Lewat performa heroik di sepanjang musim 2017/2018, salah satu kesebelasan Italia yang sangat beken di telinga penikmat sepak bola Indonesia, Parma, berhasil menggondol satu tiket promosi otomatis ke Serie A.
Hal itu didapatkan oleh Alessandro Lucarelli dan kawan-kawan usai finis di peringkat kedua Serie B, di bawah sang kampiun, Empoli. Kesuksesan itu pun mendatangkan suka cita buat tifosi fanatik I Gialloblu. Pasalnya, perjuangan yang berlangsung selama tiga musim beruntun, semenjak bertempur di Serie D, akhirnya terjawab.
Beberapa waktu lalu, seluruh personel yang ada di tubuh Parma, mulai dari pemain, pelatih, manajemen hingga suporter, berpesta untuk merayakan keberhasilan itu. Pada momen itu sendiri, I Gialloblu juga melepas sang kapten, Lucarelli, yang memutuskan buat pensiun setelah mengantar Parma beroleh tiket promosi.
Namun baru-baru ini, klub yang pernah menggondol dua trofi Piala UEFA/Liga Europa itu sedang was-was. Hal tersebut menyeruak sebab federasi sepak bola Italia (FIGC) tengah menyelidiki isu terkait pengaturan skor yang dilakukan oleh dua penggawanya (tidak disebutkan namanya).
Seperti dirilis oleh Gazzetta dello Sports, dua pemain Parma itu ditengarai mengontak pemain Spezia, lawan mereka di giornata pamungkas Serie B 2017/2018 supaya tidak ngotot dalam bermain. Dengan demikian, I Gialloblu dapat bermain spartan guna mengunci kemenangan.
Pada momen krusial tersebut, angka penuh memang jadi syarat mutlak bagi Parma kalau ingin menyalip Frosinone di papan klasemen sekaligus merengkuh tiket promosi otomatis.
Salah satu indikasi yang naik ke permukaan dan diduga sebagai salah satu bukti adanya kesepakatan culas di antara pemain Parma serta Spezia adalah eksekusi penalti Alberto Gilardino yang melambung tinggi ke angkasa. Padahal, jika bekas penggawa tim nasional Italia tersebut sukses mengoyak jala Parma, Spezia akan menyeimbangkan skor jadi 1-1.
Dalam jangka waktu beberapa pekan ke depan, FIGC akan terus melakukan investigasi terkait dugaan ini. Andai terbukti bersalah, I Gialloblu pun terancam hukuman yang cukup berat, kemungkinan berupa pembatalan hak promosi ke Serie A.