![](https://football-tribe.com/indonesia/wp-content/uploads/sites/10/2018/10/AFC-U19.jpg)
Indonesia kembali harus merelakan tiket peserta Piala Dunia melayang ke tangan lawan. Setelah Timnas U-16 gagal melakukannya bulan lalu, kali ini Timnas U-19 yang gagal merengkuhnya. Menghadapi Jepang di perempat-final Piala Asia U-19, Indonesia tersingkir dengan kekalahan 0-2.
Cederanya dua pemain kunci Indonesia, Nurhidayat Haris dan Egy Maulana Vikri, membuat Indra Sjafri mengubah komposisi skuatnya malam ini. Posisi Nurhidayat digantikan Indra Mustafa, sedangkan posisi Egy digantikan Kadek Raditya di jantung pertahanan, dan formasi diubah ke 3-4-3.
Tiga bek diisi trio Indra Mustafa, Rachmat Irianto, dan Kadek Raditya. Poros ganda tetap diisi Syahrian Abimanyu dan Luthfi Kamal, sedangkan Asnawi Mangkualam dan Firza Andhika maju jadi bek sayap. Kemudian trisula lini depan tetap dihuni Saddil Ramdani, Witan Sulaeman, dan Hanis Saghara sebagai penyerang tunggal.
Walau melawan Jepang yang terkenal dengan reputasi sepak bolanya di level Asia bahkan dunia, Indonesia nyatanya tak gentar. Di awal pertandingan beberapa kali pemain Garuda Nusantara berhasil merangsek ke pertahanan Jepang, tapi belum membuahkan hasil.
Justru Jepang yang walau tidak agresif menyerang, yang lebih dulu mencetak gol. Tendangan keras Higashi Shunki dari luar kotak penalti merobek jala Muhammad Riyandi, dan skor 1-0 tak berubah sampai jeda turun minum.
Di babak kedua, Indonesia yang tertinggal satu gol terus melancarkan serangan demi menyamakan kedudukan. Keinginan menjadi semifinalis Piala Asia U-19 yang berbuah tiket Piala Dunia U-20, membuat mereka sangat bernafsu menjebol gawang Jepang.
Namun lagi-lagi, justru Jepang yang merayakan gol di tengah tekanan yang mereka dapat. Lewat serangan balik di menit 70, Takefusa Kubo mengirim umpan cerdik ke Taisei Miyashiro yang menggandakan keunggulan tim tamu.
Di sisa waktu Indonesia terus mengepung pertahanan Jepang. Masuknya Todd Rivaldo Ferre menambah variasi serangan dan daya gedor, tapi sayangnya belum cukup untuk menciptakan gol. Hingga akhirnya, peluit panjang dibunyikan wasit sebagai pertanda akhir kiprah tuan rumah di Piala Asia U-19 tahun ini.
Salah satu poin penting yang bisa dipelajari dari pertandingan ini adalah, Jepang tidak mengulur-ulur waktu atau memancing emosi lawan meski mereka sudah unggul dua gol dan pada akhirnya memenangkan pertandingan. Suatu pemandangan yang jarang terlihat di sepak bola Asia Tenggara.