Piala Dunia 2018

Mesut Özil Berseteru dengan Suporter Jerman di Kazan Arena

Tersingkrinya Jerman dari fase grup Piala Dunia 2018 menimbulkan kekecewaan yang sangat mendalam di kalangan suporter Jerman. Buntutnya, setelah laga kontra Korea Selatan di Kazan Arena semalam (27/6), Mesut Özil berseteru dengan suporter Jerman yang menyoraki dirinya saat hendak masuk lorong pemain.

Untuk mendinginkan situasi, Özil sampai diamankan petugas dan para suporter juga dikondisikan agar tidak terjadi insiden yang lebih besar. Özil sendiri menyikapi hal tersebut dengan tensi tinggi, karena tidak terima dirinya dijadikan biang kerok tersingkirnya Jerman.

Lalu mengapa Özil yang menjadi korbannya? Hal itu tidak dilakukan suporter Jerman secara asal, tapi memang sudah ada kekesalan tersendiri pada gelandang Arsenal tersebut. Salah satunya adalah karena Özil bukan pemain asli Jerman, dan terlibat hal politik dari negara leluhurnya sesaat sebelum Piala Dunia 2018 dimulai.

Özil bersama İlkay Gündoğan beberapa hari sebelum berangkat membela timnas Jerman, sempat bertemu pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdoğan, di London. Keduanya berfoto bersama Erdoğan, yang merupakan pemimpin dari tanah leluhur Özil dan Gündoğan.

Setelah kejadian itu, Özil dan Gündoğan mendapat peringatan dari federasi sepak bola Jerman (DFB), tapi suporter Der Panzer sudah kadung kecewa dengan perilaku dua pemain tersebut. Oleh karenanya, dalam partisipasi Özil dan Gündoğan di Piala Dunia kali ini, mereka mendapat banyak sorotan dari pendukungnya sendiri.

Joachim Löw bahkan sampai membela kedua pemain itu, dengan meyakinkan para suporter bahwa Özil dan Gündoğan akan tetap bermain sepenuh hati untuk Jerman.

“Mereka merasa bersalah, bahkan İlkay (Gündoğan) sangat menyesali keputusannya (bertemu dan berfoto dengan Erdoğan). Kami pun terus berusaha memompa semangatnya agar bisa segera bangkit,” ujar Löw, dikutip dari Daily Mail.

“Tapi itu bukan topik yang harus dibahas di kamar ganti. Mereka (Özil dan Gündoğan) akan tetap bermain sepenuh hati untuk Jerman, karena mereka mencintai Jerman. Mereka akan tetap menjalani hidup dengan nilai-nilai sebagai orang Jerman,” pungkasnya.