Piala Dunia 2018

Tanpa Eksekutor Ahli, Inggris Begitu Mematikan di Skema Bola Mati

Slogan It’s Coming Home yang telah digaungkan tampaknya akan benar-benar terjadi. Inggris yang pada awalnya tak diunggulkan, berhasil lolos ke babak semifinal Piala Dunia 2018. Swedia menjadi korban terakhir dari kegarangan Tiga Singa setelah dikalahkan dengan dua gol tanpa balas di babak perempat-final.

Hasil-hasil yang didapatkan Inggris sejauh ini terbilang positif, minus kekalahan mereka dari Belgia di fase grup. Namun, hasil-hasil impresif tersebut tak akan bisa didapatkan tanpa kehebatan skuat asuhan Gareth Southgate dalam memanfaatkan skema bola mati (set-piece).

Ya, hingga laga melawan Swedia berakhir, Inggris telah mencetak delapan gol dari skema bola mati! Hal ini tentunya amat menakjubkan, terlebih jika diprosentasikan, 72% dari gol Inggris (8 dari 11) tercipta dari situasi ini.

Tanpa eksekutor ahli

Bisa dikatakan, Inggris tak memiliki eksekutor bola mati yang mumpuni di skuatnya. Tak seperti Belgia yang memiliki Kevin De Bruyne, Denmark yang memiliki Christian Eriksen, Prancis yang memiliki Antoine Griezmann, atau Jerman yang memiliki Toni Kroos, Southgate tak memiliki kemewahan seperti itu.

Sangat jomplang tentunya apabila melihat eksekusi tendangan bebas atau tendangan penjuru Inggris harus diambil oleh Kieran Trippier atau Ashley Young, sedangkan Belgia memiliki De Bruyne. Namun, justru Inggris yang berhasil memaksimalkan bola mati dengan lebih baik ketimbang negara lain yang memiliki eksekutor yang lebih jempolan. Apa sebabnya?

Pengaruh basket dan American football

Pencinta sepak bola Inggris tampaknya harus benar-benar berterimakasih pada Gareth Southgate. Pelatih kepala The Three Lions ini benar-benar meningkatkan segala aspek dari permainan timnya dengan memperhatikan detil dengan baik. Dalam set-piece, Southgate sampai terbang ke Amerika Serikat untuk melihat bagaimana klub-klub basket (NBA) dan American football (NFL) memanfaatkan skema serupa.

Dilansir dari The Sun, Southgate terkesima dengan bagaimana beberapa klub NBA dan NFL memanfaatkan skema bola mati dengan lari tipuan yang dilakukan satu pemain untuk membuka ruang dan mendapatkan peluang. Pelatih berusia 47 tahun ini pun langsung melihat permainan NBA dan NFL untuk mendapatkan gambarannya dan menerapkan dalam skema timnya.

Hasil dari kepergian Southgate ke Amerika Serikat bisa dilihat dari gol Harry Maguire di laga melawan Swedia. Nikos Overheul (@noverheul) membahas gol Maguire dengan detil di akun Twitter pribadinya, dan penjabaran Overheul menggambarkan bagaimana lari tipuan yang dilakukan pemain Inggris berhasil memberikan Maguire peluang emas.

Setelah sebelumnya adu penalti, kini tampak jelas bahwa memerhatikan detil kecil juga amat berguna dalam situasi bola mati. Ketika banyak tim yang menyia-nyiakan situasi ini, Southgate justru menjadikannya sebagai situasi yang sangat mematikan bagi lawan.