Eropa Spanyol

Sempurnanya Hidup Luka Modric

Luka Modric dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia saat ini. Namun, andai pemain Kroasia tersebut tak memutuskan untuk pindah ke Real Madrid pada tahun 2012, masihkah kira-kira ia diakui sebagai salah satu maestro di lapangan hijau?

Baik mantan pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti dan Jose Mourinho, maupun pelatih saat ini, Zinedine Zidane, semuanya mengakui kegeniusan Modric. Pemain kelahiran 8 September 1985 ini bisa dibilang underrated.

Gaya bermainnya yang bersahaja dan kepribadiannya yang tenang memang seringkali membuatnya terlupakan. Wajar jika banyak kalangan sering membandingkannya dengan mantan pemain Manchester United, Paul Scholes.

Tiga gelar Liga Champions dalam empat tahun terakhir mungkin akan selalu dilihat sebagai andil Cristiano Ronaldo. Namun jika kita jeli, Modric-lah yang memegang semua kendali di lini tengah. Di dua musim terakhir, tugasnya sedikit lebih ringan dengan kehadiran Toni Kroos dan Isco Alarcon. Dalam diri Modric, Kroos dan Isco, Los Blancos memiliki salah satu trio gelandang terhebat dalam dunia sepak bola dunia saat ini.

Zidane punya pujian tersendiri kepada anak asuhnya tersebut. “Ketenangannya selama menguasai bola sangatlah istimewa. Skuat saya memiliki pemain-pemain terbaik di dunia, tapi Luka (Modric) memang istimewa. Kalau dia bermain bagus, seluruh tim pasti akan bermain bagus juga.”

Real Madrid harus berterima kasih kepada Jose Mourinho. Pelatih eksentrik Portugal inilah yang mendatangkan gelandang kelahiran kota Zadar ini pada musim panas 2012 dengan harga sekitar 33 juta euro. Sebelumnya, Modric menghabiskan empat musim di Liga Inggris bersama Tottenham Hotspur.

Bersama rekannya yang kelak bergabung dengannya di kota Madrid, yaitu Gareth Bale, Modric cukup berjasa dalam mengangkat derajat Tottenham Hotspur menjadi salah satu klub yang disegani di Liga Inggris.

Klub London Utara tersebut berhasil dibawanya ke perempat final Liga Champions 2010/2011. Berkat performanya di musim bersejarah tersebut, ia terpilih menjadi pemain terbaik versi suporter Tottenham Hotspur.

Namun, pemain genius seperti Modric memang pantas bergabung dengan para raksasa lainnya di Los Galacticos. Real Madrid pun menjadi etalase yang pantas bagi kehebatannya. Bagusnya lagi, pemain ini cukup disegani di dalam maupun di luar lapangan.

“Seluruh anggota tim Real Madrid menyayanginya,” masih kata Zidane memuji anak asuhnya itu. “Bahkan para pendukung tim lawan memujanya. Ia memang pemain yang spesial.”

Yang dimaksud sang pelatih adalah ketika Modric memperoleh tepuk tangan meriah dari pendukung Eibar ketika Real Madrid bertamu ke Stadion Ipurua pada bulan Maret 2017 lalu. Padahal, musim 2016/2017 bisa dibilang musim yang kurang berkesan bagi mantan pemain Dinamo Zagreb ini. Ia hanya mencetak jumlah penampilan di bawah angka 25 akibat lebih banyak beristirahat untuk memulihkan cederanya.

Namun, cedera itu tak menghalangi Modric untuk menunjukkan performa terbaik di Liga Champions. Penghargaan sebagai gelandang terbaik Liga Champions 2016/2017 yang diterimanya baru-baru ini adalah buktinya. Begitu spesialnya pemain berambut pirang ini, nomor punggung 10 di Real Madrid pun menjadi miliknya musim ini selepas hengkangnya James Rodriguez ke Bayern München.

Meski kegeniusan dan kebintangannya sudah diakui berbagai kalangan, Modric rupanya lebih senang hidup tenang bersama keluarga kecilnya. Sepasang anak laki-laki dan perempuan bernama Ivano dan Ema telah melengkapi kebahagiannya dengan istrinya, Vanja.

Pada 9 September 2017 ini, sang maestro berulang tahun yang ke-32. Semoga ia masih sanggup menjaga performanya dalam beberapa tahun ke depan.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.