Piala Dunia 2018

‘Gatling’, Strategi American Football yang Bisa Diadaptasi Inggris untuk Menaklukkan Swedia

Di komik Eyeshield 21, ketika Jepang bertanding melawan Amerika Serikat di final kejuaraan dunia American Football, mereka menggunakan strategi dengan nama Gatling, terinspirasi dari senjata berat yang bisa menembakkan peluru dengan jumlah banyak dalam waktu bersamaan.

Strategi Gatling ini terinspirasi oleh skema yang ada di dunia nyata yaitu ‘single set back’, di mana sebuah tim memainkan empat wide receiver (penerima bola) dalam waktu bersamaan. Ini memungkinkan tim memiliki dimensi serangan yang berbeda sekaligus membuat mereka memiliki lebih banyak opsi untuk memberikan bola.

Sebuah strategi menyerang yang sangat gila. Biasanya dilakukan apabila berhadapan dengan tim yang memiliki pertahanan yang padat dan sulit ditembus. Sebuah skema yang sebenarnya bisa saja diterapkan di sepak bola, apalagi dengan situasi yang hampir serupa kala menghadapi pertahanan yang dalam dan juga disiplin. Dan tentu akan sangat sesuai untuk Inggris yang akan berhadapan dengan Swedia di babak perempat-final Piala Dunia 2018.

Ketiadaan Zlatan Ibrahimovic membuat Swedia menjadi tim yang lebih kolektif. Dan salah satu yang mencolok adalah bagaimana mereka bertahan dengan begitu terkoordinasi dan terorganisir. Lawan-lawan Swedia sudah merasakan bagaimana sulitnya menembus pertahanan tim asal Skandinavia tersebut. Masih segar dalam ingatan bagaimana Jerman bahkan mesti menunggu hingga menit terakhir untuk meraih kemenangan. Jerman saat itupun berhasil mencetak gol melalui situasi bola mati.

Seandainya diejawantahkan ke sepak bola, Gatling adalah memainkan empat penyerang sekaligus. Well, dalam situasi Inggris, mereka mesti memainkan empat pemain di posisi penyerang yang mereka punya. Dengan kata lain, Gareth Southgate mesti memasang Harry Kane, Raheem Sterling, Jamie Vardy, dan Marcus Rashford secara bersamaan. Sebuah skema menyerang gila-gilaan.

 

Inggris di jalur selatan

Strategi gila yang bergantung ke lini yang lain

Memainkan empat penyerang mereka secara bersamaan memang bisa membuat opsi serangan Inggris menjadi lebih banyak, apalagi mengingat mereka akan berhadapan dengan Swedia yang bertahan dengan baik. Strategi Gatling akan sangat berguna untuk membongkar pertahanan Swedia yang padat itu.

Harry Kane dan Jamie Vardy bisa berkonsentrasi di area tengah. Kane bisa berhadapan langsung dengan menara pertahanan Swedia, Andreas Granqvist. Sementara Vardy, bersama Sterling dan Rashford, bisa mencari celah di antara tembok pertahanan Swedia yang diisi oleh para pemain bertahan bertubuh jangkung. Selain Granqvist yang bertinggi bada 192 sentimeter, ada Pontuss Jansson (196), dan Victor Lindelof (187).

Tetapi memainkan strategi ini juga memerlukan bantuan dari lini lain. Idealnya, memainkan Gatling akan sangat efektif seandainya tim menggunakan formasi dasar 4-2-4 , karena akan tetap ada keseimbangan di sana antara menyerang dan bertahan. Tetapi karena Inggris sudah memakai pakem formasi 3-5-2 yang bisa berubah menjadi 3-4-3 sewaktu-waktu dalam pertandingan, maka boleh jadi Gatling versi Inggris akan digunakan dalam skema 3-3-4.

Serupa dengan Gatling yang sangat dipengaruhi oleh faktor kualitas lemparan dari Quarterback, seandainya Inggris ingin menggunakan skema seperti ini, maka diperlukan pemain yang bisa mengalirkan bola dengan sangat baik. Dengan kata lain, mengacu kepada komposisi pemain Inggris saat ini, peran Jordan Henderson akan menjadi sangat krusial untuk mengirimkan bola kepada empat pemain yang sudah disebutkan di atas.

Henderson akan berperan sebagai Quarterback dalam strategi Gatling yang diadopsi Inggris untuk membongkar pertahanan Swedia. Dan kuncinya sama, bola mesti dialirkan dengan benar-benar cepat untuk membongkar pertahanan lawan.

Pun dengan pertahanan, dengan memainkan empat penyerang, ini berarti menyisakan jumlah yang lebih sedikit di sektor lain. Inggris yang biasa memainkan tiga pemain bertahan tentu wajib waspada. Apalagi Kyle Walker yang dimainkan sebagai bek tengah cukup sering melakukan kesalahan atau mudah kehilangan bola.

***

Pada dasarnya, semakin jauh melaju, lawan yang akan dihadapi akan semakin sulit. Swedia bukan lawan yang sama dengan yang Inggris hadapi di fase-fase sebelumnya. Bahkan boleh jadi skuat asuhan Janne Andersson ini adalah tim yang paling sulit dihadapi oleh Harry Kane dan kawan-kawan. Gareth Southgate tentu mesti memikirkan skema yang tepat agar Inggris bisa terus melaju dan menggapai mimpi mereka menjuarai Piala Dunia.

Sistem bermain secara garis besar mungkin tidak akan banyak diubah oleh Southgate, karena sistem tersebutlah yang berhasil membawa Inggris bisa melaju sejauh ini. Tetapi, meskipun sistem itu berjalan dengan baik, tentu tidak menutup peluang untuk terjadi pengembangan. Apalagi dalam turnamen di mana banyak kejadian bisa terjadi dalam hitungan menit, Southgate mesti mempersiapkan timnya untuk segala kemungkinan.