Keberhasilan mengepak nilai penuh dari Panama di laga perdana babak penyisihan Grup G Piala Dunia 2018, membuat Belgia merasa lebih percaya diri saat menyongsong partai kedua melawan Tunisia malam ini (23/6) di Stadion Otkritie Arena, Moskow.
Roberto Martinez sebagai nakhoda De Rode Duivels bahkan tidak mengubah komposisi pemainnya sama sekali. Sebuah bukti jika dirinya percaya kalau Eden Hazard dan kawan-kawan dapat memetik kemenangan atas Les Aigles de Carthage sekaligus memastikan diri lolos ke babak 16 besar.
Sebaliknya, tim besutan Nabil Maaloul memandang pertandingan kontra Belgia sebagai laga penting yang berimbas pada laju mereka di Piala Dunia 2018. Jika mampu memetik satu atau malah tiga poin, kans mereka untuk bertarung lebih lama di Rusia akan semakin lapang.
Akan tetapi, hasil negatif berupa kekalahan, sudah barang tentu mengubur ambisi Wahbi Khazri beserta rekan-rekannya buat melanjutkan perjuangan di Piala Dunia 2018, termasuk meloloskan diri sampai fase 16 besar untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Semenjak wasit asal Amerika Serikat, Jair Marrufo, meniup peluit tanda dimulainya pertandingan, Belgia langsung mengambil inisiatif permainan. Mereka begitu gencar meluncurkan serangan, baik via sayap ataupun area tengah. Tunisia tidak tinggal diam menghadapi keadaan seperti itu karena berulangkali mereka juga berusaha untuk membalas serangan tapi selalu patah ketika masuk ke sepertiga akhir.
Berbekal materi pemain yang lebih baik, De Rode Duivels pun membuktikan kapabilitasnya guna mencetak angka. Pergerakan liat Hazard di sisi kiri pertahanan Les Aigles de Carthage pada menit ke-5, memaksa salah seorang pemain belakang mereka melakukan kontak di area terlarang walau terlihat minim.
Tanpa ragu, Marrufo pun menunjuk titik putih akibat kejadian tersebut. Permintaan para penggawa Tunisia agar sang wasit meninjau keputusannya melalui Video Assistance Referee (VAR) tidak digubris sama sekali.
Maju sebagai eksekutor, Hazard pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu guna memberi keunggulan untuk Belgia dan membuat suporter setia mereka yang ada di Stadion Otkritie Arena bersorak gembira.
Selepas unggul, tim asuhan Martinez tidak mengendurkan tekanan mereka lantaran bernafsu untuk sesegera mungkin menambah pundi-pundi golnya. Hanya berselang sepuluh menit dari gol Hazard, papan skor kembali berubah.
Dries Mertens yang berlari menyisir area kiri pertahanan Tunisia, berhasil melepas umpan terobosan yang dimaksimalkan oleh Romelu Lukaku buat memperlebar jarak menjadi 2-0 sekaligus menambah koleksi golnya di Piala Dunia 2018 menjadi tiga biji.
Akan tetapi, kesenangan yang meliputi dada De Rode Duivels tidak berlangsung lama sebab Les Aigles de Carthage sukses mengukir balasan hanya dalam tempo dua menit dari gol Lukaku. Memanfaatkan sepakan bebas yang diperoleh di sisi kanan pertahanan Belgia, Khazri mengirim umpan ciamik ke area penalti yang lantas disundul secara presisi oleh Dylan Bronn guna merobek jala lawan plus memperkecil ketertinggalan Tunisia.
Tiga gol yang lahir di dua puluh menit pertama laga justru semakin menghidupkan laga. Pasalnya, masing-masing pihak semakin terpacu untuk mencetak gol tambahan yang membuat keduanya terlibat jual beli serangan tanpa henti.
Mujur buat Belgia, mereka punya sesosok striker ganas dalam wujud Lukaku. Di pengujung babak pertama, namanya kembali bergema di stadion usai melesakkan gol keduanya di partai ini setelah mencocor sodoran Thomas Meunier dan membuat skor berubah jadi 3-1 yang bertahan sampai jeda.
Pasca-istirahat, baik Belgia maupun Tunisia tetap mempertahankan tempo cepat di laga ini. Hal tersebut membuktikan jikalau mereka belum ingin berhenti mencetak gol. Cuma dalam kurun lima menit setelah babak kedua dimulai, De Rode Duivels sanggup memperbesar keunggulannya jadi 4-1. Sang ikon, Hazard, muncul lagi sebagai aktor buat mencetak gol keduanya di partai ini setelah menerima umpan Kevin De Bruyne.
Skor telak yang berhasil dikantongi membuat Martinez menarik duo pencetak golnya, Hazard dan Lukaku, di pertengahan babak kedua. Walau begitu, pengganti keduanya, yaitu Michy Batshuayi dan Marouane Fellaini, juga memiliki kualitas yang tak kalah mengerikan.
Walau ancaman yang dihadirkan Belgia setelah Hazard dan Lukaku keluar cenderung menurun, tapi Tunisia tetap waspada sebab Batshuayi beberapa kali juga memunculkan kekisruhan di area pertahanan. Beruntung, sejumlah kans ciamik yang ia peroleh belum dapat dikonversi menjadi gol.
Namun penantian Batshuayi untuk mengukir gol di partai ini akhirnya berakhir di menit ke-90 setelah asis yang dikirimkan Youri Tielemans sukses ia selesaikan dengan brilian guna mengubah kedudukan jadi 5-1.
Di waktu yang tersisa, Tunisia ternyata masih mampu menciptakan gol konsolasi lewat sepakan Khazri yang meluncur mulus ke gawang Belgia. Alhasil, skor laga ini pun berubah lagi menjadi 5-2 sampai kemudian wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.
Lewat hasil ini, De Rode Duivels memastikan diri lolos ke babak 16 besar sementara Les Aigles de Carthage terpaksa memesan tiket pulang kampung lebih awal.