Menghadapi gelaran Piala Dunia 2018 kali ini, persiapan timnas Jerman memang tidak sebaik turnamen-turnamen sebelumnya. Banyak permasalahan yang hadir, mulai dari kiper utama sekaligus kapten tim, Manuel Neuer, cedera hampir sepanjang musim, perdebatan mengenai alasan mengapa Joachim Löw tidak membawa Leroy Sane, lalu perhal Joshua Kimmich dan Antonio Rüdiger yang sempat bersitegang jelang turnamen, masalah terkait solusi mencetak gol, hingga satu masalah akut lain: mencari pendamping sepadan bagi Toni Kroos di lini tengah.
Toni Kroos punya peran begitu sentral di timnas Jerman. Salah satu kunci Meksiko dengan secara mengejutkan berhasil menaklukkan Jerman di pertandingan pertama adalah karena mereka berhasil meredam permainan Kroos. Meksiko melakukan pengamanan perorangan untuk menghentikan Kroos. Bahkan penyerang seperti Carlos Vela dan Javier Hernandez juga ikut dibebani tugas untuk meredam gelandang milik klub Real Madrid ini. Swedia pun sebenarnya melakukan perencanaan yang hampir serupa, meskipun secara ajaib Kroos kemudian berhasil mencetak gol kemenangan untuk Jerman di menit akhir.
Semakin sulit lagi karena Kroos sepertinya tidak memiliki tandem yang sepadan di lini tengah. Seperti yang diketahui, di klubnya Real Madrid, Kroos selalu ditemani Luka Modric dan juga ditopang oleh Casemiro. Kroos praktis tidak terlalu terbebani ketika bermain di level klub.
Berbeda dengan yang terjadi di timnas Jerman, setidaknya yang terlihat di Piala Dunia edisi kali ini. Dalam skema double pivot, Kroos seakan berkerja sendirian di lini tengah. Ia mengalirkan bola, menyusun serangan, merebut bola, sekaligus menjadi lapisan pertama sebelum serangan lawan tiba di jantung pertahanan.
Salah satu buktinya adalah di laga melawan Swedia, selain Antonio Rüdiger, justru Toni Kroos-lah yang ada di jantung pertahanan tepat untuk menghentikan bola lambung kiriman dari lini tengah yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh Ola Toivonen. Padahal, idealnya bukan Kroos yang ada di posisi tersebut.
Situasi yang terjadi di laga melawan Swedia sebenarnya sangat menunjukan bahwa pendamping yang sepadan bagi Kroos memang benar-benar dibutuhkan. Pemain yang bisa melindungi lini pertahanan, ketika Kroos ditekan, dan lawan melakukan serangan balik. Pemain yang bisa membuat tim menjadi lebih seimbang.
Sami Khedira, Ilkay Gündogan, atau Sebastian Rudy?
Dari pilihan yang tersedia yang dibawa oleh Joachim Löw ke Rusia, ada tiga nama yang kemudian menjadi pilihan untuk menemani Kroos di lini tengah. Sami Khedira, Ilkay Gundogan, dan Sebastian Rudy, pun ketiganya sudah dimainkan di laga melawan Meksiko dan Swedia. Lalu di antaranya ketiganya, siapa yang paling cocok untuk mendampingi Kroos di lini tengah Jerman?
Sami Khedira merupakan tandem Kroos ketika Jerman berhasil menjadi juara dunia di Piala Dunia edisi sebelumnya. Superioritas fisik Khedira yang tinggi menjulang sangat meringankan tugas Kroos. Pun karena Khedira merupakan tipe pemain yang sangat baik melakukan operan cepat, ia juga membantu proses aliran bola di tim kala itu.
Khedira dimainkan di laga perdana melawan Meksiko dan usia memang tidak bisa berbohong. Gelandang keturunan Tunisia ini sudah tidak sekuat dulu lagi. Khedira benar-benar kewalahan menahan serangan balik tim lawan. Contoh kasusnya bisa dilihat di laga perdana timnas Jerman melawan Meksiko.
Ilkay Gündogan yang terkenal cerdas itu justru tampil mengenaskan ketika dimainkan. Ia terlihat linglung dan kebingungan di lapangan, seperti tidak tahu mesti melakukan apa. Ketika dimainkan di laga melawan Swedia, Ilkay bermain kelewat hati-hati. Ia hanya melakukan operan-operan pendek, dan tidak banyak bergerak jauh dari areanya.
Satu kandidat lain adalah Sebastian Rudy. Gelandang FC Bayern München ini secara atribut sebenarnya merupakan sosok yang paling tepat untuk menemani Kroos di lini tengah. Ia kuat, penekel andal, dan bisa memegang bola. Sayangnya ketika dimainkan, Rudy mesti keluar lebih cepat karena darah tidak berhenti mengucur dari hidungnya setelah tidak sengaja terkena sepakan sepatu pemain lawan.
Serupa dengan kasus yang terjadi kepada Julian Brandt. Meskipun tidak lama bermain, tepatnya hanya bermain 31 menit, Rudy justru menunjukan bahwa dirinya merupakan sosok yang tepat untuk mendampingi Kroos. Ia membuat aliran bola lebih lancar, dan secara spartan menekan Swedia. Tepat satu menit setelah Rudy keluar, Jerman kemudian kemasukan gol.
Karena aspek yang lebih defensif sangat dibutuhkan untuk pemain yang mendampingi Kroos, sebenarnya Jonas Hector bisa saja ditempatkan di posisi tersebut. Seperti yang diketahui, di klubnya, Hector yang berposisi natural sebagai bek kiri ini sering dimainkan sebagai gelandang bertahan. Tapi masalahnya kemudian, seandainya Hector digeser, tidak ada pemain yang benar-benar bisa menggantikannya di sektor bek kiri. Marvin Plattendhardt yang dimainkan di laga perdana penampilannya mengecewakan.
Mencari penyeimbang, pendamping sepadan bagi Toni Kroos adalah salah satu permasalahan yang mesti dipecahkan oleh Joachim Löw di turnamen edisi kali ini. Sebastian Rudy memang merupakan pilihan dengan atribut yang paling sesuai, tetapi masalahnya, cedera yang dialami Rudy nyatanya mesti membuatnya naik meja operasi. Bahkan bisa saja membuat kiprahnya di Piala Dunia edisi kali ini usai.
Lalu siapa yang mesti dipilih Joachim Löw untuk mendampingi Toni Kroos di lini tengah timnas Jerman? Atau berjudi besar dengan memakai Germany talent of century, Leon Goretzka?