Analisis

Nikola Kalinic (Tidak) Merusak Tradisi Penyerang Tajam Atletico Madrid

Dana 14,5 juta euro dikeluarkan dari rekening Atletico Madrid, dengan penerima bernama AC Milan. Keperluannya adalah membeli Nikola Kalinic, penyerang yang musim lalu lebih sering menjadi guyonan ketimbang ancaman di depan gawang lawan.

Kalinic ke Atletico menjadi salah satu pertanyaan besar di bursa transfer musim panas 2018, selain kepindahan Jean Michael Seri ke Fulham. Sebabnya, Atletico yang terkenal dengan sederet penyerang papan atas, kali ini justru menetapkan pilihan pada pemain yang dipulangkan Kroasia dari kamp Piala Dunia 2018.

Jadi, Kalinic akan merusak tradisi penyerang tajam Atletico Madrid? Ya begitulah yang beredar di memes media sosial, disertai perbandingan dengan Sergio Aguero, Radamel Falcao, Fernando Torres, Diego Forlan, Diego Costa, hingga Antoine Griezmann. Tapi, Diego Simeone tentunya tidak asal membeli penyerang, apalagi yang berharga sampai belasan ribu euro.

Nikola Kalinic walaupun sangat mandul musim lalu, tapi sejatinya adalah penyerang menakutkan di kotak penalti. Ia adalah satu dari segelintir spesies fox in the box yang masih eksis sampai sekarang di liga top Eropa, ketika zaman sudah menuntut para penyerang bisa bermain melebar dan bisa ikut membangun serangan.

Statistiknya di Serie A menunjukkan hal tersebut. Di AC Milan musim lalu, dari enam golnya tak ada satupun yang dicetak dari luar kotak penalti. Rinciannya, empat dari six yard box, dan dua dari area penalti.

Di Fiorentina, Kalinic lebih ganas lagi. Dari 15 gol di musim 2016/2017 dan 12 gol di musim 2015/2016, masing-masing hanya satu per musim yang tercipta dari luar kotak penalti. Torehan yang membuat I Rossoneri kesengsem, karena mereka butuh tipikal penyerang murni dengan penyelesaian akhir yang klinis seperti Filippo Inzaghi.

Baca juga: Apa yang Dicari AC Milan dari Nikola Kalinić?

Sesuai kebutuhan Diego Simeone

Terlepas dari jumlah gol plus kontroversinya musim lalu, Diego Simeone melihat Kalinic sebagai pemain yang pas di skema permainan timnnya. Oleh karenanya, Atletico pun langsung merampungkan transfer pemain berusia 30 tahun ini tanpa proses yang berbelit.

Simeone akan sangat membutuhkan Kalinic sebagai penyantap umpan silang. Menurut data dari Squawka, musim lalu Los Rojiblancos mencatat rerata 46% kemenangan duel udara dengan rata-rata jarak umpan 18 meter. Angka yang menunjukkan bahwa Simeone membangun timnya dengan pemain-pemain yang jago duel udara, dan bertumpu pada serangan balik untuk mencetak gol.

Strategi tersebut seharusnya adalah simbiosis mutualisme bagi Kalinic dan Atletico. Duel udara Atletico bersanding dengan tinggi badan Kalinic yang mencapai 187 sentimeter, dan serangan balik Atletico serasi dengan lari jarak pendek Kalinic yang terhitung bagus.

Soal kapan Kalinic akan dimainkan, kemungkinan besar ia akan menjadi pelapis Diego Costa. Kalinic akan menjadi deputi yang tepat bagi penyerang timnas Spanyol itu, agar Simeone bisa dengan tenang merotasi timnya.

Rotasi sangat penting, karena sekarang Atletico semakin mendekati level Real Madrid dan Barcelona di LaLiga. Ambisi untuk menyelip di antara dominasi El Real dan Los Cules sudah terlihat di awal musim ini dengan menjuarai Copa del Rey, dan berawal dari juara LaLiga 2013/2014.

Tapi masalahnya, kehidupan tidak selalu berjalan lurus dengan perhitungan. Kalinic secara statistik memang cukup seksi sebagai penyerang cadangan Atletico, tapi dia juga memiliki efek samping yaitu mudah ngambek.

Di AC Milan dia sempat mogok latihan karena jarang main, dan yang terbaru adalah berselisih dengan Zlatko Dalic di di Piala Dunia, yang berhadiah tiket pulang lebih awal dari Rusia.

Baca juga: Dari Willie Johnston ke Nikola Kalinic: Mereka yang Pulang Terlalu Cepat dari Piala Dunia