Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, terasa terlalu kecil untuk pertandingan Senin malam (3/12). Pertandingan besar yang akan mempertemukan Bhayangkara FC vs PSM Makassar yang memanaskan perburuan gelar juara Liga 1 2018.
Sang calon juara musim ini dari Makasar membawa misi besar, kembali merebut tahta penguasa liga yang hampir 24 jam dikudeta Persija Jakarta. Tidak main-main, total 30 pasukan diboyong ke ibu kota pada laga tandang terakhir mereka, termasuk Zulkifli Syukur yang tidak dapat dimainkan akibat akumulasi kartu kuning.
Sedangkan tuan rumah sekaligus juara musim lalu harus mengobati luka usai kalah menyakitkan 1-0 di Surabaya, dan menepis anggapan mereka dapat menjadi “pelicin” PSM Makassar menuju juara. Hal itu tentu tidak membuat mereka mudah menyerah di kandangnya, ada harga diri tinggi sebagai juara bertahan yang harus dijaga.
Baca Juga: Prediksi dan Jadwal Liga Pekan 33
Mereka jelas tidak ingin kandang yang musim ini baru sekali ternoda oleh kekalahan kembali dikotori. Mereka juga memiliki ambisi menyapu bersih sisa dua laga kandang dengan kemenangan untuk dapat berakhir di posisi ke-3 klasemen, karena harapan untuk berlaga di kompetisi Asia masih terbuka.
Rekor pertemuan memang tidak berpihak pada tuan rumah, hingga kini PSM Makassar telah mengalahkan Bhayangkara FC tiga kali di Liga 1 termasuk kekalahan 2-1 di Makassar pada putaran pertama lalu. Bahkan musim lalu sang juara bertahan harus menyerah 0-2 di Bekasi yang kala itu menjadi kandang mereka. Tapi sekarang, dengan kekuatan seluruh pemainnya, termasuk Awan Seto dan Hargianto yang telah kembali dari tugas negara, Bhayangkara FC jelas tidak ingin catatan kekalahan berlanjut.
Tak Ada Hujan Gol Di Malam Yang Hujan
Hujan baru saja reda ketika sepak-mula dilakukan. Kondisi lapangan yang baru saja digujur hujan deras sedikitnya mempengaruhi permainan. Menit-menit awal Juku Eja mengambil inisiatif melalui sepakan jarak jauh Alessandro Ferreira. Selebihnya PSM menguasai lini tengah melalui trio Wiljan Pluim, Rizky Pellu dan Marc Klok yang menjadi penyeimbang.
Barisan lini tengah Bhayangkara FC sukses dimatikan hingga mereka terpaksa memainkan umpan panjang dan serangan balik yang hanya melibatkan Adam Alis dan Paulo Sergio melalui sisi kiri penyerangan. Sayangnya, di depan Elio Martins nampak kesulitan mencari ruang.
Menit-menit akhir babak pertama, sayap kiri tribun yang dipenuhi pendukung PSM Makasar dibuat bergemuruh. Mereka kecewa akan keputusan wasit yang tidak memberi hukuman pinalti setelah sebelumnya Klok dijatuhkan dalam kotak penalti The Guardian. Teriakan “mafia” bergema di tribun stadion dari sisi suporter tamu.
PSM Makassar meningkatkan serangan, sedangkan Bhayangkara FC menguntit melalui serangan balik cepat. Menit ke-40 Klok mendapat peluang melalui tendangan bebas, namun sayang sepakannya masih menyimpang di sisi kiri dekat penjaga gawang Wahyu Tri Nugroho. Lini tengah Bhayangkara FC benar-benar direpotkan, sampai-sampai Lee Yu Jun harus menerima kartu kuning usai berusaha menahan pergerakan Pluim.
Guy Junior yang sebelumnya merepotkan sisi kiri pertahanan Bhayangkara FC kali ini berhasil mendapat kesempatan emas usai menerobos masuk kotak penalti dan melakukan sepakan dari jarak dekat. Namun lagi-lagi Wahyu Tri berhasil mengagalkannya. Bhayangkara berhasil mendapat dua peluang di akhir babak pertaman melalui sepakan bebas Paulo Sergio, namun sayang belum berhasil merubah kedudukan 0-0 yang menutup babak pertama.
Kartu Merah Dan Puncak Kekecewaan Di Babak Kedua
Babak kedua dibuka sepakan jarak jauh M. Rahmat yang masih berhasil diselamatkan. Sedang Bhayangkara FC masih menerapkan cara yang sama. Bedanya, kali ini sisi kanan yang diisi Vendry Mofu lebih terlibat dan membuahkan hasil peluang sundulan Elio Martins usai menerima bola kiriman sisi kanan. Sayang penyelamatan Hilmansyah sembari terbang masih dapat menggagalkan.
Lubang sisi kiri yang ditinggal Hasim Kipuw akibat kartu merah usai terlibat friksi dengan Elio Martins dan mengakibatkan keduanya diusir keluar lapangan, nampak berusaha dimaksimalkan. Dzumafo yang masuk menggantikan Mofu berhasil menerobos dari sisi ini hingga langsung berhadapan dengan penjaga gawang. Disusul tendangan bebas Paulo Sergio yang berhasil disundul Dzumafo, lagi-lagi dari sisi yang sama.
Sementara PSM Makasar lebih banyak melakukan sepakan dari luar kotak. Diantaranya sepakan M. Rahmat dan Zulham Zamrun yang berhasil menemui sasaran. Zulham kembali mengancam dengan sontekan dari dalam kotak penalti usai menerima umpan matang hasil kerja keras M. Rahmat, tapi lagi-lagi belum merubah keadaan.
Nyatanya, meski sama-sama memiliki bnayak peluang, bahkan sama-sama memiliki gol yang dianulir, kedudukan 0-0 menutup laga.
🎥 Respek 🙏#BHAYvPSM pic.twitter.com/eX0jEBZPXe
— BRI Liga 1 (@Liga1Match) December 3, 2018
Di hadapan 2100 suporter, PSM Makassar gagal menuntaskan misi merebut kembali tahta penguasa. Sedangkan Bhayangkara FC untuk mertama kali berhasil mengimbangi tamu dari Makasar.
Setelahnya meski sempat panas dalam pertandingan, pemain kembali berjabat tangan seperti poster besar yang terpampang, “Rivalitas 90 Menit”. Namun semangat itu nampak belum terbawa pada suporter PSM yang masih berat menerima hasil imbang dan melakukan beberapa pelemparan ke dalam lapangan.
Hasil ini membuat PSM Makassar dan Persija Jakarta berselisih satu poin, dimana Juku Eja harus mengalah dari Macan Kemayoran. Sementara asa The Guardian menuju impian ke kompetisi Asia menipis karena kini mereka masih berada di peringkat keempat berselisih satu poin dengan Persib Bandung.