Piala Dunia 2018

Profil Bintang Piala Dunia 2018: Christian Eriksen, Dinamit yang Siap ‘Meledak’ di Rusia

Tottenham Hotspur bisa dibilang menjadi tim dengan skuat muda terbaik di Liga Primer. Mauricio Pochettino, sang pelatih, dengan pintar meracik taktik menggunakan pemain-pemain muda tersebut. Meski belum mendapat gelar apapun sejak melatih Spurs, tidak bisa disangkal bahwa permainan mereka lebih berkembang di bawah pelatih asal Argentina tersebut.

Namun, ada yang terlihat janggal dibalik kesuksesan mereka tersebut. Kejanggalan tersebut hadir karena hanya ada dua nama yang biasa muncul ke permukaan sebagai pemain terbaik mereka. Dia adalah Harry Kane dan Dele Alli. Jangan salah, mereka berdua adalah pemain yang hebat dan penuh potensi. Namun, selain mereka, sebenarnya ada satu pemain yang seharusnya mendapat perhatian yang serupa. Dia adalah gelandang asal Denmark, Christian Eriksen.

Eriksen merupakan aset berharga yang dimiliki oleh Spurs. Perannya sebagai gelandang kreatif mulai jelas terlihat di musim 2015/2016. Ketika timnya sedang berusaha menekan Leicester City di puncak klasemen, dia yang menjadi konduktor dalam beberapa gol yang dicetak oleh The Lilywhites di musim tersebut. Total dia mencatatkan 15 asis dan tak lupa, dia juga mencetak enam gol di Liga Primer.

Catatannya membaik di musim selanjutnya. Untuk urusan membuat asis, Eriksen kembali mampu memberikan 15 asis di musim 2016/2017. Catatan golnya pun bertambah menjadi delapan gol di musim tersebut. Di musim terbarunya bersama Spurs, kreativitas Eriksen terlihat menurun jika kita hanya berbicara soal statistik. Namun di lapangan, dia adalah konduktor sejati, yang terus-menerus memberikan umpan-umpan akurat kepada Kane, Alli, atau siapapun pemain Spurs yang ada di depan.

Lalu kenapa dia tidak mendapat sorotan lebih yang harusnya dia dapatkan? Salah satu alasan yang langsung muncul di pikiran penulis adalah dia bukan pemain yang berasal dari Inggris.

Bukan Piala Dunia pertamanya

Berbeda dengan klub dia kurang mendapat perhatian yang seharusnya dia dapatkan, di tim nasional Denmark, Eriksen dipuja karena permainannya yang atraktif dan tak jarang menjadi penyelamat negaranya. Wajar jika pendukung mereka memiliki harapan yang lebih terhadap timnas Denmark untuk berprestasi di Piala Dunia 2018 nanti karena adanya pria berusia 26 tahun tersebut.

Ini bukanlah pertama kalinya Eriksen mengikuti ajang Piala Dunia. Pelatih terdahulu, Morten Olsen, sudah membawa Eriksen di Piala Dunia 2010, namun dia hanya bermain di dua pertandingan, itu juga hanya menjadi pemain pengganti. Dia baru mulai menjadi pemain inti ketika The Danish Dynamite berjuang untuk lolos ke Piala Dunia 2014. Sayangnya, Eriksen gagal membawa timnya ke Brasil.

Tak mau kembali mengulangi kegagalannya lagi, Eriksen kali ini mampu membawa negaranya berpentas di Piala Dunia. Di babak kualifikasi, dia berhasil mencetak delapan gol, lima di antaranya dicetak dalam lima pertandingan beruntun. Dia juga memberikan servis kepada rekan-rekannya dengan mencatatkan empat asis, di mana tiga asis dia buat dalam satu pertandingan. Sayangnya hal tersebut tak mampu mengejar dominasi Polandia di Grup E dan Denmark melanjutkan perjuangannya di babak play-off.

Pemain terbaik di Denmark saat ini

Eriksen adalah seorang playmaker yang ulung. Dia punya penglihatan yang tajam untuk melacak keberadaan rekan-rekannya. Seperti kebanyakan gelandang hebat lainnya, Eriksen punya kemampuan umpan yang di atas rata-rata. Umpan lambung, umpan silang, atau umpan terobosan semua bisa dilakukan olehnya. Ketika menghadapi dirinya, lawan tidak boleh membiarkan Eriksen sedikit saja karena dia pasti mampu mencari celah untuk mengirimkan bola ke rekannya.

Eksekusi bola mati juga menjadi salah satu keahlian Eriksen. Tak hanya mampu memberikan umpan akurat dan pas ke rekannya, dia juga mampu mengantarkan bola ke dalam gawang lawannya sendiri. dia sudah membuktikannya dengan mencetak beberapa gol dari tendangan bebas.

Ketika kemampuan umpannya sudah tidak diragukan lagi, Eriksen juga gemar mencetak gol, khususnya dari jarak jauh. Tendangan kaki kanannya memang menjadi momok mematikan bagi para bek dan juga kiper. Hal ini dibuktikan ketika timnas Denmark bertemu dengan Republik Irlandia di babak play-off.

Mungkin, ini bisa menjadi contoh keganasan Eriksen. Berdasarkan statistik dari Wyscout, dia mencatatkan empat tendangan dan semuanya mengarah ke gawang serta tiga di antaranya menjadi gol. Meski tidak memberikan asis, Eriksen tetap mampu mengalirkan bola dengan memberikan 55 umpan, 91 persen umpan sukses diberikan. Eriksen juga tidak hanya diam di tengah, tetapi dia juga menyisir ke kiri dan ke kanan untuk mencari peluang.

Sama seperti manusia lainnya, Eriksen bukanlah pemain yang sempurna. Postur badannya tidak bisa dilang besar dan hal ini berpengaruh ketika dia berduel dengan pemain lawan. Di pertandingan melawan Irlandia saja, Eriksen berduel memperebutkan bola sebanyak 21 kali namun hanya mampu menang sebanyak tujuh kali alias hanya 33 persen saja.

Terlepas dari semua hal di atas, Eriksen adalah pemain yang patut untuk disimak pada Piala Dunia 2018 ini. Setidaknya, bersama timnas Denmark, dia bisa mendapat pengakuan lebih yang sepatutnya dia dapatkan.