Cerita

Hanya Tersisa Cerita Antara Juventus dan Claudio Marchisio

Bursa transfer musim panas kali ini mungkin menjadi salah satu momen paling membahagiakan bagi  pendukung Juventus. Bagaimana tidak senang, salah satu pemain terbaik di dunia saat ini, Cristiano Ronaldo, berhasil didatangkan manajemen Juventus. Kehadiran CR7 melengkapi skuat Juventus yang sebelumnya sudah resmi mengikat beberapa pemain anyar seperti Emre Can, Mattia Perin, dan Joao Cancelo, Leonardo Spinazzola.

Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Isu kepulangan Leonardo Bonucci sempat membuat suporter Juventus terbelah. Masih banyak di antara loyalis setia Bianconeri merasa memulangkan pemain yang identik dengan nomor punggung 19 itu adalah sebuah kesalahan. Apalagi bukan hal mudah untuk membawa keluar mantan pemain Bari itu dari AC Milan.

Singkat cerita, Bonucci berhasil pulang ke klub yang ia akui sebagai rumahnya, setelah satu tahun berkelana di klub rival, AC Milan. Meski berhasil kembali merekrut Leonardo Bonucci, Juventus harus rela melepas dua pemainnya, yaitu Gonzalo Higuain dan Mattia Caldara ke Rossoneri.

Suasana hati suporter Si Nyonya Tua semakin kelam setelah mengetahui bahwa Claudio Marchisio dan Juventus sepakat untuk berpisah. Tanpa ada rumor sedikitpun, kabar ini tentu mengejutkan seluruh pencinta Juventus.

Kepergian Marchisio membuat Juventus menutup mercato mereka musim panas ini dengan penuh kesedihan, berbanding 180 derajat ketika satu bulan yang lalu manajemen mengumumkan pembelian fantastis seorang Cristiano Ronaldo.

Fans wajar kecewa dan juga marah, karena Marchisio lebih dari sekedar pemain bagi para pendukung setia Juventus. Lahir dan besar di Kota Turin, Marchisio adalah definisi terbaik dari Juventino sejati. Dirinya paham luar dalam tentang Lo Spirito Juve yang melegenda. Dia lebih dari sekedar pemain biasa.

Marchisio adalah ikon klub, sang pangeran Kota Turin. Sepanjang karir sepak bola pemain berusia 32 tahun ini dihabiskan hanya untuk dua tim saja. Empoli menjadi satu – satu tim yang pernah ia bela selain Juventus, itupun hanya sebatas peminjaman selama satu tahun.

Baca juga: Claudio Marchisio, Sang Pangeran Kecil dari Turin yang Tersingkir dari Takhtanya

Juventus memang dikenal sebagai klub yang tidak pernah menahan kepergian para pemainnya. Sebesar apapun perannya, sehebat apapun dia, jika memang tidak lagi ingin bermain sepenuh hati di Juventus manajemen tidak akan mempersulit jalan keluar para pemain tersebut.

Zinedine Zidane, Arturo Vidal, Paul Pogba, Dani Alves, dan Leonardo Bonucci, menjadi bukti nyata bahwa para pemain andalan Juventus bisa pergi kapan saja. Setelah melepas para pemain bintang tersebut terbukti bahwa Juventus tetap baik – baik saja. Itu juga yang mungkin menjadi alasan manajemen tidak bisa menahan Marchisio lebih lama di Allianz Stadium.

Peran Marchisio di dalam lapangan memang semakin hari semakin memudar. Dua musim ke belakang seragam bernomor punggung 8 milik Juventus tak lagi sering terlihat ketika Si Nyonya Tua bermain. Usia yang semakin menua dan seringnya Marchisio naik turun meja perawatan menjadi faktor utama pemilik 55 caps bersama Italia ini kehilangan posisi inti di tim asuhan Massimiliano Allegri.

Isu kepindahan Marchisio memang sudah sering terdengar bahkan sejak musim lalu. Tepat di awal musim lalu, AC Milan dikabarkan akan menjadi pelabuhan selanjutnya bagi Marchisio. Beruntung perpindahan tersebut urung terjadi , namun akhirnya sang gelandang menggenapi perpisahannya pada awal musim ini.

Baca juga: Peremajaan Skuat Si Nyonya Tua

Allenatore Juventus, Massimiliano Allegri tidak bisa berkomentar banyak perihal kepergian salah satu ikon klub Juventus tersebut. Max Allegri hanya berucap terima kasih kepada Marchisio ketika ditanya salah satu wartawan di sela – sela konferensi pers sebelum giornata pertama.

“Saya harus berterima kasih kepada Claudio karena dia telah terbukti menjadi pemain sepakbola yang hebat dan manusia yang luar biasa. Dia adalah contoh yang bagus untuk setiap pemain baru di Juventus. Kami menghabiskan empat tahun di sini bersama di Juventus dan kami telah mengambil keputusan ini bersama-sama. Kami membatalkan kontrak dengan kesepakatan bersama, dia akan melanjutkan karirnya di tempat lain.” tutup Allegri.

Keputusan Marchisio yang memilih pergi di awal musim semakin membuat para suporter sedih karena tidak mampu memberikan perpisahan yang layak seperti yang pernah mereka lakukan kepada Alessandro Del Piero dan Gianluigi Buffon.

Keputusan untuk pergi sudah diambil. Ke mana Marchisio akan bermain musim depan masih menjadi misteri, namun satu hal yang pasti dirinya tidak lagi menjadi bagian Juventus musim depa. Tim yang sepertinya sudah dianggap seperti rumah bagi dirinya.

Mengutip dari surat perpisahan yang Marchisio tulis di akun Instagramnya. Ia menuliskan “…Saya mencintai seragam ini sampai pada titik bahwa, terlepas dari semuanya, saya yakin bahwa kebaikan tim di atas segalanya. Selalu…”

Untuk kesekian kalinya Marchisio membuktikan rasa cintanya kepada tim yang membesarkan dirinya sebagai pesepak bola maupun sebagai manusia itu sendiri. Ketika dirinya merasa sudah tak lagi cukup baik untuk bermain di Juventus, Marchisio memilih untuk undur diri.

Marchisio sudah memberikan segalanya bagi Juventus selama 25 tahun Ia bermain. Keringat, kesetiaan, dan kejayaan dipersembahkan untuk La Vecchia Signora. Kini, Marchisio akan menuliskan cerita di tempat lain, meski begitu dirinya akan Pangeran Kecil milik di hati para Juventini. Selalu.