Piala Dunia 2018

Piala Dunia 2018, Korea Selatan vs Jerman: Ketika K-Pop Pulangkan Tim Panser

Pertarungan antara Korea Selatan dan Jerman merupakan laga hidup-mati bagi kedua tim. Baik Die Mannschaft maupun Taeguk Warriors sama-sama mengincar kemenangan demi menjaga asa bertahan di ajang Piala Dunia. Apalagi persaingan di Grup F adalah yang terketat, dimana semua tim masih bisa saling menyingkirkan, meski dengan syarat yang berbeda-beda.

Son Heung-min dan kolega harus menang dengan margin dua gol serta berharap Meksiko mengalahkan Swedia, sedangkan skuat asuhan Joachim Löw cukup mengejar kemenangan dan berharap Swedia gagal menang agar lolos ke babak 16 besar.

Meski begitu, hal ini bukanlah tugas mudah bagi Jerman. Sepanjang perjalanan mereka di Rusia, berbagai gejolak internal dikabarkan menyelimuti mereka. Ditambah dengan penampilan mereka yang kurang meyakinkan sejauh ini, dimana mereka kalah dari Meksiko dan harus menunggu hingga menit akhir untuk membungkam Swedia, masalah Jerman terbilang komplit.

Jerman bukannya tak pernah berada dalam kondisi terjepit saat bertanding di babak penyisihan grup sebuah turnamen besar. Mereka tercatat beberapa kali ada di posisi ini. Namun kali ini situasinya berbeda. Sebagai juara dunia, sorotan kepada mereka tentu amat tajam.

Apalagi mereka juga dikaitkan dengan nasib dua mantan juara dunia terdahulu, Italia dan Spanyol, yang berakhir mengenaskan. Oleh sebab itu, hasil positif diperlukan untuk membungkam segala komentar pedas kepada mereka.

Löw membuat sedikit perubahan di laga ini. Thomas Müller harus memberikan tempat pada juniornya, Leon Goretzka. Mesut Özil yang tak bermain melawan Swedia kembali diturunkan, begitu juga dengan Marco Reus yang bermain gemilang kala itu. Sami Khedira kembali masuk menemani Toni Kroos. Sementara itu untuk menambal lubang yang ditinggalkan Jerome Boateng, Niklas Süle dipilih untuk menemani Mats Hummels. Mereka bermain dengan formasi yang sama, 4-2-3-1.

Korea Selatan sendiri tetap bermain memakai 4-4-2, namun kali ini Son berduet dengan Koo Ja-cheol. Lee Jae-sung diturunkan sebagai sayap kanan, sedangkan Ki Sung-yueng, yang menjadi kapten di dua laga sebelumnya, memulai laga dari bangku cadangan karena cedera.

Pertandingan babak pertama sepenuhnya menjadi milik Die Mannschaft. Tak hanya menguasai bola lebih banyak, namun serangan yang dibangun juga lebih rapi. Mengandalkan sisi sayap dan umpan terobosan dari tengah, mereka benar-benar berusaha mencari gol secepat mungkin.

Sayangnya, pertahanan Korea Selatan benar-benar sulit ditembus. Upaya-upaya Jerman banyak yang mudah dipatahkan dengan sapuan-sapuan para pemain bertahan Korea Selatan. Bahkan Taeguk Warriors-lah yang lebih dulu memiliki peluang berbahaya, meskipun mereka lebih banyak mengandalkan umpan-umpan panjang dan serangan balik. Sepakan bebas Jung Woo-young di menit 19 yang gagal ditangkap dengan sempurna oleh Manuel Neuer hampir saja disambar oleh Son, namun kiper nomor satu Jerman itu mampu menyelamatkan gawangnya.

Jerman sendiri hanya memiliki satu peluang berbahaya di menit 40, saat Hummels mencoba melepaskan tembakan dalam situasi kemelut di depan gawang Korea Selatan. Namun Cho Hyun-woo sudah siap mengamankan gawangnya. Babak pertama bertahan tanpa gol.

Babak kedua berjalan sengit untuk kedua tim, khususnya Jerman. Terlebih saat mengetahui Swedia sudah unggul atas Meksiko di laga lain, mereka pun langsung memainkan sepakbola super ofensif. Müller, Mario Gomez, dan Julian Brandt dimasukkan untuk menambah daya serang. Tak kurang sebanyak 18 tembakan mereka lepaskan ke gawang Korea Selatan di babak kedua, namun semuanya gagal menghujam gawang Cho.

Keasyikan menyerang, Jerman yang hanya butuh satu gol saja untuk lolos justru meninggalkan celah besar di lini belakang. Hal ini dimanfaatkan Korea Selatan untuk melancarkan serangan balik. Bahkan inilah asal mula bencana yang menimpa Jerman.

Memasuki injury time, sebuah serangan balik yang menghasilkan tendangan sudut bagi Korea Selatan akhirnya benar-benar memberikan petaka untuk sang juara bertahan. Kemelut yang tercipta dari situasi sepak pojok di depan gawang Jerman akhirnya dimanfaatkan oleh Kim Young-gwon untuk menjebol gawang Neuer. Gol ini sempat dianulir karena Kim dianggap berada dalam posisi offside, namun tayangan Video Assistant Referee (VAR) menunjukkan sebaliknya. Korea Selatan unggul satu gol.

Sisa waktu yang diberikan wasit Mark Geiger coba dimanfaatkan Jerman untuk mencari gol, bahkan Neuer pun ikut maju sebagai sweeper-keeper. Namun keputusan ini berakibat bencana. Di menit 90+7, Joo Se-jong yang sadar Neuer berada di luar posisinya memberikan umpan lambung kepada Son, yang berlari kencang tanpa pengawalan untuk menceploskan bola ke gawang kosong, sekaligus menutup laga dengan skor 2-0.

Kemenangan yang terasa manis bagi Korea Selatan. Mereka bisa pulang dengan kepala tegak. Rekor kemenangan pertama atas Jerman terasa semakin manis, mengingat saat ini Die Mannschaft berstatus juara bertahan. Namun hasil ini amat pedih bagi Jerman. Air mata pun terlihat jatuh, membasahi bendera kebanggaan mereka. Kutukan juara bertahan yang didengungkan itu mungkin benar adanya.

Di kaki-kaki pemain dengan budaya K-Pop yang mendunia itu, tim Panser Jerman harus pulang dari Rusia dengan status juru kunci Grup F.