Piala Dunia 2018

Disharmonisasi antara The Bavarians dan The Bling-Bling Gang di Timnas Jerman

Jerman yang perkasa itu nyatanya tidak bisa lepas dari kutukan bagi para juara bertahan Piala Dunia. Sempat menujukan grafik meningkat di pertandingan kedua melawan Swedia, Jerman secara mengenaskan terlempar setelah dikalahkan Korea Selatan dengan skor 2-0 di pertandingan terakhir Grup F Piala Dunia 2018. Serangkaian masalah memang muncul yang kemudian menjadi penyebab kegagalan Jerman salah satunya adalah menyoal kesatuan di kubu timnas Jerman.

Letupannya sudah terlihat jelang turnamen dimulai. Banyak yang menyebut bahwa letupan perdana adalah ketika Joshua Kimmich dan Antonio Rüdiger bersitegang di sebuah sesi latihan tepat jelang Piala Dunia. Padahal sebenarnya, letupan paling awal adalah terkait isu transfer Jerome Boateng.

FC Bayern München selaku klub yang menaungi Boateng, melalui para pimpinan mereka, secara terbuka menyebutkan bahwa Boateng bisa jadi dilepas seandainya ada klub yang berminat. Semakin panas karena sebelumnya pimpinan klub FC Bayern secara terbuka mengkritik “kehidupan luar sepak bola” dari seorang Boateng.

Di sini kemudian menjadi masalah. Setelah diurai, banyak laporan yang menyebut bahwa sebenarnya sikap dari para petinggi FC Bayern kepada Boateng adalah karena mereka ingin menduetkan Mats Hummels dan Niklas Süle di jantung pertahanan tim. Inilah yang kemudian menjadi salah satu letupan awal dari keretakan yang terjadi di tubuh tim juara dunia tahun 2014 ini. Semua bermuara kepada apa yang disebut Guardian, yang menyadur dari media Jerman yaitu Sport Bild, sebagai perseteruan antara The Bavarians dan The Bling-Bling Gang di tubuh timnas Jerman.

Sesuai dengan namanya, The Bavarians berisi para pemain senior yang kebanyakan merupakan pemain klub FC Bayern. Meskipun  demikian, kelompok Bavarian ini pada dasarnya merupakan para pemain yang benar-benar “asli” Jerman seperti Manuel Neuer, Toni Kroos, Thomas Müller, dan Mats Hummels.

Sementara The Bling-Bling Gang mayoritas merupakan mereka-mereka yang merupakan keturunan dan imigran, seperti Mesut Özil, Jerome Boateng, dan Sami Khedira. Beberapa laporan menyebut bahwa gelandang serang Paris Saint-Germain, Julian Draxler juga tergabung dalam kelompok ini. Pun ada yang menyebut kiper Barcelona, Marc-Andre ter Stegen, juga berada dalam kubu ini.

Soal Bavarians dan bling-bling gang ini kemudian menjadi kasualitas, dan disebut-sebut sebagai pangkal masalah kegagalan timnas Jerman di Piala Dunia edisi kali ini. Isu harmonisasi ini kemudian merembet ke permasalahan-permasalahan lain yang kemudian muncul.

Mulai dari kasus Ilkay Gündogan dan Mesut Özil yang kedapatan foto bareng dengan pemimpin Turki yang tidak begitu disukai di Jerman, soal bling bling gang yang merasa The Bavarians adalah pangkal masalah penyebab Leroy Sane tidak diikutsertakan dalam skuat akhir timnas Jerman di Piala Dunia kali ini, yang terakhir, tentu adalah berseterunya Joshua Kimmich dan Antonio Rüdiger di sesi latihan tepat sebelum Piala Dunia 2018 dimulai

Situasi panas antara The Bavarians dan bling-bling gang ini memang sarat dengan dikriminasi rasial. Semakin pelik, karena selain adanya geng antara dua kubu tersebut, ada juga gesekan antara dua kubu lain yaitu generasi lama dan generasi baru. Generasi lama adalah mereka-mereka yang merupakan anggota timnas Jerman juara Piala Dunia 2014, dan generasi baru adalah angkatan para pemain yang menjadi juara di Piala Konfederasi 2017.  Gesekan antara dua generasi ini juga cukup menyulitkan Joachim Löw selama di Rusia.

Menjadi sebuah fenomena yang sangat ironis sebenarnya. Jerman yang secara politis tengah “membuka” diri mereka kepada para imigran, justru memiliki kasus gesekan yang bersifat diskriminasi rasial. Meskipun hal ini memang masih isu, dan sempat dibantah oleh Thomas Müller juga Mats Hummels. Poin lain, seandainya soal harmonisasi yang sifatnya non-teknis ini nyatanya memang menjadi penyebab kegagalan Jerman, tentu ini tidak sesuai dengan citra Jerman yang benar-benar “teknis” seperti yang kita semua ketahui.

Tetapi soal isu harmonisasi dan hal-hal lain seperti yang sudah disebutkan di atas rasanya tidak mampu menutupi bahwa Jerman memang bermain buruk sehingga mereka terlempar dari Piala Dunia 2018 kali ini.