Turun Minum Serba-Serbi

Deretan Laga Final Piala Dunia Terburuk Sepanjang Masa

Laga final Piala Dunia pasti ditunggu-tunggu oleh berbagai kalangan, karena selain menjadi akhir turnamen yang berlangsung kurang lebih sebulan, kita akan segera mengetahui siapa tim yang akan keluar sebagai juara dunia. Namun, sejarah mencatat bahwa tidak semua laga final berlangsung seru.

Berikut ini beberapa laga final yang tergolong buruk karena berjalan membosankan atau tidak seimbang:

Jerman Barat vs Argentina (1990)

Final Piala Dunia 1990 seperti menjadi reka ulang final 1986 dengan versi jauh lebih membosankan. Mereka yang sempat menyaksikan pasti sepakat jika laga ini dinobatkan sebagai yang terburuk sepanjang masa. Argentina menyelesaikan laga hanya sembilan pemain setelah dua pemain terkena kartu merah. Skor imbang 0-0 berlanjut ke perpanjangan waktu dan akhirnya diakhiri gol Jerman dari titik penalti. Penonton seakan menyaksikan film panjang membosankan dengan akhir yang buruk.

Brasil vs Italia (1994)

Final Piala Dunia 1994 juga pantas masuk kandidat final terburuk. Tidak ada gol dan peluang mencetak gol sangat sedikit dari kedua tim. Pertahanan Italia yang menampilkan Franco Baresi dan Paolo Maldini tampil luar biasa, sehingga keempat babak di laga ini berakhir imbang tanpa gol. Brasil butuh adu penalti untuk memastikan gelar juara dunia keempat mereka.

Spanyol vs Belanda (2010)

Turnamen di Afrika Selatan 2010 ini sebenarnya berlangsung mengesankan, tapi laga finalnya sedikit mengecewakan. Andres Iniesta mencetak satu-satunya gol di saat perpanjangan waktu laga hanya tersisa empat menit. Kedua tim sebenarnya bermain saling menyerang tapi nilai minus pantas diberikan akibat 14 kartu kuning dan satu kartu merah yang dikeluarkan wasit untuk kedua tim. Seolah para pemain lebih bernafsu saling mematahkan kaki lawan.

Prancis vs Brasil (1998)

Ronaldo menjadi daya tarik utama laga final ini. Namun, Sang Fenomena di luar dugaan tampil buruk sehingga Brasil dipermak habis-habisan oleh tuan rumah Prancis. Zinedine Zidane mencetak dua gol sebelum babak pertama usai, penanda bahwa laga ini memang berat sebelah. Gol ketiga di menit-menit akhir menambah penderitaan tim Samba, sehingga menghancurkan ekspektasi penonton netral yang ingin melihat laga seimbang.

Brasil vs Italia (1970)

Dua negara besar bertemu di final adalah jaminan mutu final berkualitas. Namun di laga final Piala Dunia 1970, kualitas itu hanya ditunjukkan satu kubu saja, yaitu Brasil. Italia tidak sanggup menahan serangan gencar lawannya itu, terutama di babak kedua. Tiga gol mengalir ke gawang Italia di babak kedua untuk memastikan kemenangan 4-1 Brasil di laga tersebut.

Italia vs Cekoslowakia (1934)

Kita semua memang belum lahir untuk menyaksikan laga ini. Namun, sejarah mencatat bahwa Piala Dunia 1934 lebih banyak dimanfaatkan sebagai ajang propaganda politik oleh diktator Italia, Benito Mussolini. Laga final antara Italia dan Cekoslowakia memang menghasilkan tiga gol, tapi jauh dari berkesan karena aspek politik jauh lebih menonjol ketika itu.

Foto: These Football Times