Eropa Italia

Menerka Laju AC Milan di Bawah Kendali Elliott Management

Usai mengakuisisi AC Milan dari tangan Silvio Berlusconi medio April 2017 silam, Yonghong Li justru gagal membawa kestabilan di tubuh salah satu kesebelasan top Serie A Italia tersebut.

Langkah gegabah yang dibuatnya pada bursa transfer musim 2017/2018, dengan menghabiskan 200 juta euro lebih untuk mendatangkan pemain anyar, berakibat fatal dengan makin goyahnya situasi finansial I Rossoneri. Ditambah dengan performa buruk klub di sepanjang musim tersebut, Milan seolah ada di titik nadir.

Usai dihukum asosiasi sepak bola Eropa (UEFA) dengan larangan tampil di ajang Liga Europa 2018/2019 gara-gara melanggar regulasi Financial Fair Play (FFP), kini Milan wajib menghadapi satu situasi cukup pelik lainnya yaitu pergantian pemilik klub.

Baca juga: RESMI: Sanksi untuk AC Milan di Kompetisi Eropa karena Financial Fair Play

Dilansir oleh Bloomberg, firma keuangan asal Amerika Serikat (AS), Elliott Management, siap mengambilalih I Rossoneri dari tangan Li yang gagal mencicil utangnya kepada Elliott kendati sudah jatuh tempo. Padahal, jumlah yang mesti dibayarkan Li ‘hanyalah’ 32 juta euro.

Saat mengakuisisi Milan medio April 2017 lalu, Li meminjam uang dalam jumlah gemuk, sekitar 300 juta euro, kepada firma keuangan tersebut. Menariknya, sang investor asal Cina menyanggupi untuk mengembalikan utang tersebut jangka waktu cukup singkat, sekitar satu setengah tahun saja.

Diakui atau tidak, keadaan seperti ini jelas menghadirkan turbulensi baru di tubuh Milan. Benar jikalau Elliott akan berusaha semaksimal mungkin untuk menata ulang kondisi klub, khususnya di sisi finansial. Aset-aset yang dimiliki Milan akan diinventarisasi kembali oleh Elliott guna mengetahui kondisi riil yang ada.

Kendati demikian, publik pun meyakini bahwa Elliott tidak akan lama mengendalikan I Rossoneri. Bersamaan dengan segala proses yang mereka lakukan setelah mengambilalih klub dari tangan Li, Elliott pasti mencari investor baru yang siap mengakuisisi klub.

Menurut perhitungan Forbes, nilai jual Milan saat ini ada di angka 520 juta euro. Merosot jauh ketimbang setahun lalu manakala Li mengambilalih dari tangan Silvio Berlusconi senilai 740 juta euro.

Dengan nominal sebesar itu, mencari investor baru yang siap menancapkan kukunya sebagai pemilik baru kesebelasan yang berkandang di Stadion San Siro ini jelas bukan perkara sepele. Para investor tentu sadar, dengan situasi pelik yang membelit Milan, mereka tak ingin membeli kucing dalam karung sebelum benar-benar mengetahui kondisi riil di tubuh klub, khususnya dalam hal finansial.

Lebih jauh, di bawah kendali Elliott, I Rossoneri juga diyakini takkan menggelontorkan duit secara serampangan layaknya musim lalu saat Li yang berperan sebagai ‘sopirnya’. Hal ini sendiri bisa sama-sama penggemar sepak bola saksikan dari perekrutan yang mereka buat sejauh ini.

Tiga nama baru yaitu Alen Halilovic, Pepe Reina, dan Ivan Strinic, didapat secara gratis. Sementara Nikola Kalinic yang kudu ditebus dengan nominal 20 juta euro dari Fiorentina sebagai bagian dari klausul peminjaman di musim lalu, coba dibelokkan dengan melegonya ke klub lain.

Walau jendela transfer masih berlangsung cukup lama, Elliott sepertinya tidak akan gegabah dengan menghabiskan banyak uang demi memperkuat tim. Kalaupun ada transfer yang dilakukan dan mesti mengeluarkan fulus, jumlahnya pasti terbatas. Apalagi fokus firma keuangan kepunyaan Paul Singer ini ada pada pengelolaan finansial klub sebelum akhirnya dijual kembali.

Namun berkaca pada situasi itu, Milanisti sebagai pendukung setia I Rossoneri tentu wajib bersabar melihat kebangkitan klub kesayangan mereka. Laju Milan di bawah kendali Elliott akan menggelinding pelan, setidaknya sampai seluruh kerumitan yang dihadirkan tuan Yonghong Li tercinta  benar-benar terselesaikan.