, disebut-sebut sebagai salah satu calon kuat menyusul performa gemilangnya selama Piala Dunia 2018.

Modric baru saja terpilih sebagai man-of-the-match setelah memimpin timnya menang adu penalti atas tuan rumah Rusia di babak perempat-final. Kroasia bangkit dari ketinggalan satu gol untuk bermain imbang 1-1 di waktu normal 90 menit.  Mereka sudah hampir menang ketika memimpin melalui gol Domagoj Vida di perpanjangan waktu. Namun, gol Mario Fernandes yang menyundul umpan tendangan bebas menyamakan skor menjadi 2-2 sehingga laga haus diselesaikan dengan adu penalti.

Kroasia kembali dinaungi keberuntungan. Setelah menyingkirkan Denmark lewat cara yang sama di babak 16 besar, kali ini mereka menang 4-3 di babak perempat-final. Hasil yang ditentukan penalti terakhir Ivan Rakitic ini pun menyudahi mimpi tuan rumah Rusia untuk melangkah ke semifinal.

Semua pasti setuju bahwa bintang sebenarnya skuat Kroasia adalah Modric. Namun, playmaker yang memenangkan tiga gelar Liga Champions berturut-turut bersama Real Madrid sebelum datang ke Rusia ini merendah. Ia tak ingin membahas dulu kemungkinan namanya masuk sebagai calon kuat Ballon d’Or, yaitu pengakuan sebagai pemain terbaik dunia.

“Yang paling penting bagi saya adalah kami (Kroasia) berhasil memenangkan pertandingan. Kami ingin mencapai hasil yang lebih besar lagi,” kata Modric kepada para wartawan seusai laga melawan Rusia.

Di adu penalti melawan Denmark, Kroasia memang terlihat lebih tenang. Di laga adu penalti kedua berturut-turut dalam seminggu terakhir, para eksekutor pilihan pelatih Zlatko Dalic sukses menjaringkan empat dari lima tembakan. Meski demikian, Modric mengakui ia sempat tak kuat menahan emosi di drama tersebut.

“Setelah penalti Rakitic sukses, emosi meledak dari diri saya. Kami sangat bahagia, tetapi yang paling penting kami juga membuat semua rakyat Kroasia bahagia,” sambungnya. “Saya tidak biasa menangis, tetapi sekarang saya punya alasan bagus untuk menangis.”

Sebelumnya, Modric menuai pujian di laga melawan Denmark. Ia tetap memberanikan diri untuk maju sebagai eksekutor di babak adu penalti meskipun eksekusinya digagalkan Kasper Schmeichel di waktu perpanjangan. Keberhasilan pemain berusia 32 tahun ini akhirnya menginspirasi para penggawa Kroasia yang lain untuk berjaya di babak adu keberuntungan tersebut.

Statistik performa Modric sendiri sangat istimewa di Piala Dunia 2018 ini. Selain torehan dua golnya, ia menyumbang satu asis dengan persentase operan sukses 86%. Duetnya bersama Rakitic juga menjadi duet gelandang terbaik di Rusia 2018.

Modric akan kenbali menjadi andalan Dalic untuk menghadapi Inggris di semifinal. Calon lawan mereka itu tanpa kesulitan mengalahkan Swedia dengan skor 2-0 di perempat-final. Kroasia masih membutuhkan magis Modric untuk mewujudkan mimpi mereka ke final.