Piala Dunia 2018

Profil Swiss di Piala Dunia 2018: Misi Schweizer Nati Mengubah Status Underdog di Setiap Turnamen

Selama dua dekade terakhir, perkembangan sepak bola Swiss cukup berkembang pesat jika dibandingkan dengan sebelumnya. Di level klub, meski seringkali hanya diwakili Basel, mereka sudah mampu menunjukkan kualitas sepakbola mereka. Begitu pun di level timnas, di mana Schweizer Nati menjadi salah satu tim langganan turnamen di Eropa, meski tak pernah diunggulkan.

Namun itulah masalahnya. Sampai saat ini, Swiss hanya bisa menjadi tim underdog saja, yang hanya mampu menyulitkan tim-tim besar, namun ujung-ujungnya tetap tersingkir di awal. Prestasi tertinggi mereka selama dua dekade terakhir pun hanya mentok di babak 16 besar, baik Piala Dunia maupun Piala Eropa. Hal ini yang berusaha diubah oleh skuat asuhan Vladimir Petkovic.

Sedikit berbeda dengan masa lalu, kali ini hampir semua pemain Swiss merumput di liga-liga top Eropa. Level kompetitif yang tinggi tentu akan memberi tambahan kualitas kepada timnas Swiss. Saat gong tanda dimulainya Piala Dunia sudah dibunyikan di Rusia, mereka akan berusaha agar nasib mereka juga berbeda dari yang sudah-sudah.

Skuat inti

Petkovic selaku pelatih Swiss baru akan mengumumkan 23 pemain pilihannya untuk berlaga di Rusia pada 4 Juni mendatang, namun saat ini ia sudah mempunyai daftar skuat sementara sebanyak 26 orang.

Hampir tidak ada kejutan yang berarti dalam daftar tersebut, kecuali dicoretnya dua pemain senior, Admir Mehmedi dan Eren Derdiyok, serta dipanggilnya dua kiper muda yang belum memiliki cap, yakni Gregol Kobel dan Yvon Mvogo. Sisanya, semua pemain andalan Petkovic saat tampil di laga kualifikasi Piala Dunia maupun persahabatan dipanggil ke dalam skuat sementara ini.

Kekuatan

Lini tengah menjadi poros kekuatan utama Swiss. Meski harus ditinggal Mehmedi yang masih belum pulih sepenuhnya dari cedera ligamen, namun masih ada nama-nama seperti Granit Xhaka (walau baru saja terkena cedera lutut di latihan), Xherdan Shaqiri, hingga duet veteran Blerim Dzemaili dan Valon Behrami.

Jangan lupakan juga nama-nama baru seperti Remo Freuler (Atalanta), Steven Zuber (Hoffenheim) dan Denis Zakaria (Borussia Mönchengladbach) yang sedang tampil oke bersama klub masing-masing pada musim lalu. Pada fase kualifikasi, lini tengah menjadi penyumbang gol terbanyak. Hal ini menjadi bukti bahwa kualitas Swiss bisa diadu oleh lawan-lawan mereka di fase grup.

Kelemahan

Swiss kurang mendapat tekanan selama fase kualifikasi. Praktis hanya Portugal yang menjadi lawan terberat mereka. Saat di babak play-off pun mereka ‘hanya’ kebagian melawan Irlandia Utara. Hal ini mengakibatkan kualitas mereka kurang teruji. Dibandingkan tiga negara lain di Grup E, jalur Swiss ke Rusia tergolong paling ringan.

Persoalan lainnya menyangkut lini depan. Seperti yang telah disebutkan, lini tengah menjadi penyumbang terbesar gol Swiss selama kualifikasi. Sayangnya, Petkovic seperti tak memiliki banyak pilihan di lini depan karena terlalu mengandalkan Haris Seferović sebagai penyerang tunggal.

Ia selalu dimainkan dalam 15 laga terakhir Swiss, namun hanya mencetak 4 gol, semuanya ke gawang Latvia, Andorra (2 gol), dan Hungaria. Ini tentu menjadi persoalan, pasalnya lawan-lawan mereka di Rusia jauh lebih sulit. Petkovic harus menemukan cara untuk mengatasinya, minimal menemukan supersub yang bisa diandalkan saat lini tengah juga mengalami kebuntuan mencetak gol.

 

pledoi untuk Granit Xhaka

Pemain kunci: Granit Xhaka

Tampil sebanyak 14 kali dari 15 laga terakhir Schweizer Nati tentu menjadi bukti betapa vitalnya peran Xhaka di lini tengah. Kemampuannya dalam memutus serangan lawan serta menciptakan banyak peluang untuk timnya menjadi alasan Petkovic selalu memercayainya. Selain itu, ia juga bisa diandalkan untuk mencetak gol.

Mungkin gaya permainannya agak sedikit kasar dalam bertahan, namun hebatnya ia tak pernah mendapatkan skorsing sama sekali musim lalu. Ia bahkan selalu tampil dalam setiap laga yang dimainkan Arsenal di Liga Inggris, berbeda dengan musim pertamanya di Inggris. Perubahan sikapnya ini tentu menjadi sebuah keuntungan sendiri baginya dan timnas Swiss saat berlaga di Rusia nanti. Namun masalahnya, ia kemarin baru saja mendapat cedera lutut di latihan dan berpeluang absen di Piala Dunia namun sejauh ini belum ada info resmi dari timnas Swiss.

Prakiraan formasi

4-2-3-1 menjadi andalan Petkovic selama kualifikasi, dan kemungkinan akan menjadi pilihan utamanya saat berlaga di Piala Dunia nanti. Yann Sommer akan menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang. Sementara Fabian Schar akan mengisi posisi bek tengah, ditemani Johan Djourou atau wonderkid Borussia Dortmund, Manuel Akanji. Posisi bek sayap kemungkinan besar akan diisi oleh Ricardo Rodriguez di sisi kiri dan kapten Stephan Lichtsteiner di sisi kanan.

Lini tengah bisa memberikan banyak opsi, namun Xhaka tampaknya akan menyegel satu posisi sebagai gelandang tengah jika ia bisa bermain, berduet dengan Behrami. Jika Behrami diistirahatkan, Freuler atau Zakaria akan menjadi pilihan utama untuk menggantikannya.

Absennya Mehmedi membuat Zuber menjadi pilihan utama sebagai sayap kiri, sedangkan sisi kanan mutlak menjadi milik Xhaqiri. Mereka berdua akan mengapit Dzemaili yang bertindak sebagai gelandang serang. Jika Dzemaili diistirahatkan, Xhaqiri akan mengisi posisinya dan sayap kanan akan diisi Breel Embolo. Sedangkan posisi penyerang tunggal hampir dipastikan menjadi milik Seferovic.

Peluang di Piala Dunia 2018

Harus diakui, langkah Swiss untuk lolos ke babak 16 besar cukup terjal, walau bukan tanpa harapan. Hal ini dikarenakan mereka harus melewati rintangan pertama dengan menghadapi Brasil, sang favorit juara.

Meraih kemenangan tentu amat berat, namun jika berhasil mencuri poin, bukan tak mungkin moral para pemain Schweizer Nati akan terangkat dan berimbas pada dua laga berikutnya, yakni menghadapi Serbia dan Kosta Rika. Semua dimulai dari laga pertama yang akan berlangsung di Stadion Rostov Arena pada 17 Juni mendatang.