Piala AFF 2018 akan segera tiba. Tepat sebulan lagi, kompetisi sepak bola bergengsi antarnegara Asia Tenggara itu bakal digelar. Persiapan pun segera dilakukan oleh para tim kontestan, salah satunya dengan menyelesaikan liga domestik sesuai jadwal agar para pemain timnas punya waktu yang cukup untuk berlatih.
Menyelesaikan liga sangat penting, karena dengan kompetisi domestik yang telah usai, para pemain timnas tidak perlu disibukkan lagi dengan agenda klub. Mereka bisa memfokuskan diri untuk bersiap membela negaranya di Piala AFF 2018, yang kali ini digelar dengan format baru tanpa tuan rumah.
Tiga dari empat liga top Asia Tenggara sudah memijak garis finis masing-masing. Thai League 1, V.League 1, dan Malaysia Super League telah menutup kalender musim 2018, dan hanya Go-Jek Liga 1 Indonesia yang belum melakukannya.
Alih-alih menyelesaikan, Liga 1 justru terancam molor jadwal kelarnya. Beragam penundaan mulai dari mundurnya jadwal sepak mula dan penghentian mendadak akibat kasus kematian suporter, membuat Liga 1 yang dijadwalkan selesai pada 9 Desember 2018 ada kemungkinan berubah tanggal kelarnya.
Situasi ini tentunya bisa mengganggu persiapan timnas Indonesia. Masih segar di ingatan kita ketika Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016 berjalan beriringan dengan Piala AFF 2016, sehingga klub dibatasi hanya boleh mengirim maksimal dua pemain ke tim nasional.
Memang kebijakan serupa belum tentu akan diterapkan juga musim ini, tapi berkaca dari pengalaman tersebut berarti sangat sulit mengakomodasi kebutuhan klub dan timnas dalam waktu yang bersamaan.
Klub butuh jasa pemainnya untuk menggapai target semisal juara, lolos kompetisi Asia, atau menghindari jurang degradasi. Sementara timnas butuh tenaga para putra terbaiknya, untuk berjibaku meraih mahkota juara yang sudah sangat lama diidam-idamkan.
Kalau sudah begini, posisi sulit justru ada di pemain. Bisakah mengatur agenda di tengah padatnya jadwal kompetisi? Atau mungkin yang ini dulu, apakah mereka akan dilepas klubnya untuk membela negara?
Menengok liga-liga Asia Tenggara lainnya
Di awal tulisan ini dipaparkan bahwa Liga 1 adalah satu-satunya liga top Asia Tenggara yang masih berjalan ketika Piala AFF 2018 digelar. Bulan depan, kasta tertinggi Liga Indonesia ini memasuki pekan 29, atau lima pekan jelang berakhirnya kompetisi.
Artinya, bulan November akan menjadi masa-masa krusial bagi klub untuk menentukan prestasi. Bisakah mengamankan diri di puncak klasemen? Bisakah menjaga tetap berada di zona kompetisi Asia? Atau bisakah bertahan dari hisapan lubang relegasi Liga 2?
Tensi Liga 1 di November akan memanas, ketika mesin timnas Indonesia juga perlu dipanaskan di ajang sebesar Piala AFF. Situasi ini hanya terjadi di sepak bola Indonesia, karena para negara tetangga sudah adem-ayem usai merampungkan liganya.
Malaysia Super League jadi yang paling awal menyelesaikan kompetisi, dengan Johor Darul Ta’zim (JDT) yang kembali menyabet titel. Memang masih ada Piala Malaysia, tapi pekan depan sudah memasuki semifinal leg kedua. Tinggal menyisakan dua pertandingan lagi termasuk final.
Kemudian Thai League 1 juga sudah selesai liganya minggu lalu, yang akan diikuti V.League 1 tengah pekan ini. Untuk piala domestik, kedua negara tersebut akan menyelesaikan bulan ini. Final Piala Vietnam pada 15 Oktober, laga puncak Piala Liga Thailand pada 20 Oktober, dan perebutan juara Piala FA Thailand pada 27 Oktober.
Demikian halnya dengan tim-tim non-unggulan. Liga Nasional Myanmar sudah memainkan semua pertandingannya, termasuk final Piala Jenderal Aung pada 30 September lalu. Juga Kamboja dengan Piala Hun Sen dan liga domestiknya, serta Lao Premier League yang hanya berisi 8 tim. Ketiga negara tersebut, bersama Vietnam dan Malaysia, adalah kontestan Grup A di Piala AFF 2018.
Bergeser ke Grup B, Singapura sudah merampungkan Singapore Premier League-nya, sedangkan Filipina dan Thailand di ambang penyelesaian kompetisi domestik dengan hanya menyisakan babak akhir piala liga. Bahkan Timor Leste saja sudah merampungkan liganya, Liga Futebol Amadora, walau masih berstatus liga amatir.
Memang penyelesaian kompetisi domestik tidak selalu berbanding lurus dengan prestasi di ajang antarnegara. Tapi dengan jadwal yang tidak tersusun rapi, itu sudah memperlihatkan bahwa kualitas liga masih belum baik, dan akan berdampak ke kualitas timnasnya.
Ini kita baru berbicara Liga 1 lho ya… belum menyinggung Piala Indonesia yang masih sangat banyak tahapannya, dan kabarnya baru kelar pada Januari 2019.