Piala Dunia 2018

Profil Bintang Piala Dunia 2018: Xherdan Shaqiri, di Antara Realita, Cinta, dan Harapan

Granit Xhaka harus diakui sebagai pemain paling penting di timnas Swiss saat ini. Ia merupakan poros sekaligus kunci permainan tim. Tetapi apabila pertanyaannya kemudian adalah siapa pemain yang membuat publik sepak bola Swiss selalu bergairah, jawabannya tentu adalah Xherdan Shaqiri.

Alasannya boleh dibilang sederhana: Shaqiri adalah tipe pemain yang membuat pertandingan menjadi lebih menarik untuk ditonton. Shaqiri membuat penonton selalu berdiri atau duduk pun hanya di ujung bangku. Shaqiri membuat adrenalin penonton bisa terus bergejolak sepanjang laga.

Messi dari Alpen, begitu ia dijuluki. Shaqiri bermain di sisi kanan, lalu ia akan bergerak masuk merangsek ke area tengah, lalu menembak dengan kaki kiri yang dahsyat. Sebenarnya sedikit corak permainan Shaqiri lebih serupa dengan winger legendaris Belanda, Arjen Robben. Yang membedakan adalah permainan Shaqiri lebih bertenaga.

Cerita menarik dari karier Shaqiri ada pada perjalanan karier di level klub. Arah karier pemain berusia 26 tahun ini disebut-sebut berada dalam situasi terbalik. Seperti yang diketahui, setelah membela klub masa kecilnya, FC Basel, Shaqiri kemudian hengkang ke FC Bayern München, di mana ia di sana berhasil membawa klub tersebut meraih gelar juara Liga Champions. Sempat mendarat sebentar di Internazionale Milano, Shaqiri lalu hengkang ke Stoke City. Seandainya situasi tersebut dibalik, tentu akan menjadi perjalanan yang terasa jauh lebih indah.

Apalagi di musim kompetisi 2017/2018 lalu, Shaqiri gagal membawa Stoke City untuk tetap bertahan di Liga Primer Inggris. Delapan gol dan tujuh asis yang dibuatnya musim lalu, tidak berhasil menyelamatkan Stoke City. Realita pahit tersebut tentu membuat Shaqiri berharap bisa menebusnya bersama Swiss di Piala Dunia 2018. Apalagi cerita yang melingkupi Shaqiri dan Swiss akan semakin membuatnya menggebu-gebu.

Shaqiri adalah satu dari banyak imigran asal Balkan dan wilayah Slavik lain yang datang ke Swiss karena perang saudara. Keluarga Shaqiri berasal dari Kosovo, dengan darah Albania juga mengalir dalam nadinya. Shaqiri tidak menafikan fakta bahwa ia berasal dari Kosovo. Dalam sebuah wawancara, Shaqiri bahkan menyebut setiap bertanding di level internasional, ia selalu merasa membawa dua kebanggaan, yaitu sebagai warga negara Swiss, tetapi juga ia tidak melupakan cintanya kepada Kosovo, tempat di mana ia berasal.

Kebanggaan dan harapan itulah kemudian yang membuat Shaqiri selalu tampil determinan untuk timnas Swiss. Salah satu buktinya terjadi Piala Dunia edisi lalu di Brasil di mana Shaqiri tampil menggila. Yang terbaik tentunya adalah ketika ia menyarangkan hat-trick ke gawang Honduras di pertandingan terakhir fase grup.

Realita saat itu memang bukan sesuatu yang bisa dengan mudah diterima oleh Shaqiri. Tetapi dengan cinta besarnya kepada Swiss yang menerima sekaligus membesarkannya setelah mesti pergi dari rumahnya, kemudian memunculkan harapan, yaitu bisa membawa Swiss melaju jauh di Piala Dunia edisi kali ini. Sekaligus harapan lain yaitu, menarik minat kesebelasan lain untuk memperbaiki realita kariernya di level klub musim depan.