Piala Dunia 2018

Inggris Mengincar Trofi dari Jalur Selatan

Football coming home, slogan yang kerap digaungkan tim nasional Inggris ketika berlaga di Piala Dunia. Dengan klaim sebagai negara penemu sepak bola, Inggris mengicar trofi untuk dibawa pulang ke negaranya, sebagai pertanda bahwa sepak bola telah dimenangkan oleh penemunya. Kini di Piala Dunia 2018, The Three Lions coba melakukannya lewat jalur selatan.

Lho, jalur selatan? Memangnya Inggris mau mudik?

Tenang, tenang… Inggris di jalur selatan bukan mau mudik kok, karena “jalur selatan” di artikel ini berarti jalur menuju semifinal yang terletak di bawah. Dalam bagan 16 besar Piala Dunia 2018, Inggris tergabung di jalur yang berisi Kolombia, Swiss, dan Swedia.

https://www.instagram.com/p/BklSBmJAPEp/

Inggris akan meladeni Kolombia lebih dulu, yang merupakan juara Grup G. Jika sanggup melewati adangan Los Cafeteros, armada Gareth Southgate akan berjumpa salah satu dari Swiss atau Swedia di perdelapan-final. Di atas kertas, Inggris jelas lebih diunggulkan ketimbang negara tersebut.

Kolombia yang sekarang bukan Kolombia yang bertabur generasi emas di Piala Dunia 2014. Skuat asuhan José Pékerman saat ini berisi campuran antara angkatan di Brasil 2014 dan sederet wonderkid seperti Yerry Mina dan Davinson Sánchez. Kemudian beratnya lagi bagi Kolombia, mereka terancam tanpa James Rodríguez saat berjumpa Inggris, karena mendapat cedera di laga terakhir Grup H kontra Senegal.

Kemudian jika sukses melewati Kolombia, Inggris akan dinanti Swedia atau Swiss di perempat-final. Keduanya bukan tim kandidat juara, tapi berpotensi menyulitkan Inggris. Baik Blågult maupun Schweizer Nati di Piala Dunia kali ini sama-sama menjadi batu sandungan bagi tim besar di grupnya masing-masing.

Swedia walaupun tanpa Zlatan Ibrahimović, bagaimanapun juga adalah tim yang selalu terorganisir. Pola permainan mereka terstruktur rapi, yang ditunjang postur pemain tinggi besar. Belanda dan Italia menjadi korbannya di fase kualifikasi, kemudian di penyisihan grup Piala Dunia, Korea Selatan dan Meksiko dikalahkan. Dua kesebelasan tersebut adalah penakluk Jerman sang juara bertahan.

Sementara itu Swiss, dengan gaya permainan yang defensif, mereka tak terkalahkan di Grup E. Walau dihuni Brasil dan Serbia yang memiliki lini serang sangat baik, Swiss mampu lolos dari penyisihan grup sebagai runner-up.

Spanyol atau Kroasia jadi kuncinya

Jalur selatan yang ditempuh Inggris memang (seharusnya) menyenangkan. Bertemu dua dari tiga kesebelasan yang berpeluang memberikan hasil “ramah” bagi Inggris, memungkinkan The Three Lions menembus semifinal di Piala Dunia kali ini.

Kemudian untuk menuju laga puncak di Moskow, Inggris akan bertemu Spanyol atau Kroasia di semifinal. Keduanya lebih berpeluang menjejak empat besar, ketimbang Rusia (lawan Spanyol di babak 16 besar) atau Denmark (lawan Kroasia di perdelapan-final).

Jika skenarionya berjalan seperti ini, maka semifinal akan menjadi ujian sebenarnya bagi Inggris ketika berhadapan tim kandidat juara. Ini dikarenakan saat di fase grup lawan Belgia, Inggris memainkan lapis keduanya. Kemudian kesempatan bertemu kesebelasan kuat baru bisa terjadi di semifinal.

Spanyol, walaupun berangkat ke Rusia dengan membawa masalah pergantian pelatih, tetap layak dianggap tim raksasa pengincar trofi. Sementara itu Kroasia justru mengincar bahaya lebih besar, karena di tahun 2018 ini mayoritas pemain inti mereka menjejak usia emasnya.

52 tahun lamanya trofi Piala Dunia tidak lagi digenggam tangan-tangan pemain Inggris. Dengan materi pemain yang saat ini terhitung lebih baik dari dua Piala Dunia sebelumnya, Inggris berkesempatan menyudahi puasa gelar itu dengan menempuh jalur selatan.

Tapi, Harry Kane dan kolega juga sebaiknya jangan terlalu jemawa dengan mendapat jalur yang lancar bebas hambatan. Sebab, jalur selatan juga berkesempatan membawa Inggris pulang…… hanya dengan koper dan oleh-oleh khas Rusia, tanpa trofi.