Nasional Bola

PSIS Semarang: Secercah Asa Sepak Bola Jawa Tengah

Sepak bola merupakan olahraga yang sangat digemari masyarakat Indonesia, tak terkecuali masyarakat Jawa Tengah. Sayangnya, pada pergelaran Liga 1 2017 kemarin, Jawa Tengah tidak memiliki wakil yang turut berkompetisi di sana. Padahal, Jawa Tengah memiliki banyak klub sepak bola. Beberapa kesebelasan yang terkenal antara lain PSIS Semarang, Persis Solo, Persijap Jepara, PPSM Magelang, dan masih banyak lagi.

Jika dibandingkan dengan sepak bola Jawa Timur, sepak bola Jawa Tengah memang terbilang kalah bersinar. Kalaupun sama-sama bersinar, sepak bola Jawa Tengah sinarnya kurang benderang. Di gelaran Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 saja, sepak bola Jawa Timur diwakilkan lebih dari satu kesebelasan.

Ada Arema FC yang finis di posisi ke-9, Persela Lamongan yang finis di posisi ke-14, dan Persegres Gresik United yang finis di posisi ke-18 alias terpaksa terdegradasi. Kendati musim depan Persegres harus turun kasta, Jawa Timur masih memiliki Arema FC dan Persela yang selama ini cukup konsisten dalam bertahan menjadi peserta kompetisi tertinggi sepak bola nasional tersebut.

Namun, menyongsong Liga 1 2018, harapan Jawa Tengah untuk memiliki wakil yang berkompetisi kompetisi kasta tertinggi itu kembali terbuka. Pasalnya,  sampai babak 8 besar, Jawa Tengah memiliki dua wakil yang turut serta, yaitu PSIS dan Persis.

Sayang, langkah Persis terhenti di babak 8 besar. Sebab, Persis menelan dua kekalahan beruntun. Di laga pembuka melawan Martapura FC, Persis takluk 1-0. Lalu di laga kedua melawan Kalteng Putra, Persis mengulang kekalahan yang sama. Harapan sepak bola Solo untuk mengangkat nama Jawa Tengah ke kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional pun pupus.

Akan tetapi, meski langkah Persis harus terhenti, sepak bola Jawa Tengah belum berakhir. Jawa Tengah masih memiliki PSIS yang bisa diandalkan untuk terus melaju sampai babak final. Meski di laga perdana Laskar Mahesa Jenar-, julukan PSIS, ditaklukkan Persebaya Surabaya dengan skor 1-0, di laga selanjutnya tim yang diarsiteki Subangkit ini sukses menggulung PS Mojokerto Putra dengan hantaman tiga gol tanpa balas. PSIS pun patut menemukan kembali kepercayaan dirinya.

Kemudian di laga penentuan melawan PSPS Riau pada Selasa (21/11) kemarin, PSIS memperoleh hasil imbang 1-1. Sebelumnya, PSIS tertinggal satu gol di babak pertama. Namun, di menit ke-71, kesebelasan berseragam warna biru ini sukses menyamakan kedudukan melalui gol sang kapten, Haudi Abdilah.

Dengan hasil tersebut, PSIS pun menemani Persebaya melaju ke babak semifinal. Di laga semifinal mendatang, PSIS akan menghadapi PSMS Medan. Sementara Persebaya akan menghadapi Martapura FC.

 

PSIS Semarang

PSIS: Representasi sepak bola Jawa Tengah

Sudah cukup lama PSIS tidak tampil dalam kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional. Tentu saja, dengan melajunya PSIS ke babak semifinal, harapan untuk kembali ke kasta tertinggi semakin besar. Kerinduan menyaksikan Laskar Mahesa Jenar berlaga melawan tim-tim besar lainnya pun terasa segera menemukan ujungnya.

PSIS bukan kesebelasan yang asing lagi di telinga para pencinta sepak bola Indonesia. Berdiri sejak 18 Mei 1932, tentu PSIS sudah malang-melintang di kompetisi sepak bola nasional. Prestasi yang selama ini diraih PSIS memang tidak mentereng, tetapi juga tidak terlalu buruk.

PSIS pernah menjuarai kompetisi Divisi Utama (1999), sebuah kompetisi kasta tertinggi pada masa itu. PSIS juga pernah terdegradasi ke Divisi I di tahun 2000 atau setelah mengangkat trofi Divisi Utama musim lalu. Kemudian tahun 2001, PSIS sukses menjadi juara di Divisi I dan kembali ke Divisi Utama. Lalu pada tahun 2005, PSIS menjadi juara ketiga Divisi Utama. Dan di musim berikutnya, PSIS mengalami peningkatan dan mengakhiri kompetisi dengan menjadi runnerup.

Berkaca pada secuil kisah PSIS tersebut, tak salah jika PSIS menjadi salah satu tim yang diharapkan keikutsertaannya dalam kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Meskipun PSIS juga pernah mencatatkan sejarah kelam di tahun 2014, yaitu sepak bola gajah yang dimainkan bersama PSS Sleman, namun, PSIS adalah tim dengan sejarah besar dan perjalanan yang panjang. Sang juara Liga Perserikatan 1987 ini tetap pantas dirindukan.

PSIS adalah identitas Kota Semarang yang tak boleh dilupakan apalagi hilang. Dan untuk saat ini, saya pikir PSIS bukan sekadar merujuk pada Semarang. PSIS adalah representasi dari sepak bola Jawa Tengah. Hal ini sebagaimana yang terjadi di era Persserikatan. Kala itu PSIS, mewakili Jawa Tengah, sama halnya dengan Persebaya yang mewakili Jawa Timur dan Persib yang mewakili Jawa Barat.

Sejatinya, Jawa Tengah memang bergairah pada sepak bola. Selain memiliki PSIS dengan sejarah besarnya, Jawa Tengah memiliki kesebelasan di hampir setiap wilayah kabupaten ataupun kotanya. Namun, karena kualitasnya yang masih menengah ke bawah, Jawa Tengah bukanlah daerah yang konsisten memiliki wakil untuk berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Oleh karena itu, dengan melajunya PSIS ke babak semifinal, asa sepak bola Jawa Tengah semakin merekah. Setidaknya, PSIS menunjukkan bahwa sepak bola Jawa Tengah masih bergairah. Dan jika PSIS sukses naik kasta, PSIS akan semakin menghidupkan nama Jawa Tengah dalam dunia sepak bola nasional.

Tetap semangat dan terus berjuang, PSIS!

Author: Riri Rahayuningsih (@ririrahayu_)
Suka sepak bola tetapi bukan gadis tribun