Piala Dunia 2018

Kesuksesan Timnas Inggris dan Sumbangsih Empat Pelatih Liga Primer Inggris

Sebelum Piala Dunia 2018 dimulai, para fans timnas Inggris bahkan tak berani menjagokan tim nasional mereka mampu mencapai perempat-final. Namun, beberapa pengamat sudah melihat kelebihan The Three Lions tahun ini dibandingkan tim yang berangkat ke Piala Dunia sebelumnya.

Tanpa pemain berstatus megabintang, pasukan Gareth Southgate telah banyak diuntungkan dengan pelatih-pelatih Liga Primer Inggris yang memengaruhi gaya bermain klub di liga domestik.

Dari 23 penggawa Inggris yang berangkat ke Rusia, tak seorang pun saat ini merumput di liga luar negeri. Bagusnya, mayoritas dari 23 orang tersebut bermain di bawah asuhan para pelatih terbaik, tersukses dan paling progresif di dunia

Pep Guardiola, José Mourinho, Jürgen Klopp dan Mauricio Pochettino adalah nama-nama yang menanamkan manfaat dari permainan transisi cepat. Gaya bermain keempat pelatih berbeda kewarganegaraan itu memang bervariasi, tapi kunci kemenangan mereka tetap sama, yaitu menggerakkan bola dengan cepat untuk membangun serangan.

Mari kita ambil contoh Guardiola. Kita mengenalnya sebagai tokoh revolusioner sepak bola di abad ke-21 bersama Barcelona. Ia membawa pengaruhnya ke Bayern München, klub yang kemudian menyumbang sekelompok pemain bertalenta untuk skuat Jerman yang membawa pulang trofi Piala Dunia di Brasil empat tahun lalu.

Raheem Sterling, John Stones, Kyle Walker, dan Fabian Delph telah menjadi pemain yang lebih baik di bawah bimbingan Guardiola. Bukan kebetulan pula jika lambat laun Inggris telah mengadopsi gaya bermain yang menjadi makanan sehari-hari mereka di Manchester City.

Memang ada banyak faktor yang memengaruhi kesuksesan sebuah tim di Piala Dunia. Namun, kita tak bisa menafikan peran Guardiola dalam mengembangkan beberapa pemain kunci Inggris.

Baca juga: Lagu ‘Football’s Coming Home’, Mantra yang Mengajarkan Inggris untuk Berani Bermimpi

Bukan hanya Guardiola, Klopp juga telah mengubah Trent Alexander-Arnold dari penghuni bangku cadangan menjadi finalis Liga Champions dan memperoleh tempat yang pantas di skuat Inggris. Kepercayaan pria Jerman ini kepada Jordan Henderson juga diteruskan pelatih Inggris, Gareth Southgate, yang memercayainya mengisi posisi gelandang secara reguler.

Lihat juga kemajuan Jesse Lingard dan Marcus Rashford di bawah Mourinho serta perkembangan pesat Harry Kane, Dele Alli, Eric Dier dan Kieran Trippier bersama Pochettino.

Beberapa orang memang meragukan Southgate ketika pria ini ditunjuk sebagai pelatih utama The Three Lions. Namun, penggawa Inggris di Piala Eropa 1996 ini dengan pintar meramu gaya pragmatis dan skema penguasaan bola untuk membuat timnya lebih tangguh, atau setidaknya terlihat seperti benar-benar sebuah tim unggulan. Dengan perjalanan yang masih berlanjut hingga ke semifinal Piala Dunia 2018, Kane dan kawan-kawan telah memutus kutukan 28 tahun dan menghilangkan cap medioker.

Skuat Inggris di Rusia 2018 juga nyaris terbebas dari kepercayaan diri berlebih, rasa angkuh, serta drama-drama tak penting di luar lapangan. Dengan sama sekali tidak terbebani oleh ekspektasi, The Three Lions bermain tanpa rasa takut. Untuk itu, lagi-lagi Inggris harus berterima kasih kepada para pelatih kelas dunia yang telah menanamkan semangat juang kepada pemain-pemain kunci mereka.