Dalam 26 tahun rezimnya di Manchester United, Sir Alex Ferguson tidak saja menelurkan para pemain hebat. Dalam masa tersebut bahkan ada beberapa pemain yang pensiun, hingga kemudian menjadi pelatih atau manajer. Dan para pemain yang kemudian menjadi pelatih itu pun beberapa sudah tersohor karena kualitasnya masing-masing. Fakta bahwa ia merupakan anak didik Sir Alex terkadang menjadi luput.
Ibarat para murid Yesus dalam ajaran Kristen, atau Al-Hawariyin dalam ajaran Islam, murid-murid Sir Alex ini kemudian berpencar dan mengembangkan kariernya. Dan kami mengurutkan 12 yang paling terbaik dari kurang lebih 32 pemain yang pernah diasuh oleh Sir Alex, dan melanjutkan kariernya sebagai pelatih atau manajer. Daftar ini tidak memasukan nama-nama seperti Carlos Queiroz, Steve McClaren, dan Rene Meulensteen yang memang tidak sempat bermain di bawah arahan Sir Alex secara langsung:
Gordon Strachan
Gordon Strachan adalah ibarat Petrus di antara murid-murid Sir Alex lainnya. Ia adalah yang paling awal menyerap ilmu dari gurunya tersebut. Bermain di United di era-era awal Sir Alex hingga tahun 1989, selepas pensiun pada tahun 1997, Strachan kemudian melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Prestasi terbaiknya adalah ketika berhasil membawa Celtic FC menjuarai Liga Skotlandia dalam tiga musim beruntun (2005/2006, 2006/2007, 2007/2008).
Bryan Robson
Dijuluki Captain Marvel ketika masih bermain. Mengenakan nomor punggung tujuh sebelum Eric Cantona, kariernya sebagai juru taktik lebih tersohor karena kegagalannya mengangkat prestasi timnas Thailand. Padahal ketika menangani Middlesbrough ia sempat membawa klub tersebut menjadi kuda hitam di Liga Primer Inggris.
Mark Hughes
Dalam satu sudut pandang, sepak bola menyerang sporadis ala Mark Hughes boleh dibilang cukup revolusioner. Tetapi Hughes nyatanya lebih sering berputar-putar menangani tim medioker Liga Primer Inggris. Setelah cukup lama menangani Stoke City, Hughes ditunjuk sebagai manajer baru Southampton, dan membawa klub selatan Inggris tersebut bertahan di Liga Primer musim lalu.
Steve Bruce
Hampir serupa dengan kompatriotnya, Mark Hughes, Steve Bruce juga karier kepelatihannya lebih banyak berputar-putar di tim medioker Liga Primer Inggris. Bahkan ada anekdot, bahwa Bruce adalah pelatih yang sesuai ketika sebuah tim mesti bertarung keluar dari zona degradasi. Kini ia merupakan manajer dari Aston Villa yang berkompetisi di Divisi Championship.
Darren Ferguson
Di antara ketiga putra Ferguson, Darren adalah satu-satunya yang mengikuti jejak sang ayah. Bahkan Darren pun ikut terjun ke dunia kepelatihan. Berbeda dengan sang ayah yang bahkan hingga membuat warisan yang begitu legendaris di Manchester United, karier Darren lebih banyak dihabiskan di tim-tim divisi bawah Inggris.
Michael Appleton
Putra daerah Manchester. Kariernya sebagai pesepak bola memang tidak terlalu mentereng, tetapi ia diakui sebagai salah satu pelatih muda berbakat yang dimiliki oleh Inggris. Ia kini menjabat sebagai asisten pelatih di Leicester City. Sempat diberikan tawaran untuk menjadi manajer setelah Craig Shakespeare dipecat, Appleton menolaknya, dan tetap bertahan sebagai asisten hingga akhirnya The Foxes kemudian menunjuk Claude Puel.
Andre Kanchelkis
Serupa dengan karier bermainnya yang tidak terlalu terdengar gaungnya, Andre Kanchelkis kemudian melanjutkan karier di dunia kepelatihan setelah pensiun pada tahun 2006. Kanchelkis yang pernah membela timnas Uni Soviet ini lebih banyak menghabiskan karier kepelatihannya di divisi bawah Liga Rusia.
Laurent Blanc
Boleh jadi merupakan murid Sir Alex yang paling sukses dan tersohor ketika pensiun, dan melanjutkan karier sebagai pelatih. Sir Alex sendiri dalam beberapa wawancara dengan terbuka memuji Blanc. Di lain pihak, Blanc juga tidak sungkan untuk memuji mentornya tersebut. Dalam sebuah wawancara pada tahun 2008, Blanc mengaku ia terinspirasi oleh Sir Alex terutama terkait filosofi permainan dari tim yang ia tangani. Setelah usai masa kerjanya bersama Paris Saint-Germain tahun 2016 lalu, Blanc belum lagi kembali ke dunia juru latih.
Paul Ince
Eksentrik bahkan sejak ketika masih bermain. Yang selalu diingat ketika Paul Ince melanjutkan kariernya untuk menangani sebuah tim sebenarnya bukan karena kemampuannya, tetapi nilai-nilai anti diskriminasi dan rasialisme yang ia pegang. Ince tercatat sebagai manajer berkulit hitam pertama yang meraih penghargaan bulanan manajer terbaik Liga Primer Inggris.
Roy Keane
Sempat menunjukan potensi besar ketika menangani Ipswich dan Sunderland, tapi keperkasaan Roy Keane ketika masih bermain, sepertinya memang tidak benar-benar berlanjut dalam karier kepelatihanya. Sempat bekerja sebagai asisten pelatih Aston Villa pada tahun 2014, Keane kemudian mundur, dan lebih berfokus sebagai asisten pelatih timnas Republik Irlandia hingga saat ini.
Ole Gunnar Solksjaer
Serupa dengan yang terjadi dengan Roy Keane, Ole Gunnar Solksjaer sempat membuat pekerjaan yang mengesankan bersama Molde di Liga Norwegia, dan membawa klub tersebut menjadi juara dalam dua musim beruntun (2011,2011). Keputusannya untuk hijrah ke Inggris dan menangani Cardiff City dianggap terlalu cepat hingga akhirnya pada tahun 2015 ia kembali ke Molde.
Ryan Giggs
Selalu dianggap sebagai pewaris sah takhta Sir Alex di United. Menjadi caretaker tim ketika David Moyes dipecat, menjadi asisten Louis van Gaal, namun pekerjaannya tidak berlanjut di era Jose Mourinho. Sempat diisukan akan menangani tim Liga Primer Inggris, Giggs nyatanya kemudian ditunjuk sebagai pelatih baru timnas Wales yang gagal lolos ke Piala Dunia 2018.
Honorable mentions
Selain nama-nama diatas, ada pula nama-nama lain yang sempat bermain di bawah arahan Sir Alex, lalu melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Mulai dari Chris Casper yang kini menjad direktur olahraga Salford City FC, lalu ada Jaap Stam yang sempat menangani Reading, dan Gabriel Heinze yang kini menangani Velez Sarsfield. Pun termasuk Gary Neville yang sempat mengalami masa kerja buruk bersama Valencia, di mana adiknya, Phil Neville pun mengikuti kakaknya berkerja di Spanyol. Satu nama yang paling segar tentunya Michael Carrick yang baru saja pensiun, dan akan masuk jajaran staf pelatih United di musim mendatang.