Piala Dunia 2018

Perdebatan Jordan Pickford vs Jack Butland: Semua Karena Tinggi Badan

Dibalik penampilan hebat timnas Inggris, ada sebuah perdebatan yang mengemuka yaitu soal Jordan Pickford yang dipasang manajer Gareth Southgate di bawah mistar gawang The Three Lions. Banyak pihak yang beranggapan bahwa kiper Everton ini bukanlah sosok yang tepat. Kebanyakan, terutama para suporter, lebih merasa Jack Butland merupakan pilihan yang lebih baik. Alasan utamanya adalah karena Pickford dianggap tidak terlalu superior secara fisik.

Bahkan perdebatan semakin memanas setelah kiper Belgia, Thibaut Courtois, secara terbuka menyebut alasan utama Inggris kalah ketika kedua negara bertemu adalah karena Pickford tidak bisa menghalau sepakan Adnan Januzaj yang kemudian menjadi gol. Secara jelas Curtouis bahkan berujar bahwa tinggi badan Pickford kurang ideal untuk mementahkan tendangan parabolik yang dilepaskan Januzaj.

Sebagai perbandingan, Pickford bertinggi badan 185 sentimeter, sementara Jack Butland memiliki tinggi badan 196 sentimeter. Semakin panas karena soal tinggi badan ini terus dibahas oleh berbagai pihak, termasuk mantan pelatih timnas usia muda Inggris, Stuart Pearce, yang menyebut bahwa Butland adalah sosok kiper modern yang memiliki superioritas secara fisik.

Akar permasalahan dari tinggi badan adalah karena dalam pemahaman sepak bola mereka, yang sebenarnya hampir serupa dengan yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia, Inggris beranggapan bahwa kiper yang ideal adalah mereka-mereka yang berpostur tinggi jangkung dengan lengan yang panjang. Ketika kategori seperti ini dimunculkan tentu yang keluar adalah nama-nama seperti  Peter Shilton, David Seaman, David James, hingga Joe Hart.

Inggris juga punya kiper hebat yang tidak tinggi

Iker Casillas tentu merupakan contoh terbaik terkait kiper yang tidak terlalu tinggi namun nyatanya sangat tangguh di bawah mistar gawang. Keberanian dan refleks menjadi atribut terbaik kiper yang berhasil membawa Spanyol menjadi juara Piala Dunia 2010 ini.

Tetapi dalam sejarahnya, Inggris sebenarnya memiliki kiper-kiper hebat yang berpostur tidak terlalu tinggi. Misalnya Ted Burgin yang membela Inggris di Piala Dunia 1954. Burgin hanya bertinggi badan 170 sentimeter bahkan terhitung sangat pendek untuk kebanyakan orang Eropa yang memiliki tinggi badan 175 sentimeter ke atas pada masa itu. Tetapi ketangkasan Burgin sangat diakui ketika mengawal gawang.

Selain Burgin, adapula Steve Death. Kiper yang lama membela Reading ini juga memiliki tinggi badan 170 sentimeter. Death adalah kiper yang pernah membuat rekor 1.074 menit tanpa kemasukan di kompetisi sepak bola Inggris hingga kemudian rekor ini dipecahkan oleh Edwin van der Sar pada Liga Primer Inggris musim 2008/2009.

Apakah soal ini akan menentukan ketika Inggris jumpa Kolombia?

Pertanyaan besarnya kemudian adalah apakah persoalan tinggi badan Pickford akan membuatnya mudah terekspos, terutama di laga melawan Kolombia nanti? Well, jawabannya belum tentu.

Dari komposisi para penyerang Kolombia, Radamel Falcao adalah sosok yang paling mesti diwaspadai. Selain pergerakan serta sepakan kerasnya, Falcao juga mesti diwaspadai dalam situasi-situasi duel udara. Sementara para penyerang lain, Luis Muriel dan Carlos Bacca, lebih tersohor karena kecepatan mereka.

Yang mesti diwaspadai oleh para pemain Inggris, terutama terkait situasi Pickford, adalah seandainya lawan mendapatkan set piece. Kolombia sudah mencetak dua gol melalui sepak pojok, di mana dua gol tersebut dicetak oleh Yerry Mina yang sangat unggul di udara. Situasi seperti ini mesti diantisipasi dengan sangat baik oleh lini pertahanan Inggris. Karena bisa jadi Inggris bisa mengamankan lini serang Kolombia, tetapi mereka kemudian mesti kemasukan ketika lawan mendapatkan bola mati.

Membuat gol seperti yang dilakukan oleh Adnan Januzaj pun merupakan sesuatu yang tidak bisa dilakukan terus menerus. Sesuatu yang bisa terjadi hanya dalam beberapa kesempatan saja. Dan pada akhirnya, sebuah tim kemasukan gol bukan hanya karena kesalahan seorang kiper semata. Karena sepak bola dimainkan lebih dari satu orang, maka sistem permainan rasanya merupakan faktor yang lebih menentukan. Terlebih, Gareth Southgate tentu memiliki pertimbangan yang matang hingga akhirnya ia memilih Pickford ketimbang Butland.