Bertepatan dengan hari jadi provinsi Jawa Tengah (Jateng) ke-68 yang jatuh pada hari ini, 15 Agustus 2018, Football Tribe Indonesia menyusun formasi 11 pemain terbaik kelahiran Jawa Tengah.
Para pemain ini adalah lintas generasi, mulai dari tahun 1970-an sampai generasi terbaru saat ini. Ingin tahu siapa nama-nama yang kami pilih? Langsung saja geser slideshow di bawah ini, Tribes!
Oh iya, jangan lupa ucapkan selamat ulang tahun pada Jawa Tengah, ya! Matur nuwun…
Kiper: Awan Setho Raharjo (Semarang)
Untuk posisi di bawah mistar kami memilih Awan Setho, kiper 21 tahun asal Semarang yang menjadi pelapis Andritany Ardhiyasa di Asian Games 2018. Karier Awan Setho melesat tinggi musim lalu, dari berstatus pemain pinjaman di Liga 2 menjadi juara Liga 1 bersama Bhayangkara FC.
Bek kanan: Muhammad Ridwan (Semarang)
Di pos bek kanan, ada legenda PSIS Semarang yang juga bisa beroperasi di sayap kanan. Muhammad Ridwan, atau yang biasa disebut M. Ridwan, sepanjang kariernya pernah memperkuat beberapa tim besar di Liga Indonesia, seperti Sriwijaya FC, Persib Bandung, dan PSIS selama dua periode.
Foto: Goal.com
Bek tengah: Fachrudin Wahyudi Aryanto (Klaten)
Bek tengah kebanggaan warga Klaten. Karier sang pengidola John Terry ini mulai mapan bersama Madura United, yang menuntunnya jadi kapten timnas senior Indonesia. Fachrudin memulai karier profesionalnya di PSS Sleman, kemudian berlanjut di Persepam Madura Utama, Sriwijaya FC, dan Madura United sejak musim lalu.
Foto: Satupedia
Bek tengah: Nova Arianto Sartono (Semarang)
Sebagai tandem Fachrudin, kami memilih Nova Arianto yang terkenal dengan selebrasi Suster Ngesot-nya. Nova yang memulai karier profesional di Arseto Solo, mulai melejit di Persebaya dan semakin tenar di Persib Bandung. Selama kariernya sebagai pemain ia 12 kali bermain di timnas Indonesia.
Foto: Lampungpost.id
Bek kiri: Ricky Fajrin (Semarang)
Di sisi kiri pertahanan kami menempatkan Ricky Fajrin, bek muda Bali United yang saat ini sedang berjibaku bersama Timnas U-23 Indonesia di Asian Games 2018. Ricky sejatinya berposisi bek kiri, tapi di timnas ditempatkan sebagai bek tengah lantaran sisi kiri ditempati Rezaldi Hehanussa.
Gelandang: Bayu Pradana Andriatmo (Salatiga)
Beranjak ke lini tengah, kurang sahih rasanya jika tidak menyertakan kapten Mitra Kukar ini. Bayu merupakan gelandang bertahan terbaik di Indonesia saat ini, dengan kemampuan spesial berupa tendangan keras jarak jauh, umpan panjang terukur, dan kuat berduel satu lawan satu.
Foto: Goal.com
Gelandang: Sartono Anwar (Semarang)
Namanya sangat dipuja di ibu kota Jawa Tengah. Sartono Anwar pernah menjadi pemain di PSIS Semarang pada akhir 1960-an, dan sebagai pelatih ia membawa Laskar Mahesa Jenar menjuarai kompetisi Perserikatan di tahun 1987. Coach Sartono Anwar juga pernah membesut Diklat Salatiga, yang sangat terkenal di tahun 1970-an.
Foto: Bola.com
Gelandang: Septian David Maulana (Semarang)
Untuk peran pembagi bola, eksekusi bola mati, dan karakter gelandang dengan goal-threat tinggi, tak ada pemain Jawa Tengah yang sebaik Septian David Maulana saat ini. Ia adalah top skor Indonesia di SEA Games 2017 dengan 3 gol, dan di Asian Games 2018 menjadi deputi Stefano Lilipaly.
Penyerang: Kurniawan Dwi Yulianto (Magelang)
Si Kurus dari Magelang. Sangat banyak klub yang diperkuat Kurniawan sepanjang kariernya sebagai pemain, di antaranya adalah FC Luzern (Swiss), PSM, Persebaya, Persija, dan Sarawak FA di Liga Malaysia. Kurniawan merupakan top skor ketiga di timnas Indonesia dengan 33 gol, di bawah Soetjipto Soentoro dan Bambang Pamungkas.
Penyerang: Bambang Pamungkas (Semarang)
Pemegang caps terbanyak di timnas Indonesia, dengan 86 penampilan. Bepe juga adalah top skor kedua sepanjang masa di timnas Indonesia. 38 golnya hanya kalah dari Soetjipto Soentoro yang mengemas 57 gol dari 68 caps. Di level klub, Bambang pernah menjuarai Liga Indonesia 2001 bersama Persija, yang belum dapat diulang Macan Kemayoran sampai sekarang.
Foto: Bolasport.com
Penyerang: Widodo Cahyono Putro (Cilacap)
Slot terakhir di lini depan kami berikan pada Widodo Cahyono Putro. striker legendaris Indonesia yang mencetak gol salto di Piala Asia 1996. Sebagai pelatih, Cak Wid membawa Sriwijaya FC menjadi tim tersubur di Torabika Soccer Championsip (TSC) A 2016, kemudian Bali United yang hampir juara Go-Jek Traveloka Liga 1 2017.