Piala Dunia 2018

Tentang Kejanggalan di Perayaan Gol Portugal dan Inggris

Ada satu hal menarik yang terjadi dalam pertandingan antara Portugal melawan Spanyol dan Inggris melawan Tunisia. Baik Portugal maupun Inggris memang berhasil mencetak gol di pengujung laga yang menyelamatkan muka mereka, namun apa yang terjadi ketika kedua tim merayakan gol telat tersebut adalah yang menarik untuk dibahas.

Ya, ada dua pemain dari masing-masing tim yang tak ikut serta dalam selebrasi yang bertempat di pinggir lapangan. Portugal diwakili oleh Jose Fonte, sementara Inggris memiliki Kieran Trippier. Menurut teori yang beredar, yang dikemukakan pertama kali oleh akun @BantsFootballFC, baik Fonte dan Trippier tetap berada di dalam garis lapangan demi menghindari lawan untuk melakukan sepak mula.

Menurut penuturan akun tersebut, pihak yang kebobolan berhak melakukan sepak mula apabila semua pemain outfield (selain kiper) berada di luar garis tepi lapangan. Sontak saja, teori ini menjadi viral dan dipercaya oleh banyak pihak. Wajar, mengingat, tak hanya satu, melainkan dua tim yang melakukan hal serupa.

Meskipun begitu, terungkap bahwa alasan dari tak ikut sertanya Fonte dan Trippier dalam melakukan selebrasi tidak seperti apa yang dituturkan oleh akun di atas. Berdasarkan Laws of the Game yang dikeluarkan oleh FIFA, dilansir dari Independent, ada aturan lain yang membantah teori yang dikeluarkan oleh @BantsFootballFC.

Ada tujuh poin dalam Laws of The Game yang mengatur soal sepak mula (kick-off). Tujuh poin ini WAJIB dilaksanakan apabila satu tim untuk melakukan sepak mula.

  • Setelah satu tim mencetak gol, sepak mula dilakukan oleh tim lawan
  • Semua pemain harus berada di setengah lapangan masing-masing
  • Tim yang tidak melakukan sepak mula harus berada setidaknya 10 yard dari bola
  • Bola harus dalam posisi diam di tengah lapangan
  • Ada tanda yang telah diberikan wasit
  • Bola harus ditendang melaju ke depan
  • Penendang bola sepak mula tak boleh menyentuh bola sebelum bola menyentuh pemain lain

Dari aturan tersebut, tak ada aturan yang berbunyi bahwa tim yang kebobolan bisa melakukan sepak mula apabila semua pemain outfield tim lawan berada di luar lapangan. Sebaliknya, apabila semua pemain tim yang mencetak gol telah kembali ke setengah lapangannya, meski belum berada di posisinya masing-masing, maka lawan berhak melakukan sepak mula.

Contoh nyata dari kasus ini adalah dalam pertandingan antara Makedonia U-16 dan Gibraltar U-16 dalam kejuaraan UEFA Development Tournament di tahun 2015. Kala itu, Makedonia berhasil mencetak gol dan semua pemain kembali ke setengah lapangannya sendiri untuk berselebrasi dengan rekan-rekan mereka di bangku cadangan. Hal itu pun dimanfaatkan oleh Gibraltar, yang langsung melakukan sepak mula dan mencetak gol ke gawang Makedonia yang tak dijaga oleh pemain bertahan dan kipernya.

Sejauh ini belum ada penjelasan resmi yang datang, baik dari Fonte dan Trippier, maupun Portugal dan Inggris, mengenai kejadian LANGKA ini. Bisa saja, mereka termakan oleh alasan yang mengemuka di masyarakat. Atau mungkin ada alasan lainnya?