Piala Dunia 2018

Demi Tantang Inggris, Andreas Granqvist Rela Lewatkan Kelahiran Anaknya

Menjelang laga perempat-final Piala Dunia 2018 melawan Inggris, bek sekaligus kapten Swedia, Andreas Granqvist, sudah memutuskan untuk tidak akan melewatkan laga penting tersebut, meskipun jika laga tersebut bertepatan dengan kelahiran anak keduanya.

“Saya dan istri saya masih menunggu kapan waktunya (kelahiran anak mereka),” kata Granqvist, seperti diputip Telegraph. “Saya sendiri akan sepenuhnya fokus kepada pertandingan hari Sabtu (melawan Inggris). Jika saya berkesempatan untuk bolak-balik mendampingi persalinan istri saya, maka saya akan melakukannya. Namun, apapun yang terjadi, saya tidak ingin ketinggalan laga perempat-final.”

Granqvist telah menjadi sosok berharga bagi Swedia di Piala Dunia 2018 ini. Ia bermain solid dalam kemenangan 1-0 di babak 16 besar melawan Swiss. Berkat kehadirannya, pasukan Janne Andersson hanya kebobolan dua gol dalam empat pertandingan. Sebelum menyingkirkan Jerman di fase grup, ia juga sudah memimpin rekan-rekannya menumpas dua tim kuat, Belanda dan Italia di fase kualifikasi.

Istri Granqvist sebenarnya diprediksi akan melahirkan anak kedua mereka pada hari Selasa, 3 Juli. Namun, sampai berita ini ditulis, bayi yang ditunggu-tunggu belum lahir.  Pemain berusia 33 tahun ini memutuskan untuk tetap menjalani latihan bersama timnya menjelang pertandingan Sabtu melawan Inggris di Samara, Rusia.

Apa yang dilakukan Granqvist berbeda dengan pemain Inggris, Fabian Delph. Gelandang Inggris ini memperoleh izin dari pelatihnya, Gareth Southgate, untuk mendampingi istrinya menjelang kelahiran anak mereka. “Beberapa hal dalam hidup lebih penting daripada sepak bola,” kata Southgate menjawab alasannya mengizinkan Delph pulang. “Anda hanya punya satu kesempatan untuk berada di Piala Dunia, tetapi juga hanya ada satu hari dalam hidup untuk kelahiran anak Anda.”

Granqvist tak berencana mengikuti keputusan skuat Inggris tersebut. Sang kapten sudah berjanji bahwa dia akan memimpin Swedia di perempat-final Piala Dunia pertama mereka sejak tahun 1994. Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa Swedia telah menjadi tim yang lebih baik setelah ditinggalkan superstar mereka, Zlatan Ibrahimovic.

“Kami telah membangun fondasi tim yang baik dalam dua tahun terakhir selama babak kualifikasi,” katanya. “Kami saling membantu satu sama lain dan sebagai tim kami sudah mendapatkan hasil yang baik. Kami telah melangkah maju meskipun kehilangan salah satu pemain terbaik di dunia (Ibrahimovic).”

Selama diperkuat Ibrahimovic, Swedia tak pernah bisa memenuhi ekspektasi untuk berprestasi bagus di Piala Dunia. Mereka hanya sanggup mencapai babak 16 besar dua kali berturut-turut, yaitu pada edisi 2002 dan 2006, sebelum gagal lolos ke dua edisi Piala Dunia (2010 dan 2014).

Kini di bawah kepemimpinan Granqvist, tim berjulukan Blagult (Kuning-Biru) ini bersiap untuk mengulangi kejayaan Piala Dunia 1994, ketika mereka menjadi juara tiga di turnamen akbar dunia tersebut.