Southeast Asia

Plus-Minus Tim Asia Tenggara di Piala Asia U-19

Berakhir sudah Piala Asia U-19 untuk tim perwakilan Asia Tenggara. Dengan tersingkirnya Indonesia dan Thailand di perempat-final, menggenapi Malaysia dan Vietnam yang gagal lolos dari fase grup.

Tak ada kesebelasan Asia Tenggara di semifinal, artinya tak ada yang meraih tiket Piala Dunia U-20 tahun depan. Namun, bukan berarti tim-tim Asia Tenggara mengakhiri turnamen dengan rapor merah, karena masih ada hikmah yang bisa diambil.

Berikut ini Football Tribe Indonesia merangkum evaluasi performa Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam di Piala Asia U-19 2018. Apa saja poin positif dan negatif mereka di ajang ini?

Baca juga: Mengapresiasi Mentalitas Bertanding Timnas U-19 Jepang

Indonesia

Poin negatif: Lagi-lagi Indonesia gagal mencapai target yang dicanangkan PSSI. Diharapkan dapat menembus semifinal, tapi harus puas terhenti di perempat-final. Ketergantungan pada Egy Maulana Vikri masih sangat terasa di skuat kali ini, terbukti ketika Egy tampil di bawah form, lini depan Garuda Nusantara kurang menggigit.

Poin positif: Egy memang bermain di bawah standar, tapi ada Saddil Ramdani yang mencuat di turnamen kali ini. Bersama Witan Sulaeman, Rachmat Irianto, dan Asnawi Mangkualam, mereka bisa menjadi tulang punggung Timnas U-22 di Piala AFF U-22 2019, dan mungkin juga salah satunya terpilih ke skuat Piala AFF 2018.

Foto: PSSI

Malaysia

Poin negatif: Timnas U-19 Malaysia sangat terlihat kurang pengalaman di turnamen ini. Minimnya jam terbang kemudian berdampak pada mudahnya hilang konsentrasi, dan perasaan inferior di hadapan lawan dengan reputasi mentereng. Saat berhadapan dengan Cina misalnya, di laga pamungkas.

Poin positif: Sama seperti Indonesia, walau tak mampu melaju jauh di Piala Asia U-19, tapi Malaysia berhasil menelurkan tiga wonderkids yang kelak bisa jadi tumpuan timnas senior. Mereka adalah Nik Akif Syahiran, Akhyar Rashid, dan Muhammad Hadi Fayyadh.

Foto: FA Malaysia

Thailand

Poin negatif: Jam terbang juga menjadi permasalahan utama Timnas U-19 Thailand. Beberapa pemain sering dimainkan klubnya, tapi tak sedikit yang hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Perbedaan menit bermain itu sangat memengaruhi kualitas antara tim utama dan tim pelapis.

Poin positifL Walau hanya mampu melangkah sampai perempat-final, tapi tim ini dipercaya punya masa depan cerah. Pencapaian di Piala Asia U-19 2018 lebih baik dari generasi Chanathip Songkrasin, yang gagal lolos dari fase grup tahun 2012. Meski demikian Chanathip dan kolega berhasil meningkatkan karier di level senior.

Foto: Facebook Timnas Thailand

Vietnam

Poin negatif: Persiapan yang buruk dituding menjadi penyebab jebloknya Timnas U-19 Vietnam di Piala Asia U-19 tahun ini. Pemain yang cedera saat pemusatan latihan, serta perbedaan pemain yang dipanggil di uji coba dan turnamen, membuat materi pemain Vietnam tidak merata.

Poin positif: Vietnam untuk pertama kalinya sepanjang keikutsertaan di ajang ini sukses mencetak gol di tiga pertandingan fase grup. Statistik ini menunjukkan bahwa Vietnam punya masa depan cerah di lini serangnya, mencakup penyerang sampai para penopangnya di lini kedua.

Foto: VFF